Jepang merupakan negara yang mampu menjadi salah satu raksasa industri di dunia. Pasalnya, setiap masyarakatnya tertanam budaya kerja Jepang yang bahkan sudah dikenalkan sejak dini. Misalnya, yaitu budaya disiplin, menghargai waktu, dan kerja keras. Tidak hanya di kantor, namun budaya kerja tersebut juga dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya soal budaya kerja keras, namun masyarakat Jepang juga memperhatikan etika. Contohnya yaitu etika salam ketika bekerja, hingga etika bertukar kartu nama. Terlebih lagi terdapat prinsip budaya kerja yang mengakar kuat dari generasi ke generasi. Namun, semua hal tersebut tidak instan terjadi, jika ingin tahu sejarah budaya kerja Jepang, berikut ulasannya.
Daftar Isi
- Menilik Sejarah Budaya Kerja Jepang
- Cara Salam Ketika Bekerja di Jepang
- Ketahui Budaya Bertukar Kartu Nama
- Prinsip Budaya Kerja Jepang yang Patut Dicontoh
Menilik Sejarah Budaya Kerja Jepang
Budaya kerja Jepang tidak muncul begitu saja, namun pada awalnya berasal dari pelajar Jepang yang belajar di luar negeri. Pada saat itu pelajar Jepang pergi ke Cina untuk belajar sistem penulisan karakter dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Karena lamanya masa belajar, mereka pun mempelajari etos kerja orang luar negeri tersebut.
Para pelajar Jepang pun berhasil menemukan inovasi terbaru, seperti pengobatan tradisional dan kertas. Adanya penemuan tersebut membuat masyarakat terus terpacu untuk bekerja keras agar Jepang menjadi negara yang maju. Kemudian, adanya Perang Dunia I kaisar Jepang meminta seluruh masyarakat Jepang untuk terus bekerja keras mempertahankan kekuasaan negara.
Seluruh masyarakat Jepang pada saat itu turut memberikan kekuatan militer pada Jepang. Pada Perang Dunia II, Jepang tetap bekerja keras meskipun pada akhirnya mengalami kekalahan karena kurangnya canggihnya peralatan militer dibandingkan dengan Amerika Serikat.
Namun, adanya bom nuklir yang dijatuhkan di Jepang tidak serta merta meruntuhkan semangat dan kerja keras masyarakat Jepang. Bahkan, kekalahan yang dialami Jepang saat itu membuat masyarakat Jepang terus berbenah menjadi negara yang maju seperti sekarang ini. Budaya kerja Jepang pun sampai saat ini masih dilakukan hingga kini.
Artikel Pilihan
Cara Salam Ketika Bekerja di Jepang
Ternyata di Jepang budaya kerjanya sudah berakar sejak dahulu. Bukan hanya soal kerja keras saja tetapi adanya etika tertentu ketika bekerja, salah satunya yang penting yaitu cara salam. Orang Jepang mengagungkan cara salam, terlebih lagi ketika bekerja. Berikut ini adalah cara salam ketika bekerja di Jepang yang menarik untuk diketahui:
1. Eshaku
Dalam bahasa Jepang, eshaku artinya adalah anggukan. Eshaku biasanya dilakukan sebagai tanda terima kasih yang tidak begitu dalam. Namun, agar terkesan lebih sopan, eshaku biasanya dilakukan dengan membungkuk lebih lama dan posisi kepala lebih dalam. Eshaku dilakukan dengan membungkukkan badan sekitar 15 derajat.
2. Keirei
Biasanya keirei dilakukan bukan etika karyawan membungkuk di hadapan klien untuk menunjukkan rasa hormat. Namun, dalam dunia kerja, keirei juga bisa dilakukan ketika berkenalan dengan orang baru. Keirei dilakukan dengan menegakkan badan secara sempurna lalu membungkukkan badan sekitar 30 derajat.
3. Seikerei
Cara salam yang satu ini biasanya dilakukan pada atasan, manajer, atau partner bisnis yang penting. Seikerei dilakukan sebagai permintaan maaf yang mendalam dan juga sebagai perwujudan rasa hormat. Cara melakukan seikerei yaitu dengan membungkukkan badan 45 derajat dan menurunkan kepala. Lakukan posisi seikeirei sekitar 3 detik lamanya.
Ketahui Budaya Bertukar Kartu Nama
Setelah mengetahui cara salam, kini saatnya mengetahui tentang budaya bertukar kartu nama. Hal ini perlu diketahui karena budaya bertukar kartu nama begitu penting bagi etika bisnis dalam dunia kerja di Jepang. Biasanya bertukar kartu nama dilakukan ketika memperkenalkan diri sebagai karyawan dari sebuah perusahaan.
Bertukar kartu nama (meishi koukan) juga bisa dilakukan sebagai pembuka dalam sebuah pertemuan. Bertukar kartu nama pun tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Oleh karena itu, jika berminat untuk bekerja di Jepang maupun di perusahaan Jepang sebaiknya mengetahui bagaimana cara yang tepat dalam bertukar kartu nama.
Untuk bertukar kartu nama, perlu membawa dompet khusus kartu nama. Pasalnya, orang yang ingin bertukar kartu nama namun tidak membawa card case dianggap tidak sopan. Kemudian, keluarkan kartu nama tersebut di atas card case dengan memegangnya menggunakan kedua tangan.
Pastikan posisi kartu nama sesuai dengan posisi lawan bicara. Lalu, perkenalkan diri dengan menyebutkan nama perusahaan terlebih dahulu, lalu nama divisi atau bagian, kemudian nama lengkap. Jika menyerahkan kartu nama, pastikan posisi tangan berada di bawah tangan penerima agar lebih sopan.
Kemudian, setelah lawan bicara memperkenalkan diri, serahkan kartu nama dengan tangan kanan dan terima kartu nama lawan bicara di tangan kiri. Setelah itu, letakkan kartu nama di atas dompet kartu nama. Jika pertemuan telah selesai, masukkanlah kartu nama dalam dompet kartu nama.
Prinsip Budaya Kerja Jepang yang Patut Dicontoh
Selain budaya bertukar kartu nama, ada satu hal lagi yang penting dalam budaya kerja Jepang, yaitu prinsip budaya kerja. Budaya kerja tersebut senantiasa diterapkan sejak zaman dahulu hingga kini. Maka tidak heran jika masyarakat Jepang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi. Jika ingin mengetahui apa saja prinsip budaya kerja tersebut, berikut ini adalah ulasannya:
1. Ganbatte
Kata ganbatte mungkin sering terdengar untuk menyemangati orang lain. Begitu juga prinsip budaya kerja yang satu ini yaitu agar semua orang yang bekerja untuk tetap semangat. Prinsip budaya kerja Jepang ganbatte sudah tertanam sejak kecil. Orang Jepang percaya jika menerapkan konsep ini maka semua mimpi yang besar akan lebih mudah diraih.
2. Keishan
Tidak heran jika perusahaan Jepang selalu inovatif, kreatif, dan selalu produktif. Pasalnya, para karyawan di Jepang menerapkan konsep budaya kerja keishan, yaitu yang mengedepankan peningkatan setiap pekerjaan dan mementingkan inovasi. Prinsip budaya kerja yang satu ini juga menimbulkan kemauan bagi karyawan untuk terus belajar dari orang lain.
3. Bushido
Orang Jepang terkenal dengan semangat kerja keras dan hal ini telah diwariskan secara turun-temurun. Pasalnya, prinsip ini sudah ada sejak masa feodal Jepang dan mengandung arti ksatria serta menjadi kode etik golongan samurai. Prinsip budaya bushido juga mencerminkan sikap totalitas dan loyalitas terhadap perusahaan.
4. Samurai
Ini adalah prinsip budaya kerja Jepang yang mencerminkan sikap pantang menyerah. Oleh karena itu, karyawan di perusahaan Jepang selalu berupaya keras untuk membangun perusahaannya agar selalu maju dan berkembang. Prinsip ini begitu mengakar kuat sehingga tidak heran jika perusahaan Jepang mampu menunjukkan kesuksesannya di mata internasional.
5. Kaizen
Ini adalah prinsip budaya kerja yang mengedepankan pengembangan dan perbaikan yang dilakukan secara berulang-ulang. Selain itu, prinsip budaya kerja yang satu ini juga mengharuskan karyawan untuk menggunakan waktu seefektif mungkin. Dengan begitu, karyawan di perusahaan Jepang untuk selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan agar tidak menimbulkan kerugian.
Itulah ulasan yang menarik soal budaya kerja Jepang yang bisa dijadikan teladan yang baik. Pasalnya, orang Jepang percaya jika kesuksesan tidak akan datang sendiri jika tidak disiplin dan kerja keras. Oleh karena itu, mereka selalu bersemangat, menghargai waktu, dan bekerja keras ketika bekerja.
Baca juga: Yang Perlu Diketahui Untuk Wawancara Bahasa Jepang dan Tahapan Rekrutmen Kerja Lainnya