Makanan Unik Shiokara, Orang Jepang pun Banyak yang Gak Suka?

WeXpats
2022/04/19

Jepang dikenal memiliki banyak wisata kuliner yang unik serta lezat. Selain sushi dan ramen, ternyata ada makanan khas Jepang yang juga unik dan wajib dicoba, yaitu Shiokara. Makanan yang satu ini mungkin belum terlalu terkenal di telinga para wisatawan, namun sebenarnya ini merupakan makanan tradisional. Nah, bagaimanakah tekstur dan rasanya?

Ketika melihat shiokara untuk pertama kalinya, mungkin orang tidak akan tertarik melihatnya. Berbeda dengan ramen dan sushi yang tampak cantik dan mewah, makanan yang juga dikenal dengan chinmi ini terlihat kental dan berlendir. Meskipun begitu, makanan ini digemari oleh banyak warga lokal karena rasanya yang unik serta khasiatnya yang bagus untuk kesehatan tubuh.

Daftar Isi

  1. Mengenal Tekstur Pekat Shiokara
  2. Sejarah Shiokara di Asia
  3. Komposisi dan Kandungan Gizi
  4. Dimana Membeli Shiokara?

Mengenal Tekstur Pekat Shiokara

Salah satu keunikan dari makanan ini adalah teksturnya yang pekat dan kental. Hal ini jugalah yang membuat banyak orang, terutama wisatawan asing ragu untuk mencobanya. Secara kasat mata, makanan ini terlihat berlendir dan kenyal. Tingkat kekenyalan dari makanan ini tergantung dari jenis ikan yang ada di dalam makanan.

Pada umumnya, komposisi chinmi terdiri dari banyak jenis ikan laut. Namun salah satu yang paling banyak ditemukan adalah cumi. Selain cumi, biasanya di dalam makanan ini terdapat isi ikan tersebut, seperti usus hingga paru yang tercampur jadi satu.

Untuk rasanya sendiri banyak yang menyatakan bahwa makanan unik ini asin dan gurih. Bahkan ada yang menyatakan bahwa chinmi sekilas terasa seperti anchovies yang berasal dari Eropa, namun dengan tekstur yang berbeda. Jadi, bagi yang suka dengan anchovies khas Eropa, pasti akan suka dengan makanan ini juga.

Sejarah Shiokara di Asia

Makanan tradisional shiokara ternyata sudah ada sejak abad ke-11 Jepang. Pada saat itu, tidak tersedia banyak makanan, terutama pada saat musim dingin. Sebagai penggantinya, orang pada zaman tersebut melakukan fermentasi pada berbagai jenis ikan laut seperti cumi, ikan dan berbagai ikan laut lainnya. Setelah difermentasi, makanan tersebut akan disimpan untuk kebutuhan musim dingin.

Hal inilah yang menjadi kelebihan makanan tradisional tersebut. Karena sudah difermentasi, makanan tersebut dapat bertahan cukup lama. Proses pembuatannya pun dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu konvensional dan yang disederhanakan.

Jika membuat hidangan ini dengan cara konvensional, maka pemilik bisa menyimpannya cukup lama karena kandungannya yang tinggi. Lama penyimpanannya dapat mencapai 1 bulan dalam suhu ruangan. Sedangkan bagi yang menggunakan metode disederhanakan, penyimpanannya harus dimasukkan ke kulkas atau area bersuhu di bawah 10 celcius derajat. Hal ini dikarenakan proses pembuatannya yang menggunakan lebih sedikit garam.

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, chinmi pun tidak menjadi makanan utama lagi. Makanan ini hanya menjadi makanan utama untuk yang berada di daerah terpencil dan kesulitan mencari atau membuat makanan lain. Sebaliknya, saat ini chinmi pun menjadi makanan pendamping di sebagian besar rumah makan di Jepang.

Hingga kini, masyarakat lokal chinmi tetap mengkonsumsi chinmi. Sebagian orang mengkonsumsi makanan tersebut dengan nasi hangat ataupun ochazuke. Ochazuke sendiri adalah nasi Jepang yang telah direndam dengan green tea.  Nasi ini biasanya dibuat untuk mengurangi rasa asin dari hidangan ikan laut tersebut.

Saat ini, chinmi tidak hanya bisa ditemukan di Jepang namun juga beberapa negara lainnya di Asia. Sama halnya dengan di Jepang, makanan ini menjadi makanan pendamping untuk makanan utama lainnya. Bagi yang ingin mencoba chinmi namun di negara lain, cobalah datang ke Thailand, Kambodja, Laos, Korea Selatan hingga Myanmar.

Komposisi dan Kandungan Gizi

Ada banyak cara dan komposisi yang dibutuhkan untuk membuat chinmi. Namun, salah satu yang paling terkenal dan banyak ditemukan adalah cumi-cumi. Namun, selain cumi, beberapa bahan lainnya yang sering digunakan adalah tuna, salmon hingga kepiting. Untuk membuat rasanya semakin bervariasi, banyak orang yang menambahkan dan mencampurkan bahan lainnya seperti usus dan hati.

Untuk bumbunya sendiri, chinmi biasanya dicampur dengan bumbu-bumbu khas Jepang seperti wasabi serta kecap asin Jepang. Jika ingin membuat rasanya lebih enak di lidah, biasanya ditambahkan bumbu lainnya seperti mirin, yuzu hingga bubuk sambal dan zest. Jenis bumbu yang digunakan pun dapat disesuaikan dengan lidah dan selera setiap orang.

Meskipun rasanya tergolong unik, namun makanan yang difermentasi ini ternyata memiliki banyak manfaat lho. Salah satunya adalah untuk meningkatkan kesehatan pencernaan. Seperti diketahui, makanan fermentasi menghasilkan probiotik yang dapat membantu menyeimbangkan bakteri baik di usus serta menyelesaikan berbagai masalah pencernaan.

Selanjutnya, probiotik yang tinggi dapat meningkatkan kekebalan tubuh manusia sehingga mengurangi resiko untuk terkena penyakit. Hal inilah yang membuat banyak orang, terutama orang tua mengkonsumsi makanan tersebut.

Meskipun belum terbukti secara detail, namun banyak orang yang menyatakan bahwa makanan ini juga dapat menurunkan berat badan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa probiotik dalam makanan fermentasi dapat melunturkan lemak di dalam perut sehingga membantu menurunkan berat badan.

Kandungan lain dalam makanan ini adalah vitamin dan mineral harian yang terdapat dalam cumi. Ikan laut yang satu ini dikenal memiliki banyak kandungan mineral seperti kalsium, zat besi hingga magnesium. Jadi, ketika makanan tersebut difermentasi, ada banyak kandungan gizi yang bisa didapatkan.

Dimana Membeli Shiokara?

Untungnya, makanan tradisional yang satu ini mudah ditemukan di Jepang. Bagi turis yang datang ke Jepang, shiokara mudah ditemukan di Tokyo, baik di dalam restoran maupun pinggir jalan. Jika membelinya di pinggir jalan, maka pembeli biasanya akan mendapatkan hidangan di dalam gelas atau wadah plastik. Sedangkan jika membelinya di dalam restoran, makanan ini disajikan sebagai hidangan utama atau sampingan.

Salah satu tempat yang terkenal menyajikan makanan khusus ini adalah Bar Shiokara Ginza Shop. Disini, para pengunjung bisa menemukan berbagai macam jenisnya dengan pilihan ikan yang bervariasi. Untuk membuatnya semakin lezat, terdapat pula sake untuk melengkapi sajian.

Bagi yang ingin membeli makanan halal, maka cobalah datang ke Nasco Halal Food. Di tempat makan ini, penjual menjual berbagai makanan Jepang yang halal termasuk makanan tradisional ini. Jadi, bagi para pengunjung Muslim yang datang ke Jepang, cobalah datang ke restoran yang satu ini.

Bagi yang ingin mencobanya namun ragu dengan rasanya, maka cobalah untuk memakannya dalam satu suap saja. Jika takut rasanya aneh, maka makanlah makanan tersebut dengan sake juga, agar rasanya tidak tertinggal terlalu lama di dalam mulut.

Meskipun rasanya aneh dan unik, namun turis yang datang ke Jepang wajib mencoba shiokara. Selain bisa mendapatkan pengalaman baru, tubuh manusia pun bisa mendapatkan banyak gizi dan vitamin. Untuk mengurangi rasanya yang aneh dan unik, usahakan untuk makan makanan tersebut dalam satu lahap saja. Ketika mencobanya, jangan kaget ya jika rasanya asin dan unik sekaligus!

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Kehidupan di Jepang/ Makanan & Belanja di Jepang/ Makanan Unik Shiokara, Orang Jepang pun Banyak yang Gak Suka?

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie