Yuk, Mengenal Budaya Kerja Jepang yang Bisa Diteladani

WeXpats
2020/05/08

Kerja merupakan suatu kegiatan yang berguna untuk mensejahterakan hidup. Konsep ini berlaku untuk semua orang. Bahkan, masyarakat Jepang mempunyai sebuah slogan yang mengingatkan untuk selalu kerja, kerja, dan kerja. Bukan hanya itu saja, budaya kerja Jepang yang sudah menjadi acuan masyarakat sejak dulu juga sangat patut untuk diteladani.

Karena penerapan budaya kerja tersebut, masyarakat Jepang mempunyai etika dan sikap profesional dalam setiap pekerjaannya. Selain mempunyai budaya kerja yang sangat keren, Jepang juga terkenal akan etos kerja yang bisa ditiru. Sangat mengagumkan kan?

Penasaran seperti apakah informasi lengkap tentang budaya kerja di Jepang? Atau mungkin penasaran dengan etos kerja di Jepang yang bisa ditiru? Yuk, kenali lebih dalam mulai dari sejarah awal, pandangan orang, dan budaya kerja masyarakat Jepang dalam uraian berikut.

Apakah Anda memiliki kesulitan dalam mencari pekerjaan di Jepang?
Apakah Anda menemukan pekerjaan yang cocok dengan diri Anda? Tidak tahu bagaimana caranya mencari pekerjaan di Jepang Tidak bisa menemukan loker yang menerima WNA Ada kekhawatiran tentang bahasa Jepang
Jika Anda memiliki kesulitan dalam mencari kerja, WeXpats siap membantu Anda. Cari pekerjaan dengan WeXpats Jobs

Sejarah Awal Budaya Kerja di Jepang

Budaya kerja Jepang pada awalnya muncul saat para pelajar asli Jepang belajar ke luar negeri. Salah satunya adalah belajar ke Cina untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sistem dalam penulisan karakter. Dari situlah, para pelajar Jepang mulai meneladani kerja keras orang luar negeri.

Kerja keras para pelajar Jepang ini dibuktikan dengan adanya penemuan kertas dan pengobatan tradisional. Adanya penemuan tersebut semakin membuat masyarakat ingin tahu dan ingin bekerja lebih keras agar tidak tertinggal. Sampai tiba waktunya Perang Dunia 1, kaisar Jepang memerintah armada militer untuk bekerja keras mempertahankan negara.

Kekuatan militer Jepang juga merupakan bantuan dari kerja keras seluruh masyarakat Jepang. Masyarakat tetap mempertahankan budaya kerja Jepang dengan sepenuh hati untuk mempertahankan kekuasaan negara. Karena kerja keras inilah, masyarakat Jepang yakin bahwa kerja keras yang tulus merupakan kunci dari kemenangan.

Pada waktu Perang Dunia 2, Jepang juga telah bekerja keras sampai berkorban nyawa. Dalam perang ini, Jepang mengalami kekalahan yang terjadi karena peralatan militer Jepang tidak secanggih peralatan Amerika Serikat. Bom nuklir pun turut dijatuhkan dan membuat Jepang hancur. Namun, kekalahan Jepang ini tidak meruntuhkan semangat untuk selalu bekerja keras.

Setelah kekalahan tersebut, para pendidik di Jepang dan masyarakat mulai bangkit untuk hidup lebih baik lagi. Peristiwa kekalahan tersebut menjadi batu loncatan Jepang untuk menjadi negara yang maju. Bahkan, perubahan dan kerja keras Jepang tetap berlaku sampai sekarang. Terbukti dengan Jepang yang terkenal dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.

Pandangan Orang Tentang Budaya Kerja Di Jepang

Orang di luar Jepang beranggapan bahwa masyarakat Jepang gila akan kerja. Hal ini dikarenakan adanya kasus bunuh diri, rendahnya angka kelahiran, dan tingginya angka kematian karena kelebihan jam saat kerja. Bahkan, budaya kerja keras di Jepang juga membuat masyarakat Jepang dianggap kurang bersosialisasi karena terlalu fokus dalam pekerjaannya.

Karena hal itulah, media Barat memberitakan bahwa budaya kerja Jepang tidak selalu baik untuk masyarakat lainnya. Begitu juga untuk masyarakat Indonesia. Namun, dari pemberitaan ini bukan berarti bahwa konsep budaya kerja di Jepang itu salah. Mempelajari budaya kerja keras Jepang tetap bisa digunakan untuk menyeimbangkan antara hidup dan kerja.

Budaya Kerja Jepang yang Harus Diketahui

Konsep budaya kerja di Jepang perlu diketahui untuk menambah pengetahuan. Selain itu, konsep budaya kerja juga akan sangat membantu saat ada kesempatan bekerja dengan orang Jepang. Berikut ini adalah budaya kerja di Jepang yang harus diketahui.

1. Rasa Disiplin yang Tinggi

Budaya kerja di Jepang terkenal dengan perfeksionis dan kedisiplinan. Hal tersebut memang terkesan kaku, namun budaya tersebut membuat jadwal kerja tertata dengan rapi. Waktu bekerja pun juga dihitung dengan teliti. Jadi, jangan sampai menyepelekan waktu saat bekerja dengan orang Jepang. Sekali mendapat image jelek, akan sulit untuk mengembalikan kepercayaan.

2. Bekerja Dengan Detail

Melakukan pekerjaan dengan detail juga termasuk budaya kerja Jepang. Masyarakat Jepang selalu memperhatikan pekerjaan yang sering dianggap orang lain tidak penting. Karena budaya inilah, barang-barang yang diproduksi Jepang memiliki kualitas yang bagus.

3. Berdedikasi Tinggi

Dalam melakukan pekerjaan, masyarakat Jepang selalu bersikap totalitas dan berdedikasi tinggi. Bahkan, masyarakat Jepang biasanya memulai pekerjaan 30 menit sebelum jam kerja untuk mempersiapkan semua kebutuhan kerja. Kerennya lagi, masyarakat Jepang tidak menunda waktu untuk bekerja. Hal tersebut membuat pekerjaan selalu tepat waktu.

4. Sistem Kerja Senior - Junior yang Positif

Dalam sistem kerja yang diterapkan perusahaan Jepang, masih ada penerapan budaya senior dan junior yang kental. Namun makin ke sini, budaya ini makin terasa menipis keberadaanya. Adanya sistem senioritas ini dapat mengajarkan para junior rasa hormat terhadap atasan, senior bahkan tamu. Salah satu contohnya adalah dengan menggunakan bahasa yang sopan saat berkomunikasi. Dalam hal senioritas, para junior mempunyai hal untuk diajari oleh senior. 

5. Tidak Membedakan Pekerjaan

Tidak membedakan pekerjaan juga termasuk salah satu budaya kerja Jepang. Jadi saat bekerja di Jepang, setiap orang harus siap untuk melakukan segala jenis pekerjaan. Bahkan, harus siap untuk melakukan pekerjaan yang tidak disukai juga. Karena budaya kerja ini, banyak orang yang tidak meremehkan segala jenis pekerjaan.

6. Kebiasaan Lembur

Lembur menjadi budaya yang sangat erat dengan pekerja Jepang. Kebiasaan lembur dilakukan oleh sebagian besar pekerja Jepang. Sistem kerja masyarakat Jepang adalah berangkat di awal waktu dan pulang paling akhir. Budaya kerja ini tidak sepenuhnya baik. Bahkan, pemerintah Jepang pun membuat aturan untuk mengurangi jam lembur.

Konsep Etos Kerja di Jepang yang Bisa Ditiru

Masyarakat Jepang terkenal dengan etos kerja yang baik dan penuh etika dalam setiap pekerjaan. Etos kerja masyarakat Jepang ini bisa ditiru dan diterapkan dalam melakukan pekerjaan. Berikut ini adalah konsep etos kerja yang bisa ditiru.

1. Kaizen

Etos kerja yang pertama adalah kaizen yang berarti sebuah pengembangan dan perbaikan yang dilakukan berulang-ulang. Konsep ini bisa diterapkan tidak hanya dalam pekerjaan saja, konsep kaizen juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep kaizen ini mengajarkan masyarakat untuk berkomitmen dengan waktu.

Cara menerapkan konsep kaizen juga cukup mudah. Pertama, lakukan identifikasi terhadap waktu yang terbuang percuma. Setelah itu, lakukan langkah kecil untuk membuat waktu lebih efektif dan efisien. Terakhir, cobalah mengevaluasi langkah yang telah dibuat dan teruslah perbaiki.

2. Bushido

Konsep bushido termasuk salah satu etos kerja yang terkenal dalam budaya kerja Jepang. Bushido berarti prinsip seperti seorang ksatria. Konsep bushido ini juga relevan dengan dunia modern seperti sekarang. Cara menerapkan konsep ini bisa dilakukan dengan menghargai rekan kerja, setia pada pekerjaan, dan optimis dalam melakukan sesuatu.

3. Meishi Kokan

Konsep meishi kokan merupakan konsep etos kerja yang dilakukan dengan menukar kartu nama. Umumnya, setiap orang harus menerima kartu nama menggunakan kedua tangan. Lalu, baca informasi kartu nama dengan detail dan ulangi informasi tersebut untuk konfirmasi. Terakhir, letakkan kartu nama di meja agar bisa dijadikan acuan saat membahas perihal bisnis.

4. Keishan

Etos kerja keishan hampir sama dengan kaizen. Konsep ini mementingkan perubahan dan peningkatan dalam setiap pekerjaan. Fokus keishan terletak pada inovasi, kreativitas, dan produktivitas. Untuk menerapkan konsep ini, sebaiknya carilah teman kerja yang berpikiran sama dan terus mencari inspirasi.

5. Ganbatte

Konsep ganbatte dalam etos kerja Jepang diartikan sebagai tetap semangat dan melakukan yang terbaik. Konsep ini muncul karena semangat masyarakat Jepang yang tertanam sejak kecil. Untuk menerapkan konsep ini, lakukan dengan mempunyai mimpi besar dan mengejar mimpi tersebut dengan perjuangan yang berarti.

Itulah ulasan lengkap terkait budaya kerja Jepang beserta sejarah awal dan pandangan orang. Ada juga etos kerja di Jepang yang bisa ditiru. Karena penerapan dari budaya kerja dan etos kerja tersebut, tidak heran jika masyarakat Jepang sangat profesional dalam setiap pekerjaan. Semoga dapat menambah wawasan dan dapat diteladani!

Baca juga: Seperti Apa Sejarah Budaya Jepang Dari Zaman Kuno Hingga Sekarang?

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Bekerja di Jepang/ Mengetahui budaya bekerja di jepang (peraturan, gaji, karir)/ Yuk, Mengenal Budaya Kerja Jepang yang Bisa Diteladani

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie