Jepang memiliki berbagai budaya yang menarik untuk dilihat lebih jauh. Di satu sisi negara ini dipengaruhi oleh kebudayaan Jepang yang tertanam sejak ribuan tahun lalu oleh nenek moyangnya. Namun, di sisi lain keadaan terus berubah sangat cepat dengan mode-mode baru dan kebiasaan yang baru.
Teknologi semakin berkembang mengikuti zaman yang semakin canggih dan mendorong berbagai batasan yang tidak lagi terlihat. Hal inilah yang menjadi daya tarik Jepang dimana budaya lokal berbaur dengan budaya modern secara baik dan sangat wajib dikunjungi. Bagi yang ingin tahu tentang kebudayaan Jepang maka temukan jawabannya di sini.
Daftar Isi
Mengenal Budaya Jepang dari Masyarakatnya
Mengenal Budaya Jepang dari Masyarakatnya
Masyarakat merupakan salah satu produk kebudayaan Jepang yang sangat penting bagi kelangsungan generasi selanjutnya. Jepang kadang dipandang sebagai masyarakat yang homogen secara sosial dan etnis, namun Jepang memiliki asal etnis yang berbeda. Kelompok etnis terbesar yang mewakili adalah dari Korea, Cina, Brazil dan Filipina yang terus memasuki wilayah Jepang sejak lama.
Kini generasi muda hanya berbicara dengan bahasa Jepang, bukan dengan bahasa nenek moyang mereka. Selain keluarga etnis tersebut, sejak tahun 1990 an Jepang juga banyak menerima pekerja-pekerja tamu jangka panjang yang direkrut oleh pabrik-pabrik di Jepang. Hal ini membuat keberagaman etnis di Jepang semakin banyak dan heterogen.
Artikel Pilihan
Sistem Kepercayaan
Agama di Jepang adalah perpaduan ideology luar biasa dari Shintoisme dan Buddha yang mendominasi. Tidak seperti di negara Barat, agama di Jepang jarang diberitakan dan jarang pula ada doktrin. Hal tersebut merupakan kode moral, cara hidup yang bahkan hampir tidak bisa dibedakan dengan nilai-nilai sosial dan budaya di Jepang.
1. Agama dan Kaisar
Hingga Perang Dunia ke-II, agama di Jepang berfokus pada sosok Kaisar sebagai perwujudan Dewa yang hidup ditengah masyarakat. Mereka adalah orang-orang terpandang dari keluarga besar di Jepang dimana semua masyarakat Jepang adalah anggotanya. Kekalahan Jepang dalam perang membawa sistem baru dan menghancurkan kepercayaan masyarakat akan kedewasaan seorang Kaisar.
2. Shintoisme dan Buddhisme
Ajaran Shinto adalah spiritualitas asli di Jepang yang mempercayai bahwa setiap makhluk hidup mengandung Kami (dewa). Prinsip ini berbaur dalam kehidupan sosial masyarakat dan menciptakan kebudayaan yang diperingati hingga kini.
Masuknya Buddha melalui Cina, Tibet, dan Vietnam memperjelas kedudukan ajaran Shinto. Jika Shinto adalah spiritualitas dunia maka Buddha adalah spiritualitas jiwa dan akhirat. Hal ini memperjelas hubungan kedua ajaran ini yang hidup berdampingan tanpa pertentangan.
3. Kuil
Kuil sebagai tempat menjalankan ibadah bagi pemeluk ajaran Shinto dan Buddha memiliki perbedaan. Untuk ajaran Shinto, kuilnya dapat dikenali dari gerbang masuk yang besar dengan cat berwarna merah vermillion. Sedangkan untuk bangunan kuil Buddha biasanya berbentuk candi dalam satu kompleks yang sama sehingga kadang sulit untuk membedakannya.
4. Jimat Keberuntungan
Keberuntungan, takdir dan takhayul adalah hal yang sangat penting dan dihargai dalam kepercayaan masyarakat Jepang. Banyak orang yang membeli jimat baik kecil maupun besar di tempat suci untuk mendatangkan keberuntungan. Mereka juga berdoa di atas papan kayu yang disebut ema dan mengambil slip keberuntungan untuk meningkatkan keberuntungan seseorang.
5. Upacara Keagamaan
Waktu paling penting bagi bagi masyarakat Jepang dalam setahun adalah perayaan tahun baru. Mereka merayakannya pada tanggal 1 hingga 3 Januari untuk melakukan ziarah ke kubur leluhur dan mengunjungi kuil untuk mendapatkan keberuntungan. Ada juga O-Bon pada 16 Agustus yang diyakini waktu turunnya roh nenek moyang untuk mengunjungi makhluk hidup.
6. Agama Lain
Pemerintah Jepang dalam konstitusinya pada pasal 20 memberikan kebebasan kepada masyarakatnya untuk beragama penuh. Mereka mengizinkan agama minoritas seperti Islam, Kristen dan Hindu untuk dipraktekkan di negaranya bahkan agama baru sekalipun.
Dunia Geisha dan Maiko
Kebudayaan Jepang juga tidak dari Geisha dan Maiko yang menjadi salah satu identitas negeri ini. Geisha dan Maiko sendiri adalah salah satu bentuk hiburan yang syarat akan seni yang berasal dari manusia. Dunia Geisha dimulai dari banyaknya pelacur yang bermunculan setelah Jepang memutuskan kontraknya dengan para pedagang kaya di zaman Edo.
Mereka ingin mengembangkan jenis hiburan lain dari bermusik, tari dan puisi yang mempesona. Awalnya, Geisha adalah laki-laki, namun pada abad ke-18 wanita sudah mulai bermunculan. Seiring dengan perkembangannya, kini banyak aturan ketat untuk tidak menghina profesi Geisha sebagai penghibur.
Sama seperti Geisha, Maiko juga merupakan penghibur namun dengan usia yang lebih muda, rata-rata 15 tahun. Para Maiko harus melalui pelatihan terlebih dahulu di tempat khusus untuk mempelajari berbagai bidang. Mereka tidak hanya harus belajar mengenai seni, namun mereka juga harus bisa membuat tamu merasa nyaman.
Olahraga Nasional di Jepang
Kebudayaan Jepang yang lain juga tercermin dari seni olahraga tradisional yang mereka miliki. Pentingnya penguasaan dalam bidang olahraga membuat orang tua di Jepang mendaftarkan anaknya dalam tim olahraga sekolah sejak dini. Tidak hanya tentang kesehatan dan bela diri, olahraga juga dapat menanamkan rasa persahabatan, kerja keras dan dedikasi.
1. Sumo
Olahraga yang pertama yang menjadi cerminan kebudayaan Jepang adalah sumo. Dalam praktiknya, olahraga ini dilakukan oleh orang bertubuh gempal tanpa pakaian atasan. Selain sebagai olahraga, sumo mengandung ritual terikat dari ajaran Shinto seperti penggunaan garam untuk menyucikan ring. Olahraga ini adalah olahraga cukup tua yang dimiliki Jepang dengan sejarah yang panjang.
2. Kendo
Kebudayaan Jepang juga dapat dilihat dari olahraga dan seni bela diri Kendo yang biasanya sangat berisik. Olahraga ini memadukan kekuatan, keterampilan dan keberanian menghadapi musuh dengan senjata. Awalnya olahraga ini dikembangkan dari latihan ilmu pedang samurai periode Kamakura namun seiring perkembangannya pedang diganti menjadi tongkat bambu.
3. Karate
Olahraga lain yang ada di Jepang yang juga merupakan seni bela diri adalah Karate. Seni bela diri ini sudah dipraktikkan di berbagai wilayah di dunia dan banyak di pertandingan dalam ajang bergengsi. Karate bukanlah olahraga asli Jepang, namun beberapa literatur mengatakan ini berasal dari benua India yang dibawa oleh pedagang Cina.
4. Aikido
Tidak seperti olahraga sebelumnya, Aikido bisa dikatakan lebih tenang karena memfokuskan pada pertahanan. Aikido tidak begitu agresif dimana pemain harus selalu menyerang lawan, namun para pemain Aikido bertarung tidak untuk saling merugikan. Olahraga ini sudah ada sejak tahun 1920 yang dibawa oleh Ueshiba Morihei.
5. Judo
Selain Karate, olahraga Jepang yang banyak dipraktikkan oleh masyarakat non Jepang di seluruh dunia adalah Judo. Esensinya terletak pada kehalusan, kecepatan dan keterampilan mengukur kekuatan lawan terhadap diri mereka sendiri. Olahraga ini selalu menjadi tontonan menarik karena gerakan yang halus dan penyerangan yang cepat membuat orang merasa penasaran(*).
Itulah ulasan mengenai budaya-budaya yang ada di Jepang yang menjadi pembahasan kali ini. Sejatinya, kebudayaan Jepang ada beragam jenisnya yang tentu saja menarik untuk dilihat bahkan diteliti lebih jauh. Mulai dari kesenian, olahraga, agama bahkan masyarakatnya adalah hal terunik yang dimiliki oleh sebuah negara.
Baca juga: Ketahui Cara Pakai Sumpit yang Benar untuk Kamu Si Pecinta Makanan Jepang