Sejak tahun 2007, Indonesia dan Jepang telah melakukan sebuah hubungan bilateral dengan cakupan yang luas dengan tujuan mempererat kerjasama ekonomi di antara dua negara. Salah satunya berfokus pada pergerakan tenaga kerja seperti trainee keahlian khusus (jisshusei), perawat (kangoshi) dan careworker (kaigofukushishi).
Seiring dengan terus menurunnya angka usia penduduk produktif, Jepang sedang membutuhkan banyak tenaga kerja dari negara lain untuk mengisi kekosongan profesi yang ada. Maka dari itu tenaga kerja careworker dan perawat di Jepang menjadi jenis profesi yang sedang dicari saat ini dengan gaji menggiurkan. Pada tahun 2018 menurut Asosiasi Perawatan Jepang (Nihon Kango Kyokai) tercatat gaji perawat lulusan SMA dengan pelatihan 3 tahun atau perawat lulusan baru bisa mendapatkan total gaji termasuk pajak sebesar 264.000 yen atau setara dengan 34.826.880 rupiah (1 rupiah = 0.0076 yen, rate tertanggal 10/9/2019).
Sebelum itu, artikel ini akan membocorkan sedikit rahasia mengenai cara mendaftar dan keuntungan yang akan kamu dapat ketika sudah resmi menjadi perawat di Jepang.
Keuntungan Kerja Sebagai Perawat di Jepang
Karena program ini adalah program kerjasama antara Indonesia dan Jepang, jika kamu lulus dalam mengikuti program ini, akan ada beberapa keuntungan yang kamu dapatkan dalam mewujudkan mimpimu. Ada biaya penempatan yang akan ditanggung pemerintah Jepang. Jadi kamu tidak usah pusing memikirkan biaya yang harus dikeluarkan untuk beberapa hal berikut ini.
1. Tiket
Ya, pemerintah Jepang akan membayar semua keperluan tiket pesawat dari Jakarta ke Jepang termasuk pajak bandara. Tapi harus diingat, biaya yang diperlukan dari lokasi asalmu ke Jakarta tidak akan ditanggung.
2. Visa
Kamu dibebaskan dari biaya visa kerja yang diapply ke Kedutaan Besar Jepang di Jakarta.
3. Pelatihan
Biaya pelatihan bahasa Jepang, akomodasi dan konsumsi selama kamu mengikuti pelatihan akan digratiskan karena biayanya telah ditanggung pemerintah Jepang.
4. Medical Check Up
Kamu diharuskan mengikuti medical check up atau tes kesehatan sebelum bisa benar-benar pergi ke Jepang. Tenang saja, biayanya gratis!
5. Tunjangan
TKI nurse dan careworker yang mengikuti pelatihan bahasa Jepang akan diberi uang saku sebanyak 10 dolar Amerika setiap harinya selama pelatihan.
Artikel Pilihan
Biaya Penempatan Kerja yang Harus Dibayar
Ada sejumlah biaya yang harus kamu bayarkan sebelum berangkat ke Jepang.
-
Tes Psikologi sebesar Rp 250.000 bagi calon TKI yang lulus tes kemampuan keperawatan
-
Medical Check Up sebesar Rp 1.000.000 bagi calon pekerja yang lulus tes tulis kemampuan keperawatan dan tes psikologi. Namun biaya ini akan diganti oleh pemerintah Jepang saat calon pekerja mengikuti pelatihan bahasa Jepang.
-
Medical Check Up ulang sebesar Rp 500.000 yang juga akan diganti jika calon pekerja mengikuti pelatihan di Jepang.
-
Sputum tes 1 sebesar Rp 400.000 dan Sputum tes 2 sebesar Rp. 400.000 (biaya yang akan diganti hanya Sputum tes 2 jika berangkat)
-
Biaya BPJS Nurse Rp 532.000 atau BPJS Careworker Rp 694.000
-
Total untuk kandidat nurse Rp. 1.182.000,- dan total untuk kandidat careworker Rp. 1.344.000,-
Syarat Mendaftar
Untuk mengikuti program ini, tidak sembarangan orang bisa mendaftar. Untuk menjadi perawat dan careworker, minimal calon pekerja harus lulus studi diploma 3 jurusan keperawatan. Syarat pendidikan minimal D3 Keperawatan, D4 Keperawatan atau S1 Keperawatan dibutuhkan karena dalam pekerjaan ini dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang tidak akan diajarkan di Jepang. Ada juga batas usia maksimal untuk mengikuti program ini, yaitu 35 tahun. Kamu juga perlu melampirkan fotokopi ijazah pendidikan dan transkrip nilai dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang sudah dilegalisasi oleh institut pendidikan masing-masing. Untuk persyaratan lengkapnya, kamu bisa lihat di situs resmi BNP2TKI.
Ujian Nasional Perawat
Ketika kamu lulus seleksi di Indonesia, kamu memang akan segera diberangkatkan di Jepang. Namun, statusmu masih sebagai kandidat perawat. Tidak usah khawatir, karena meskipun statusmu masih kandidat, kamu akan tetap mendapatkan gaji ketika melakukan praktik kerja. Jika kamu sudah melewati ujian nasional sebagai perawat, kamu juga akan mendapatkan sertifikasi resmi sebagai perawat.
Ujian nasional perawat ini tidak bisa kamu anggap remeh karena level kesulitannya cukup tinggi. Dilansir dari pengumuman yang diberikan oleh Kedutaan Besar Jepang, untuk hasil tahun 2019, hanya ada sekitar 7.5% kelulusan dari semua kandidat perawat Indonesia yang mengikuti ujian, dan 33.1% kelulusan kandidat perawat Indonesia pada ujian nasional careworker (diperlukan 3 tahun pengalaman kerja untuk ujian). Tidak banyak yang bisa lulus ujian karena kurangnya kemampuan berbahasa. Dengan ketatnya ketentuan kelulusan ujian ini pula, kualitas perawat yang dipekerjakan tetap terjaga. Agar bisa lulus ujian ini, tentu saja kamu harus benar-benar berusaha keras. Lulus ujian tidak hanya untuk mendapatkan gaji besar, namun juga beberapa keuntungan dan manfaat lain akan kamu dapatkan. Begitu kamu terdaftar dalam perawat bersertifikasi, kamu akan mendapatkan izin kerja sampai pensiun dan bisa memboyong keluargamu untuk tinggal di Jepang.
Kendala yang Akan Ditemui
Semua pekerjaan memiliki kendala dan tantangannya sendiri. Begitu juga dengan bekerja sebagai perawat dan careworker, apalagi bekerja di negara orang. Kendala yang dihadapi akan lebih banyak. Dari masalah bahasa dan budaya pun sudah berbeda. Sebagai perawat dan careworker tentunya akan banyak berkomunikasi dengan pasien di lapangan. Jika kamu tidak menguasai bahasa Jepang, kamu tidak akan bisa memberikan servis dengan baik. Kamu juga harus bisa menyesuaikan diri dengan etos kerja orang Jepang yang tentunya berbeda dengan orang Indonesia. Di awal mungkin akan terasa sedikit melelahkan karena pekerja akan merasakan tekanan dan stress dari lingkungan. Namun dengan berjalannya waktu, semua akan baik-baik saja. Selain itu, ingatlah bahwa perawat di Jepang sama sekali tidak boleh melakukan tindakan medis. Meskipun perawat Indonesia kebanyakan telah dibekali keterampilan untuk melakukan tindakan medis, di Jepang hanya dokter yang boleh melakukan tindakan medis ini.
Dengan biaya hidup tinggi, tekanan sosial yang kuat, mencoba peruntungan dengan bekerja di negara orang memang bukan hal yang mudah. Namun jika dilewati dengan sukacita, usaha dan doa, semua akan bisa dilewati.