Menyantap Makanan Jepang Sukiyaki di Musim Dingin yuk! Begini Sejarah dan Etika Makannya

WeXpats
2020/07/15

Jepang sukses menginvasi dunia hingga sekarang lewat kulinernya. Warga dunia nyatanya tidak keberatan dengan invasi yang satu ini. Makanan Jepang Sukiyaki adalah salah satu yang mendunia dan digemari banyak orang. Rasa makanan ini yang gurih dan hangat membuat orang dengan mudah menyukainya.

Ternyata, makanan Jepang sukiyaki bukan barang baru melainkan lahir dari sejarah panjang yang ikut membentuk budaya makan orang Jepang. Pada artikel kali ini, akan diulas sejarah sukiyaki, jenis-jenisnya, hingga etika makan sukiyaki.

Sejarah Kemunculan Sukiyaki di Jepang

Makanan Jepang Sukiyaki pertama kali muncul sekitar setelah era restorasi Meiji dimana orang Jepang mulai berani makan daging sapi. Sebelum itu, orang Jepang tidak makan daging sapi karena menganut ajaran Buddha. Dalam ajaran Buddha, ada larangan untuk tidak mengonsumsi daging hewan berkaki empat dan yang dipergunakan untuk pertanian.

Sukiyaki sendiri sebenarnya bisa berarti peralatan pertanian, maka pada jaman dulu, daging sukiyaki dimasak di atas cangkul atau pelat besi yang dalam bahasa Jepang disebut teppan. Pada era restorasi Meiji, dimana pengaruh barat mulai masuk ke Jepang, dibukalah toko daging pertama di Jepang sekitar tahun 1867. Setelahnya, restoran yang menjual Gyunabe atau daging sapi dalam pot mulai dibuka juga.

Jepang semakin terbuka pada sekitar abad ke-19, dengan begitu budaya makan daging sapi juga semakin marak. Gyunabe sangat populer di daerah Kanto dan berkembang ke Kansai. Maka, tidak heran jika ada cara memasak makanan Jepang sukiyaki ala Kanto dan Kansai.

Sebelum era Restorasi Meiji, orang Jepang masih enggan atau sungkan makan daging sapi. Bahkan setelah restorasi Meiji, orang masih sungkan sampai akhirnya Kaisar mulai makan daging sapi. Kaisar menghimbau masyarakatnya untuk mengonsumsi daging sapi karena sangat bermanfaat bagi kesehatan. Setelah itu, semakin banyak orang Jepang yang memasak daging sapi, salah satunya diolah menjadi sukiyaki.

Ketika musim dingin datang, sukiyaki menjadi hidangan selalu ada. Selain itu, pada pergantian tahun sukiyaki juga menjadi menu wajib bagi orang Jepang. Restoran-restoran sukiyaki biasanya dipadati pengunjung ketika musim dingin tiba.

Jenis-Jenis Sukiyaki

Makanan Jepang sukiyaki ada dua jenis yaitu ala Kansai dan ala Kanto. Keduanya memiliki perbedaan mendasar terutama dalam cara memasaknya. Sebenarnya, cara memasak sukiyaki yang ada sekarang ini telah mengalami pergeseran. Saat ini, sukiyaki adalah memasak daging sapi dengan cara merebusnya di dalam pot. Padahal awalnya, daging sapi dipanggang dulu di atas teppan baru ditambahkan bahan lain.

Sukiyaki ala Kansai masih mempertahankan cara lama dalam memasak daging sapi. Pertama-tama, daging dipisahkan dari lemaknya kemudian dipanaskan di atas panci atau pot. Setelah itu barulah irisan daging sapi dimasukkan untuk dipanggang dulu. Kemudian, sayuran seperti sawi, daun bawang dan jamur dimasukkan. Kecap asin dan gula ditambahkan agar rasa semakin kuat.

Pada sukiyaki ala Kanto, daging dimasak dengan cara merebusnya di dalam panci atau pot berisi air mendidih. Air mendidih itu berisi washita, kecap asin, gula, mirin, dan sake. Sayuran juga dimasukkan sebentar ke dalam pot tadi. Untuk memakannya, daging atau sayuran yang sudah matang dicelupkan dulu ke dalam kocokan telur.

Rasa dari kedua jenis sukiyaki ini tidak jauh berbeda. Pasalnya, kecap asin dan gula tetap digunakan pada kedua cara. Jadi, rasa yang dihasilkan tetap sama-sama enak dan khas. Beberapa restoran sukiyaki tidak memasang pemberitahuan akan dimasak dengan cara apa. Pembeli baru tahu setelah masuk ke restoran sukiyaki tersebut.

Perkembangan Makanan Jepang Sukiyaki di Jepang dan Dunia

Di Jepang, sukiyaki banyak ditemui di Tokyo, bahkan ada beberapa restoran yang sudah ada sejak zaman Meiji. Sukiyaki umumnya adalah makanan yang ditujukan untuk dimakan bersama-sama. Namun saat ini, di Jepang sendiri ada restoran sukiyaki yang menyediakan porsi untuk perorangan.

Di luar Jepang, sukiyaki berkembang menjadi salah satu icon kuliner Jepang. Restoran-restoran sukiyaki banyak bermunculan di seluruh dunia. Ini pertanda bahwa budaya makan orang Jepang diterima dengan baik oleh masyarakat dunia.

Makanan Jepang sukiyaki menjadi salah satu yang diburu oleh turis ketika berkunjung ke Jepang. Walaupun sudah banyak sukiyaki di seluruh dunia, namun makan sukiyaki di Jepang merupakan pengalaman yang menarik dan unik. Apalagi jika bisa makan di restoran sukiyaki yang sudah berumur sangat tua, rasanya seperti memasuki lorong waktu melalui makanan.

Di luar Jepang, sukiyaki dikembangkan, dimodifikasi dan disajikan menuruti selera penduduk lokal. Namun, semua itu tidak lantas menghilangkan ciri khas dari sukiyaki itu sendiri. Misalnya, di Indonesia bisa dijumpai restoran yang menyajikan sukiyaki ala donburi. Sukiyaki disajikan di atas nasi putih lengkap dengan sayuran, daun bawang, dan juga telur sebagai pendamping.

Sukiyaki selalu disajikan dengan telur mentah di Jepang maupun di luar Jepang. Orang di luar Jepang nyatanya bisa menerima hal ini dengan baik karena pasalnya telur-telur di restoran sukiyaki adalah kualitas premium. Jadi bisa dipastikan tidak memiliki rasa dan aroma yang amis.

Etika Makan Sukiyaki

Makanan Jepang Sukiyaki yang muncul melalui sejarah panjang budaya Jepang memiliki etika makan tersendiri. Wisatawan di Jepang atau orang yang baru pertama kali makan sukiyaki perlu mengetahui etika-etika ini. Berikut ini penjelasan terkait etika makan sukiyaki:

1. Lepaskan Sepatu Ketika Masuk Restoran

Pada beberapa restoran sukiyaki, pengunjung akan diminta untuk melepaskan alas kaki. Pengunjung kemudian akan dipandu oleh pramusaji untuk menuju ke ruang tatami. Melepas sepatu sebenarnya merupakan bagian dari tata krama di Jepang ketika masuk ke rumah atau sebuah tempat.

2. Biarkan Pramusaji yang Memasak

Pramusaji akan menyiapkan semua peralatan dan bahan sukiyaki di hadapan pembeli. Bahkan, di beberapa restoran, sukiyaki dimasak oleh pramusaji. Pramusaji akan membagikan sukiyaki yang sudah matang ke dalam piring kecil.

Namun, jika kebetulan sukiyaki dibolehkan dimasak sendiri oleh pembeli, maka perhatikan cara masak yang benar. Masukkan terlebih dahulu bahan-bahan yang proses matangnya lama. Setelah itu, baru irisan daging sapi bisa dimasukkan, namun jangan terlalu lama.

3. Celupkan ke Kocokan Telur

Mencelupkan daging ke kocokan telur sangat disarankan ketika makan sukiyaki. Ini merupakan bagian dari cara makan sukiyaki yang tidak terpisahkan. Mencelupkan daging ke telur bisa mengurangi aroma daging serta kadar panas daging yang baru selesai direbus.

Selain itu, daging yang berpadu dengan telur akan menghasilkan rasa dan sensasi daging yang lebih lembut. Citarasa inilah yang membuat telur selalu ada pada sajian sukiyaki. Telur yang dikocok tidak dapat dipisahkan dari etika makan sukiyaki.

4. Gunakan Sumpit Panjang

Kuliner Jepang terkenal dengan etikanya. Ketika makan sukiyaki disarankan untuk menggunakan sumpit panjang. Alasannya adalah sumpit panjang tidak menyentuh mulut secara langsung. Cara ini dianggap lebih sopan daripada menggunakan sumpit biasa yang lebih pendek.

Makanan Jepang sukiyaki sangat digemari karena memiliki rasa yang lezat serta cara masaknya yang unik. Bagi wisatawan, berkunjung ke restoran sukiyaki bukan hanya untuk makanan tetapi juga untuk sebuah atraksi. Self service atau disajikan oleh pramusaji, pemandangan di restoran sukiyaki tetap menarik dan memancing rasa ingin berkunjung kembali.

Baca juga: Masak Apa Ya? Coba Kreasi Baru dengan Bumbu Masak Jepang. Rahasia Rasa Masakan Jepang yang Khas!

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Kehidupan di Jepang/ Makanan & Belanja di Jepang/ Menyantap Makanan Jepang Sukiyaki di Musim Dingin yuk! Begini Sejarah dan Etika Makannya

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie