Musim Semi di Jepang 2020. Tetap Jaga Kesehatan Dalam Euforia Keindahannya!

WeXpats
2020/04/03

Indahnya musim semi di Jepang tidak pernah berhenti menarik perhatian turis dari berbagai negara di belahan dunia. Ada yang berbeda dari musim semi kali ini. Bunga-bunga Sakura yang mekar terlihat kesepian, kelopaknya berjatuhan sendirian. Karena situasi dunia yang tidak kondusif, pemerintah Jepang membuat keputusan untuk membatasi pergerakan di ruang publik.

Mungkin beberapa dari kalian harus menampung kecewa karena tidak bisa bepergian dan harus membatalkan kunjungan ke Jepang untuk menikmati keindahan musim semi di Jepang. Jangan berkecil hati, musim semi yang indah akan kembali setiap tahunnya. Kamu punya waktu lebih untuk membuat rencana kunjungan tahun depan. Hal-hal berikut mungkin bisa kamu perhatikan untuk persiapan liburanmu selanjutnya!

Hal Tak Terduga Pada Musim Semi di Jepang 2020

Tidak jauh berbeda dengan kondisi di negara lainnya, dengan adanya pandemi yang melanda bumi tahun ini, Jepang banyak menutup akses keluar masuk negaranya, bahkan 

akses menuju tempat yang biasa menjadi tempat keramaian pun dibatasi. Supermarket dipenuhi oleh antrian yang mengular. Banyak penerbangan yang dibatalkan dan mau tidak mau, penduduk Jepang pun terpaksa harus menikmati keindahan sakura dari balkon kamar. 

Namun, pada tanggal 29 Maret 2020 lalu, ada kejadian tidak terduga yang terjadi pada permulaan musim semi di Jepang. Setelah udara menjadi hangat dan memanggil bunga-bunga untuk mekar, tiba-tiba saja suhu udara turun secara tiba-tiba menyebabkan salju turun lumayan lebat di wilayah Tokyo dan sekitarnya. Tidak disangka-sangka, hal ini menjadi salah satu keindahan yang bisa dimaknai di masa krisis seperti ini.

Yukisakura

Yukisakura adalah sebuah fenomena di mana sakura yang sudah bermekaran diselimuti salju karena perubahan cuaca yang ekstrim. Pada tanggal 29 Maret lalu, salju telah turun di area yang luas di wilayah Kanto. Bahkan di pusat kota Tokyo, hujan berubah menjadi salju di pagi hari dan mulai menumpuk setebal satu sentimeter. Selain menutupi jalanan, salju yang turun pun menutupi bunga sakura yang sedang mekar penuh sehingga membuat sebuah pemandangan yang menakjubkan. Kejadian serupa pernah terjadi di Tokyo pada tahun 1969. Dalam kasus normal, tentunya salju akan sulit turun di saat sakura sudah mekar sepenuhnya. 

Meskipun fenomena ini menjadi salah satu perdebatan dengan adanya perubahan cuaca ekstrim sebagai tanda kerusakan alam, pemandangan yang tidak biasa dan luar biasa indah ini patut disyukuri. Pada sore hari, ketebalan salju berangsur-angsur turun. Saat suhu naik, salju di sekitar pusat kota mencair sekitar malam hari.

Hati-Hati dengan Kafunsho, Alergi Serbuk Bunga di Musim Semi

Hidung gatal, mata merah, nyeri tenggorokan dan bersin yang tiada henti tentunya akan mengganggu seseorang dalam berkegiatan. Jika di antara akhir Januari hingga April kamu merasakan gejala tersebut, bisa jadi kamu menderita kafunsho alias alergi serbuk bunga. Tidak banyak orang asing yang paham tentang hal ini. Kebanyakan menyangka bersin-bersin yang dialami hanya karena udara yang masih dingin. 

Tak lama setelah Perang Dunia II, kebijakan reboisasi menghasilkan hutan besar cryptomeria dan pohon cemara Jepang, yang merupakan sumber daya penting bagi industri konstruksi. Tapi ternyata ketika pohon-pohon ini matang dewasa, mereka mulai menghasilkan banyak serbuk sari. Ketika ekonomi Jepang berkembang, bahan bangunan impor yang lebih murah menurunkan permintaan cryptomeria dan pohon cemara Jepang. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kepadatan hutan dan pohon-pohon yang menua, yang selanjutnya berkontribusi pada produksi serbuk sari yang super banyak. Akibatnya sekitar 25 juta orang (sekitar 20% dari populasi Jepang) saat ini menderita alergi serbuk bunga.

Dalam keadaan seperti sekarang ini, jangan panik jika melihat orang bersin-bersin di sekitarmu. Bisa jadi orang itu hanya mengalami alergi serbuk bunga. Yang penting kamu tetap menjaga kesehatan dan kebersihan diri sendiri.

Yozakura: Bunga Sakura Malam Hari

Kunjungan ke Tokyo pada akhir Maret atau awal April tidak lengkap tanpa sesi hanami (melihat bunga) untuk melihat sakura pada musim semi di Jepang yang ikonik. Jika kamu tidak mendapatkan kepuasan dari bunga-bunga kecil ini di siang hari, mereka sama indahnya di malam hari. Selama musim bunga sakura, banyak taman, jalan, dan beberapa lokasi menerangi pohon sakura mereka dari matahari terbenam. Bunga-bunga sakura yang disinari cahaya lampu menghasilkan cahaya yang lembut, disebut yozakura — bunga sakura di malam hari. 

Salah satu tempat paling populer adalah gugusan pohon sakura yang berjajar di tepi parit Chidorigafuchi. Pemandangan yang patut dilihat sekali seumur hidupmu. Di malam hari, bunga-bunga yang diterangi dan bangunan-bangunan di kawasan bisnis Marunouchi, saling melengkapi satu sama lain dengan indah. Pada keadaan normal, area berperahu Chidorigafuchi buka hingga larut malam selama Chiyoda Sakura-matsuri Festival. Meskipun tahun ini operasional perahu dan festival hanami ditiadakan dan bahkan beberapa tempat memilih untuk tidak melakukan penerangan bunga sakura di malam hari, tidak ada salahnya untuk memasukkan kegiatan ini pada rencana perjalananmu selanjutnya untuk menikmati musim semi di Jepang. 

Makanan dan Cemilan Rasa Sakura Tetap Hadir

Meskipun dalam keadaan krisis dan gawat darurat, makanan akan tetap menjadi sumber utama bagi manusia untuk bertahan hidup. Begitupun Jepang, tidak menyia-nyiakan kesempatan di musim sakura ini, dengan menyajikan berbagai macam sajian dalam tema sakura. Cemilan tematik ini bisa kamu temui setiap tahunnya pada musim semi. Jadi, kapanpun kamu akan mengunjungi Jepang, kamu akan tetap bisa menikmati rasa manis dari sakura.

Sakura Mochi

Cemilan manis khas ala Jepang yang terbuat dari kue beras berwarna merah muda dengan pasta kacang merah (anko) di dalamnya, dan dibungkus dengan daun pohon Sakura yang sudah dijadikan acar. Daerah yang berbeda di Jepang memiliki gaya sakuramochi yang berbeda. Cemilan ini bisa ditemukan khususnya pada perayaan hari anak perempuan atau hinamatsuri pada tanggal 3 Maret setiap tahunnya.

Teh Sakura

Memasuki musim semi di Jepang, setiap cafe atau pusat perbelanjaan berlomba-lomba menjual teh yang diracik menggunakan sakura. Rasanya yang ringan dan baunya yang manis sangat sayang untuk dilewatkan. Kamu bisa membeli teh sakura di berbagai lokasi pusat perbelanjaan.

Selai Sakura

Varian selai sakura hanya bisa kamu dapatkan saat musim semi di Jepang karena pembuatan selainya menggunakan kelopak bunga sakura yang biasanya dicampur dengan madu. Madu menjadi pelengkap yang sangat cocok untuk rasa sakura yang diselaikan. 

Makanan Ringan Rasa Sakura

Kunjungilah minimarket terdekat dan kamu akan mendapati sederet snack seperti biskuit, coklat, cake, pudding dan dessert dengan rasa sakura. Sakura yang menjadi ikon musim semi di Jepang, tidak hanya indah dilihat tapi juga sangat enak untuk disantap. Mendapatkan camilan dengan rasa sakura pun tidak sulit. Kamu bisa mendapatkannya dengan mudah.

Baca juga: Di Rumah Aja Versi Jepang. Work From Home di Jepang: Produktivitas Meroket atau Merosot?

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Budaya dan Acara Musiman/ Musim Semi di Jepang 2020. Tetap Jaga Kesehatan Dalam Euforia Keindahannya!

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie