Jika berbicara mengenai masakan Jepang, hampir semua orang pasti mengenal sushi, ramen ataupun onigiri. Namun, ternyata ada satu lagi hidangan khas Jepang yang kadang terlupa. Hidangan ini tidak kalah nikmat dengan sushi maupun ramen. Makanan tersebut adalah hasil olahan unagi.
Bagi sebagian orang, unagi mungkin terdengar asing. Namun, bagi pecinta kuliner khususnya kuliner Jepang, bahan olahan ini tentu terdengar familiar. Biasanya, hewan ini digunakan sebagai bahan utama berbagai hidangan Jepang.
Daftar Isi
- Apa Itu Unagi?
- Beda Unagi dengan Belut
- Cara Memperoleh Unagi
- Cara Mengolah Unagi Menjadi Hidangan Lezat
Apa Itu Unagi?
Sebagian orang awam mungkin keliru mengira unagi sebagai belut. Padahal, sebenarnya hewan merupakan sidat air tawar, atau lebih tepat dibilang sidat Jepang. Hewan ini biasanya digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan berbagai hidangan.
Di Jepang, sidat sendiri dikenal sebagai bahan makanan yang lezat. Kabayaki merupakan salah satu hidangan yang kerap menggunakan hewan ini sebagai bahan utamanya. Selain kabayaki, sidat juga sering digunakan untuk membuat donburi atau nasi mangkuk.
Sidat Jepang memiliki cita rasa yang gurih dan lembut. Tidak hanya itu, dagingnya juga tebal dan lebar. Maka, tidak heran apabila hewan ini begitu digemari. Selain rasanya yang lezat, sidat juga dipercaya bisa menambah gairah karena mengandung berbagai vitamin dan mineral. Biasanya sidat dikonsumsi ketika musim panas tiba.
Artikel Pilihan
Beda Unagi dengan Belut
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, meskipun terlihat serupa akan tetapi sidat bukanlah belut. Ada perbedaan mendasar antara sidat dan belut. Kira-kira apa saja perbedaannya?
1. Struktur Tubuh
Satu perbedaan mendasar antara hewan ini dan belut adalah struktur tubuhnya. Belut memiliki tubuh yang memanjang tanpa adanya sirip dan sisik. Akan tetapi, belut memiliki lapisan lendir yang menyelimuti tubuhnya.
Sementara itu, sidat memiliki tubuh yang memanjang dengan sisik kecil unik seperti anyaman bambu di tubuhnya. Terdapat sirip di kedua sisinya yang menyerupai telinga. Sama seperti belut, tubuh sidat juga dilapisi sejenis lendir sebagai mekanisme pertahanan diri.
2. Habitat Alami
Perbedaan lain antara belut dan sidat terletak pada habitat alami hidupnya. Belut merupakan jenis ikan yang tidak mempunyai kondisi alam baik geografis atau iklim yang khusus untuk tumbuh dan hidup. Hal ini dikarenakan belut memiliki daya adaptasi yang tinggi.
Hewan ini bisa ditemukan mulai dari perairan di dataran tinggi hingga di rawa-rawa atau kanal sungai. Namun, tempat hidup favorit belut biasanya berupa perairan dengan kadar oksigen rendah yang terdiri dari lumpur sebanyak 80% dan air 20%.
Sementara itu habitat asli sidat adalah jenis perairan tanpa lumpur seperti belut. Sidat bisa hidup baik di air tawar maupun air asin, meski secara umum siklus hidup sidat berada di air tawar. Untuk bisa tumbuh secara optimal, sidat membutuhkan lingkungan dengan kadar salinitas yang rendah.
3. Perilaku Pemijahan
Perilaku pemijahan pada sidat juga berbeda pada belut. Secara umum, sidat memiliki perilaku pemijahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan belut. Hal ini dikarenakan sidat seringkali berpindah tempat ketika akan berkembang biak.
Ikan sidat yang berkembang biak biasanya menuju ke laut untuk bertelur. Setelahnya ikan sidat akan kembali ke air tawar . Lalu, apabila anakan telur sidat telah pecah, anakan sidat tersebut akan kembali menuju air tawar.
Sementara itu, belut biasanya tidak memerlukan perpindahan tempat ketika akan berkembang biak. Selama perairan yang dihuni mengandung lumpur, belut dapat berkembang biak dengan baik.
4. Siklus Hidup
Siklus hidup pada sidat berbeda dengan belut. Pada belut siklus hidupnya lebih sederhana dibanding sidat. Belut sendiri merupakan hewan hermaprodit yakni hewan berkelamin ganda. Musim kawin pada belut terjadi pada awal musim kemarau dan hujan. Biasanya telur belut diletakkan di atas permukaan air dan membutuhkan waktu 9 hingga 10 hari untuk menetas.
Anak belut yang baru menetas biasanya berwarna kuning kecoklatan yang akan berubah menjadi coklat muda. Saat berumur 15 hari belut akan meninggalkan sarang.
Jika dibandingkan dengan belut, siklus hidup sidat sedikit lebih rumit. Telur sidat biasanya diletakan di laut dan ketika menetas akan menjadi larva. Nantinya larva ini akan mencapai pantai dalam kurun waktu 1 hingga 3 tahun lalu berubah menjadi glass eel. Saat glass eel berubah warna menjadi kuning kecoklatan, kehijauan, atau kehitaman, artinya sidat telah dewasa.
Cara Memperoleh Unagi
Ikan sidat bisa diperoleh baik ketika sudah diolah maupun sebelum diolah. Sidat yang masih mentah biasanya bisa ditemukan di tempat budidaya sidat. Ada juga toko di pasar daring yang menjual sidat maupun bibit sidat
Sementara itu, untuk sidat yang telah diolah, cara memperolehnya sedikit berbeda. Beberapa olahan hewan ini bisa dibeli secara online yakni dalam bentuk kabayaki. Cara lain untuk memperoleh sidat yang telah diolah yakni dengan mendatangi rumah makan yang menyajikan sidat.
Umumnya di rumah makan tersebut, ada beberapa hasil olahan sidat yang disajikan,seperti kabayaki, unadon, ataupun sushi sidat. Dengan begitu, pilihan untuk menikmati sidat pun semakin beragam.
Cara Mengolah Unagi Menjadi Hidangan Lezat
Sidat merupakan hewan yang bisa diolah menjadi berbagai macam makanan. Meskipun seringkali ditemui di rumah makan, hewan ini ternyata bisa diolah sendiri di rumah. Cara pengolahan sidat ini juga tidak terlalu sulit.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat olahan sidat yakni unadon adalah sebagai berikut:
-
Frozen kabayaki
-
Gula
-
Mirin
-
Nasi
-
Miso atau soy sauce
Apabila bahan yang diperlukan telah terkumpul, langkah selanjutnya adalah memasak sidat menjadi unadon. Tahapan dalam membuat unadon yakni:
-
Langkah pertama dalam membuat unadon adalah membuat saus unagi terlebih dahulu. Yang perlu dilakukan adalah mencampurkan miso, mirin, dan gula ke dalam wajan. Panaskan dengan api sedang. Aduk hingga gula meleleh dan saus mengental.
-
Selanjutnya, adalah memanaskan kabayaki yang membeku. Panaskan oven pada suhu 230 derajat. Setelah panas, masukan kabayaki ke dalam oven selama 7 menit.
-
Langkah selanjutnya yakni mengeluarkan kabayaki yang telah dipanaskan, kemudian lumuri kabayaki dengan saus ini. Setelah itu panggang kembali kabayaki selama satu menit.
-
Masukan nasi hangat ke dalam mangkuk. Jangan lupa olesi nasi dengan saus atau unagi tare untuk memperkaya rasa nasi.
-
Tata kabayaki yang telah dipanaskan dan diolesi saus ke atas nasi. Kemudian olesi kembali dengan saus.
-
Unadon siap disajikan. Untuk mendapatkan cita rasa maksimal, nikmati selagi unadon hangat.
Sidat merupakan hewan yang kaya akan gizi. Oleh karena itu tidak heran jika unagi sering diolah menjadi berbagai macam makanan. Di Jepang sendiri, sidat termasuk makanan yang mewah dengan harga mahal.
Meskipun demikian, bukan berarti pecinta kuliner tidak bisa menikmati kelezatan sidat . Tidak hanya itu, sidat juga bisa dinikmati tanpa perlu pergi jauh ke Jepang. Sekarang ini terdapat banyak toko online yang menyediakan kabayaki atau sidat yang diolah, sehingga bahan makanan tersebut bisa dinikmati lebih mudah.
Baca juga: “Itadakimasu” Sebagai Bagian dari Tata Krama Makan di Jepang