Naritasan, Kuat nya Budaya di Tengah Kemajuan Kota

WeXpats
2022/06/10

Kuil Shinshoji di Narita adalah kuil markas sekte Chizan dan juga dikenal sebagai Fudo dari Naritasan. Berada di dekat pintu masuk Jepang, Bandara Internasional Narita, kuil ini menjadi tempat yang dapat disinggahi tepat setelah kedatangan atau sebelum keberangkatan. Ada banyak highlight di seluruh situs besar ini yang menarik untuk dibahas.

Daftar Isi

  1. Mengenal Kuil Naritasan
  2. Sejarah Kuil
  3. Event Penting
  4. Akses ke Naritasan

Mengenal Kuil Naritasan

Narita-san, dalam Bahasa Jepang dapat diartikan juga sebagai nama sebuah gunung yaitu Narita. Sementara kuil Narita tidak lain merupakan kuil Budha yang berada di pusat Narita. Kuil ini berdiri pada tahun 940 oleh Kanchō Daisōjō, seorang murid dari Kōbō Daishi.

Kuil ini merupakan kuil utama di cabang Chisan (Chisan-ha) New Shingon (Shingi Shingon). Selain itu, Kuil Naritasan juga memiliki kompleks bangunan yang sangat besar disertai pekarangan, sehingga merupakan salah satu kuil paling populer di wilayah Kantō. Bangunan dan pekarangan tersebut memiliki filosofi kebijaksanaan raja yang tak tergoyahkan. Biasanya, digambarkan juga dengan patung dewa memegang pedang dan tali dan dikelilingi oleh api.

Spot lain yang menjadi highlight di tempat ini adalah Menara Bertingkat Tiga. Menara ini didirikan pada tahun 1712. Namun hingga saat ini, penampilannya masih sama seperti pada saat dibangun. Menara ini tingginya 25 meter dan ditetapkan sebagai aset budaya penting di Jepang. Selain itu, banyak juga patung-patung penuh warna yang indah di tempat ini.

Sejarah Kuil

Kuil ini didirikan pada tahun 940 untuk memperingati kemenangan pasukan yang dikirim dari ibu kota Heian untuk menekan pemberontakan oleh samurai wilayah Kantō yaitu Taira no Masakado. Pendeta Shingon Kanchō yang turut bersama pasukan, membawa serta gambar Acala dari Gomad (Aula Persembahan Api) Takao-san Jingo-ji di Kyōtō.

Pendiri Shingon, Kōbō Daishi sendiri dikatakan telah mengukir gambar tersebut dan menggunakannya dalam ritual api suci Goma yang dilakukan guna membantu menghentikan pemberontakan pada masa itu. Pemberontakan pada tahun 940 itu berakhir tepat saat Kanch menyelesaikan ritual Goma selama tiga minggu dengan gambar yang sama. Baca juga >> Kuil Buddha Jepang yang Bukan Sekadar Tempat Ritual Ibadah.

Menurut legenda, citra Acala menjadi terlalu berat setelah kemenangan untuk pindah kembali ke markasnya, jadi kuil baru di Narita-san, bernama Shinsho-ji (Kuil Kemenangan Baru), dibangun untuk mengabadikannya di tempat tersebut.

Berdiri pada tahun ketiga Tengyo atau sekitar tahun 940, kuil ini merupakan tempat berkumpulnya Fudo Myoo atau Dewa Budha, sebagai raja kebijaksanaan bagi masyarakat Jepang. Popularitas kuil ini bahkan sampai diangkat sebagai salah satu adegan kabuki, dengan melakukan permainan yang menampilkan Fudo Myoo sebagai tokoh yang diperankan.

Di tempat ini , ada banyak sekali bangunan candi seperti Somon, Niomon, Sanju no To, Daihondo, Shakado, dan Komyodo. Pengunjung akan membutuhkan setidaknya satu jam untuk mengunjungi semuanya.

Di belakang kuil, pengunjung akan menemukan Taman Naritasan, yang lebarnya sekitar 165.000 meter persegi. Bukan tanpa alasan, taman ini juga masih merupakan representasi dari kebijaksanaan raja yang sangat luas dan mendamaikan. Siapapun bisa mengunjunginya, termasuk untuk melepas penat setelah lelah berkeliling kuil.

Event Penting

Jepang memang tak pernah sepi dari ritual dan perayaan penting yang kental dengan budayanya. Demikian halnya di kuil Naritasan, tak sedikit perayaan yang digelar untuk memperingati berbagai peristiwa yang pernah terjadi, seperti di bawah ini:

1. Oshogatsu

Tahun Baru Jepang atau Shōgatsu adalah festival tahunan yang sangat unik. Sejak 1873, Tahun Baru Jepang resmi dirayakan menurut kalender Gregorian, pada tanggal 1 Januari setiap tahun. Namun, beberapa acara tradisional Tahun Baru Jepang sebagian dirayakan pada hari pertama tahun itu pada kalender Tenp modern, kalender lunisolar resmi terakhir yang digunakan hingga tahun 1872 di Jepang. Jika ingin lebih mengetahui tentang Oshogatsu Jepang baca juga, Mengenal Oshogatsu, Tradisi Perayaan Tahun Baru Jepang.

Kuil Naritasan menjadi salah satu tempat perayaan Oshogatsu di Jepang yang sangat meriah. Selain ritual ibadah untuk memohon kepada dewa perihal kebaikan di tahun mendatang, masyarakat Jepang juga menggunakan kuil ini untuk mengenang keberhasilan menaklukan pemberontakan, sehingga menjadi motivasi untuk melangkah di tahun yang baru.

2. Setsubun

Perayaan Setsubun adalah hari sebelum awal musim semi dalam kalender lama di Jepang. Nama ini secara harfiah berarti 'pembagian musiman', mengacu pada hari sebelum hari pertama musim semi dalam kalender tradisional, yang dikenal sebagai Setsubun. Meskipun sebelumnya mengacu pada kemungkinan tanggal yang lebih luas, Setsubun sekarang biasanya diadakan pada 3 Februari, dengan dua hari setelahnya merupakan hari pertama musim semi yang dikenal sebagai Risshun.

Baik Setsubun dan Risshun dirayakan setiap tahun dalam rangkaian festival musim semi. Festival ini terkait juga dengan perayaan imlek, karena serupa dalam asosiasi ritual dan budaya 'pembersihan' tahun sebelumnya sebagai awal musim baru musim semi. Setsubun disertai juga dengan sejumlah ritual dan tradisi yang diadakan untuk mengusir nasib buruk dan roh jahat tahun sebelumnya untuk tahun yang akan datang.

Setiap tahun, para aktor dan pegulat sumo berdoa untuk mendapat panen yang baik dan melakukan event melempar kacang. Acara lain di setsubun adalah Gionkai yaitu festival doa untuk panen yang baik diadakan dan kendaraan hias mengelilingi area terdekat.

3. Taiko Drum Festival

Salah satu instrumen khas dari Jepang adalah Taiko. Alat ini terdiri atas banyak instrumen perkusi yang kerap dimainkan secara kolosal. Permainan drum taiko ini tentu menjadi atraksi yang menarik dan ditunggu oleh banyak turis, karena tidak akan dimainkan sepanjang tahun selain pada saat festival.

4. Gion Festival

Perayaan lain yang bisa ditemui di Kuil Naritasan adalah Gion Festival, yang diselenggarakan secara tahunan (matsuri). Festival ini merupakan perayaan besar di Jepang, yang digelar dengan memamerkan berbagai benda-benda peninggalan budaya dari setiap kota besar.

Perayaan ini berasal lebih dari seribu tahun lalu, ketika terjadi wabah penyakit di Jepang sehingga perlu dilakukan upacara untuk tolak bala. Dibuatlah hook atau pedang dengan mata di dua sisi sebanyak 66 buah, dan dipersembahkan kepada dewa penjagaan penyakit menular. Jika penasaran lebih detail tentang Gion Festival baca juga, Gion Matsuri Festival terbesar di Kyoto.

Akses ke Naritasan

Kuil ini selalu dibuka setiap harinya. Tidak ada jam kunjungan khusus dan juga harga tiket masuk. Artinya, pengunjung bebas mengunjungi dan menikmati keindahannya kapanpun ketika melintasinya. Menariknya, terdapat juga akses wi-fi gratis dan pamflet petunjuk area yang diterjemahkan dalam Bahasa Inggris, Cina, Korea dan Thailand.

Kuil Shinshoji Naritasan berjarak sekitar 10 menit jika berjalan kaki dari stasiun Keisei "Keisei Narita" atau stasiun JR "Narita". Dari Bandara Narita, pengunjung bisa pergi dari Stasiun Bandara Narita di Terminal 1, 2, dan 3.

Jika menggunakan jalur kereta listrik Keisei Keisei, turis dapat tiba di Stasiun "Keisei Narita" dalam waktu sekitar 8 menit dan sedikit berjalan kaki menuju kuil ini selama sekitar 10 menit.

Kemudahan akses menuju Kuil Shinshoji Naritasan menjadikan aktivitas turis semakin menyenangkan. Apalagi, jika datang pada musim dimana perayaan-perayaan dilaksanakan, karena pengunjung tidak akan khawatir terlambat mengikuti event karena tersesat dan terjebak kemacetan jalan.

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Wisata di Jepang/ Tujuan & Hal-hal yang harus dilakukan di Jepang/ Naritasan, Kuat nya Budaya di Tengah Kemajuan Kota

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie