Gairaigo: Kosakata Bahasa Jepang Ini Ternyata Bukan Asli Berasal dari Jepang?

WeXpats
2020/08/07

Halo pembelajar bahasa Jepang! Kamu pasti sudah tahu kalau bahasa Indonesia yang kita tuturkan selama ini terdiri atas berbagai kosakata dari akar bahasa yang berbeda-beda dan terus berubah secara dinamis seiring berjalannya waktu. Tapi, tahukah kamu bahwa bahasa Jepang juga memiliki beragam kosakata serapan yang disebut “Gairaigo”.

Seperti yang sudah dijabarkan di artikel tentang belajar huruf-huruf Jepang sebelumnya, ada tiga jenis huruf berbeda yang digunakan dalam bahasa Jepang yaitu hiragana, katakana dan kanji. Khususnya katakana, digunakan untuk menulis kata-kata serapan alias kosakata bahasa Jepang yang tidak asli berasal dari Jepang. Jika pernah atau sedang belajar bahasa Jepang, pasti kamu banyak menemukan kata-kata yang ditulis dalam katakana dan digunakan juga dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata asal muasal kosakata bahasa Jepang tersebut tidak hanya diserap dari satu atau dua bahasa saja, berakar dari berbagai macam bahasa loh!

Apa Itu Gairaigo

Kata serapan asing atau biasa disebut gairaigo (外来語, がいらいご), adalah kata yang dipinjam dari bahasa lain ke dalam bahasa Jepang. Namun gairaigo tidak termasuk kata-kata yang dipinjam dari Tiongkok. Gairaigo lebih mengacu pada kata yang dipinjam dari bahasa Barat, yang juga biasa disebut bahasa Barat (洋語、ようご). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kata-kata serapan ini ditulis dalam katakana karena sering ditulis dalam katakana, dan juga disebut skrip horizontal karena ia datang ke Jepang sebagai kata yang ditulis dalam bentuk tulisan horizontal.

Sejarah Singkat Gairaigo

Mulanya adaptasi kanji selama abad keenam hingga kesembilan sebelum masehi adalah peristiwa paling penting dalam pengembangan bahasa Jepang saat itu. Pada abad ke-12, sistem penulisan suku kata hiragana dan katakana bahkan diciptakan dari bagian-bagian kanji yang disederhanakan. Sekarang, bahasa Jepang ditulis dengan campuran ketiganya.

Belum puas dengan bahasa asli dan serapan dari Tiongkok, sejak pertengahan abad ke-18 orang Jepang mulai mengadopsi sejumlah besar "gairaigo": kata-kata asing terutama dari bahasa Inggris. Contohnya seperti "teburu" (meja), "aisu" (es), "takushi" (taksi) dan "hoteru" (hotel).

Selain bahasa Inggris, ada juga beberapa kata dari bahasa Portugis, Belanda dan Spanyol, seperti "pan" (roti) dan "igirisu" (Inggris). Kata-kata seperti itu tiba di Jepang terutama pada abad ke-16 dan abad ke-17, ketika para misionaris dan pedagang mulai mengunjungi Jepang.

Ternyata Kata-Kata Berikut Adalah Kosakata Bahasa Jepang Gairaigo!

Saking sudah terbiasanya menggunakan atau mendengar kosakata bahasa Jepang tertentu, kadang-kadang kita tidak menyadari bahwa kata tersebut adalah kata serapan bahasa Jepang dari bahasa lain. Berikut beberapa contoh gairaigo yang paling mengejutkan:

Tempura (天ぷら)

Tidak asing lagi kan, dengan makanan khas Jepang satu ini? Makanan laut, sayur dan umbi dicelupkan ke dalam adonan tepung dan digoreng dalam minyak panas menjadi gorengan yang renyah. Ternyata makanan ini dibawa ke Jepang oleh Portugis di abad ke-16 begitu juga dengan kosakatanya. Ya ampun, siapa sangka ternyata selama ini kata tempura yang terdengar seperti bahasa Jepang asli adalah gairaigo dari bahasa Portugis yaitu “tempero” yang berarti memasak. Atau bahasa Spanyol yaitu “templo”. Sejak saat itu kata tempura terus digunakan untuk menunjukkan makanan gorengan khas Jepang ini. 

Saboru (サボる)

Buat kamu yang suka bolos, pasti tidak asing dengan kata ini. Saboru, yang berarti “bolos” dalam bahasa Jepang ditulis dengan menggabungkan katakana dan hiragana. Tentu saja, karena kata kerja bahasa Jepang satu ini memang bukan kosakata bahasa Jepang asli! Saboru dipinjam dari bahasa Belanda “sabot”. Dalam bahasa Belanda sendiri, sabot berarti “sepatu kayu”. Pernah dengan kata “sabotase”? Ternyata kata ini berasal dari Perancis yang berarti “merusak sepatu kayu (sabo)”. Unik banget ya! Ada banyak negara yang menggunakan kata dari rumpun bahasa yang sama.

Kabocha (かぼちゃ)

Kabocha, berarti “labu”, memiliki perjalanan yang cukup rumit dalam pembentukannya. Kabocha dikatakan berasal dari bahasa Portugal. Namun ada juga spekulasi yang mengatakan, kabocha mengacu pada labu yang dijual Portugis ke Jepang melalui Kamboja (abóbora de Camboja) yang kemudian entah kenapa kata ini jadi melebur dan terciptalah kata “kabocha” untuk menunjukkan buah labu.

Zubon (ズボン)

Zubon dalam bahasa Jepang berarti celana dan ditulis dalam katakana. Zubon berasal dari bahasa Perancis, namun dalam bahasa Perancis, zubon digunakan untuk menyebut rok! Nah loh, bingung gak tuh! Ada juga yang mengatakan gairaigo ini berasal dari bahasa Arab yang berarti longgar. 

Juban (襦袢)

Juban adalah salah satu kain dalaman tipis yang dipakai sebelum memakai kimono. Padahal ditulis dengan huruf kanji, tapi sebenarnya dia bukan berasal dari bahasa Jepang asli! Nah, katanya asal mula kata ini berasal dari bahasa Arab yang kemudian diserap oleh bahasa Portugis dan kemudian baru diserap bahasa Jepang. Kata “juban” ini berasal dari bahasa arab “jubbah”, yang kemudian diserap juga menjadi kata “jubah” ke bahasa Indonesia. 

Karuta (かるた)

Terdengar seperti bahasa Indonesia “kartu” ya? Tidak salah, karena karuta adalah permainan kartu yang berasal dari Portugal dan dikenalkan dalam bahasa Portugis. Permainan Karuta biasanya banyak dimainkan di tahun baru.

Otenba (お転婆)

Orang Jepang menggunakan kata “otenba” untuk menyatakan “tomboy” atau perempuan yang berlaku dan berdandan seperti laki-laki. Lagi-lagi kata yang ditulis dalam kanji ternyata kata serapan? Kata otenba ini berasal dari bahasa Belanda yang berbunyi “ontenbaar”. 

Karan (カラン) 

Apakah kamu teringat satu kata dalam bahasa Indonesia saat membaca kata ini? Ya, “karan” dalam bahasa Jepang berarti “keran” dalam bahasa Indonesia. Usut punya usut, Indonesia dan Jepang sama-sama meminjam kata ini dari Belanda! Orang Belanda menggunakan kata “kraan” untuk menyebut burung bangau. Kemudian kenapa burung bangau berubah arti menjadi keran air? Katanya, karena bentuk keran air mirip dengan kepala burung bangau. Sungguh kreatif! 

Ponzu (ポン酢)

Ponzu adalah saus berbahan dasar sitrus yang banyak digunakan dalam masakan Jepang. Mendengar kata ponzu yang sangat terdengar seperti bahasa Jepang, orang-orang pasti sulit percaya kalau kata ponzu adalah kata yang lagi-lagi dipinjam dari Belanda! 

Konpeito (金平糖)

Permen gula warna warni yang menggemaskan ini telah lama diperkenalkan sebagai permen jadul khas Jepang. Padahal konpeito berasal dari bahasa portugal “confeito” yang mengacu pada salah satu jenis permen portugis. Sama seperti budaya dan bahasa portugal lainnya yang masuk ke Jepang, teknik pembuatan konpeito diperkenalkan pada abad ke-16 dan kemudian dikembangkan hingga menjadi konpeito yang sekarang.

Ikura (イクラ)

Siapa sih penggemar seafood yang tidak mengenal ikura? Ikura, yang merupakan telur ikan kecil-kecil berwarna merah oranye, berasal dari bahasa Rusia yang juga memiliki arti telur ikan. Meskipun diserap dari bahasa Rusia, entah kenapa rasanya malah lebih cocok menjadi bahasa Jepang ya?

Kawara (瓦、かわら)

Kawara dalam bahasa Jepang memiliki arti genteng. Kawara sendiri diserap dari bahasa Sansekerta “kapala”. Terdengar seperti bahasa Indonesia “kepala” ya? Apa jangan-jangan, kata “kepala” dalam bahasa Indonesia juga diserap dari bahasa Sansekerta? 

Bahasa Indonesia dari Kata Serapan Bahasa Jepang

Melihat banyaknya bahasa asing yang diserap oleh bahasa Jepang, bagaimana dengan Indonesia? Apakah Indonesia juga menggunakan kata serapan bahasa Jepang? Berikut contoh kata bahasa Jepang yang sudah digunakan secara umum di Indonesia!

Ebi (海老) 

Ebi goreng, ebi pasta, saus ebi, dan ebi-ebi lainnya sudah sangat biasa untuk digunakan dalam bahasa Indonesia. Orang Indonesia menggunakan kata “ebi” sebagai cara sebut lain dari “udang”. 

Emoji (絵文字) 

Ketika menggunakan emoticon lucu di chat, dibandingkan menyebut “emoticon” secara lengkap, kini anak-anak muda lebih banyak menyebut “emoji”.

Karaoke (カラオケ) 

Karaoke sebenarnya adalah bahasa Jepang loh! Berasal dari “kara” yang berarti kosong, dan “oke” kependekan dari orkestra. Artinya? Ya orkestra kosong untuk mengirimu bernyanyi.

Tsunami (津波)

Setelah kejadian bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004, orang-orang semakin mengenal kata tsunami. Bahkan kata tsunami sudah masuk ke dalam KBBI yang berarti “gelombang laut dahsyat (gelombang pasang) yang terjadi karena gempa bumi atau letusan gunung api di dasar laut (biasanya terjadi di Jepang dan sekitarnya)”. 

Moci (餅)

Moci, atau dalam bahasa Jepang ditulis sebagai “mochi” adalah camilan asal Jepang yang terbuat dari hasil tumbukan beras ketan yang lembut dan dibentuk bulat-bulat. Teknik pembuatan mochi Jepang diserap di Indonesia dan memunculkan moci khas Indonesia. Di Indonesia, moci Sukabumi menjadi salah satu yang paling populer.

Umami (うま味)

Di Indonesia, umami erat dengan rasa gurih dan rasa yang kaya. 

Perusahaan bumbu masak di Indonesia berlomba-lomba mempromosikan produknya dengan embel-embel “umami!”. 

Bento (弁当)

Bentou yang merupakan bekal makan ala Jepang, sudah diserap penggunaannya dalam bahasa Indonesia loh! Bisa dilihat dalam menu-menu makanan restoran dan kedai di Indonesia yang menyediakan “bento”. 

Baca juga: Idiom Bahasa Jepang yang Menggunakan Anggota Tubuh. Apakah Perutmu Berdiri?

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Belajar Bahasa Jepang/ Menyukai bahasa Jepang/ Gairaigo: Kosakata Bahasa Jepang Ini Ternyata Bukan Asli Berasal dari Jepang?

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie