Daerah Kansai dan Kanto di Jepang? Apa Bedanya?

WeXpats
2020/09/10

Di Jepang, ada persaingan sengit antara wilayah Kanto bagian timur dan wilayah Kansai bagian barat, keduanya di pulau utama Honshu. Kanto adalah rumah bagi ibu kota modern Tokyo dan Kansai adalah rumah bagi ibu kota bersejarah Kyoto. Persaingan budaya antara keduanya sudah berlangsung lama, sekaligus menghibur.

Daftar Isi:

◆ Wilayah Kantou
◆ Wilayah Kansai
◆ Makanan Kansai dan Kanto
◆ Aturan Eskalator Kansai dan Kanto
◆ Kepribadian Orang Kansai dan Kanto
◆ Dialek Bahasa di Kansai dan Kanto

Wilayah Kantou

Wilayah Kanto (関東地方, Kantō-chihō) terletak di bagian timur pulau Honshu, pulau utama Jepang. Area Kantou terdiri dari Tokyo Metropolis dan enam prefektur lainnya yaitu Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Chiba, dan Kanagawa. Kantou merupakan rumah bagi ibu kota Jepang, Tokyo dan dihuni oleh sekitar 40 juta orang penduduk, atau sepertiga dari populasi Jepang! Wilayah Kanto adalah pusat politik dan ekonomi negeri sakura ini.

Berperan sebagai pusat kekuasaan feodal selama periode Kamakura dan juga di periode Edo, Kanto menjadi pusat perkembangan kebudayaan yang modern. Nama Kanto secara harfiah berarti "Perbatasan Timur". Kebalikan dari Kanto, "Perbatasan Barat" berarti wilayah Kansai, yang terletak di sebelah barat Honshu dan merupakan pusat feodal Jepang dahulu.

Wilayah Kansai

Wilayah Kansai (関西地方, Kansai-chihō) atau wilayah Kinki (近畿地方, Kinki-chihō), terletak di wilayah tengah-selatan pulau utama Jepang Honshu. Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, Kansai dikenal dengan perbatasan Barat Jepang. Wilayah ini meliputi prefektur Mie, Nara, Wakayama, Kyoto, Osaka, Hyogo dan Shiga, kadang-kadang Fukui, Tokushima dan Tottori juga masuk ke dalamnya. Sementara penggunaan istilah "Kansai" dan "Kinki" telah berubah sepanjang sejarah, dalam kebanyakan konteks modern, penggunaan kedua istilah tersebut dapat dipertukarkan. Kota metropolitan seperti Osaka, Kobe, dan Kyoto adalah yang terpadat kedua di Jepang setelah Wilayah Tokyo.

Wilayah Kansai adalah pusat budaya dan jantung sejarah Jepang, dengan 11% dari luas daratan negara dan 22.757.897 penduduk pada tahun 2010. Kansai terkenal dengan makanannya, terutama Osaka, yang didukung oleh pepatah "Orang Kyoto boros dalam pakaian dan orang Osaka boros dalam makanan." (京の着倒れ、大阪の食い倒れ / Kyō no Kidaore, Ōsaka no Kuidaore). Hayo, kalau kamu boros dalam hal apa nih?

Makanan Kansai dan Kanto: Takoyaki Vs. Monjayaki

Ngomongin makanan di Kansai gak akan ada habisnya deh! Ada sangat banyak pilihan makanan khas Kansai yang bisa kamu nikmati saat berkunjung ke sini. Dari okonomiyaki hingga negiyaki, akashiyaki, dan bahkan takoyaki, ternyata orang Kansai menyukai makanan berbahan dasar tepung! Serius? Untuk lebih mendukung stereotip tersebut, banyak orang menikmati okonomiyaki dan takoyaki di rumah. Katanya nih, setiap rumah di Kansai pasti punya mesin takoyaki! Takoyaki adalah makanan Jepang berbentuk bola-bola kecil yang terbuat dari tepung dan diisi dengan potongan gurita. Setelah matang, takoyaki diberi saus takoyaki yang khas dan mayones, rumput laut aoi dan katsuobushi. 

Kanto juga memiliki hidangan berbahan dasar tepung yang sangat mirip dengan okonomiyaki yang disebut "monjayaki". Hidangan lokalnya dibuat dengan menambahkan beberapa bahan ke dalam campuran tepung yang dilarutkan dalam air, lalu memanggangnya di atas wajan besi. Meskipun terlihat mirip dengan okonomiyaki, perbandingan tepung dan airnya berbeda, dan saus beserta toppingnya dicampur dengan adonan sehingga tidak mengeras bahkan setelah dipanggang di atas hot plate. Kamu harus menekannya dengan spatula saat dimasak sehingga bagian yang menyentuh wajan akan matang dan sedikit mengeras. Ini adalah hidangan di mana kamu bisa menikmati teksturnya yang lembut dan aroma gurih yang nikmat di setiap gigitan! Memasukkan mochi dan keju yang meleleh ke monjayaki jadi rekomendasi yang harus dicoba!

Aturan Eskalator Kansai dan Kanto: Berdiri di Kanan Vs. Kiri

Di Jepang, ada aturan untuk berdiri diam dan memberikan jalan untuk orang yang terburu-buru saat naik eskalator. Ternyata di mana kamu harus diam berdiri saat di eskalator pun arahnya berbeda antara Kansai dan Kanto. Jangankan orang asing, orang Jepang pun biasanya tidak terbiasa dengan perbedaan ini. Secara nasional, aturan untuk berdiri di satu sisi eskalator adalah berdiri diam di sisi kiri dan membuka jalan di sisi kanan. Sedangkan Kansai secara kreatif memiliki aturan yang terbalik. Di Kansai, kamu harus berdiri di sisi Kanan dan membuka jalan di sebelah Kiri. Kok bisa ya?

Penjelasan paling umum yang masuk akal adalah perbedaan dalam akar sejarah. Kanto dulunya didominasi oleh samurai, yang menyukai arah kiri saat bertemu orang asing, sehingga mereka bisa menarik pedang dengan lebih mudah. Sebaliknya, Kansai secara tradisional merupakan wilayah pedagang dan memiliki kepentingan untuk melindungi uang dan barang berharga mereka yang biasanya mereka bawa dengan tangan kanan. Keren! Sejarah memang menarik banget ya!

Tapi, perlu juga dicatat bahwa di pedesaan, terlepas dari wilayah mana kamu berada, peraturan di eskalator ini tidak diterapkan secara ketat. Jadi terkadang orang-orang berdiri di kedua sisi.

Kepribadian Orang Kansai dan Kanto: Terbuka Vs. Pendiam

Orang Kansai umumnya dianggap ramah, supel, dan lucu. Bahkan kalau sudah dekat, mungkin orang Kansai akan kelewat heboh dan sangat ekspresif. Banyak dari stereotip ini terwujud dalam adegan komedi Kansai yang telah lama ada. Banyak komedian Jepang yang terkenal berasal dari Kansai. Tapi justru karena saking terbukanya, terkadang bercandaan orang Kansai terdengar agak kasar dan blak-blakan. Sasaran empuk buat dikritik para Social Justice Warrior alias SJW di media sosial nih. 

Di sisi lain, orang Kanto sering kali digambarkan sebagai orang yang sangat sopan, tetapi dingin dan sulit dibaca. Atau mungkin mereka hanya pemalu? Mungkin juga karena Kanto adalah rumah bagi pusat politik dan ekonomi Jepang, banyak orang dari luar wilayah pindah ke Tokyo dan sekitarnya untuk mencari peluang dan pekerjaan sehingga membuat mereka semua menjadi orang asing di kota metropolitan besar. Ya, tipikal penduduk di kota-kota besar lainnya.

Dialek Bahasa di Kansai dan Kanto : Kansai-ben Vs. Hyojungo

Kalau kamu belajar bahasa Jepang dari buku paket sekolah, kamu akan kebingungan sampai ingin menangis saat datang di Kansai. Semua orang bicara dengan dialek yang tidak kamu mengerti, kosakata yang asing ditelinga dan kecepatan bicara yang sangat cepat hingga rasanya bisa melebihi kecepatan cahaya. Kansai-ben, atau dialek Kansai adalah dialek khusus yang digunakan di Kansai tentunya. Sedangkan di Kanto, dialek yang digunakan adalah Hyojungo atau bahasa Jepang standar seperti yang biasa kamu dengar di ujian listening bahasa Jepang. 

Selain logatnya yang lebih naik turun dibandingkan bahasa Jepang standar, Kansai-ben juga sering melebur beberapa bunyi dan menggunakan kata-katanya sendiri sehingga orang yang tidak biasa mendengar kan kesulitan memahami apa yang sedang dibicarakan. 

Berikut beberapa contoh perbedaan bahasa Jepang standar dan Kansai-ben: 

  • Hyojungo → Kansai-ben = Arti

Chigau(違う)→ Chau(ちゃう)=Bukan 

Dame(だめ)→ Akan(あかん)=Jangan

Totemo(とても)→ Meccha(めっちゃ)=Banget

Wakarimasen(わかりません)→ Wakarahen(わからへん)=Tidak mengerti

Baka(バカ)→ Aho(アホ)=Bodoh

Arigatou(ありがとう)→ Ookini(おおきに)=Terima kasih

Hontou ni(本当に)→ Honma ni(ほんまに)=Serius?

Ii(いい)→ Ee(ええ)=Bagus

Muzukashii(難しい)→ Muzui(むずい)=Sulit

~Nensei(~年生)→ ~Kaisei(~回生)=Kelas/tahun ke~

Beberapa masih terdengar mirip, tapi beberapa benar-benar memiliki pengucapan yang berbeda dengan bahasa Jepang standar dan pastinya bikin bingung! 

Sejarah Kansai Ben (Dialek Kansai)

Selama periode Edo (1603-1868) di bawah pemerintahan Keshogunan Tokugawa, Daimyo Jepang atau penguasa feodal sangat membatasi orang yang bepergian antar wilayah. Bahkan warga harus mendapatkan dokumen resmi untuk membuktikan bahwa mereka telah mendapat izin untuk bepergian. Kegagalan untuk mendapatkan dokumen-dokumen ini akan mengakibatkan hukuman penangkapan atau dalam beberapa kasus bahkan kematian. 

Pembatasan perjalanan di dalam negeri ini yang menghasilkan perumusan banyak dialek. Selain itu, medan pegunungan alami Jepang menyebabkan desa-desa terpisah secara geografis. Setiap desa mengembangkan festival, tradisi, makanan, dan tentu saja cara mereka berkomunikasi pun menjadi unik dengan ciri khas sendiri. Katanya, desa juga menggunakan dialek mereka sendiri sebagai cara untuk mengidentifikasi mata-mata dari klan lain. 

Baca juga: Lokasi Wisata di Osaka dan Tips Jalan-Jalan di Jepang

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Wisata di Jepang/ Tujuan & Hal-hal yang harus dilakukan di Jepang/ Daerah Kansai dan Kanto di Jepang? Apa Bedanya?

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie