Bahas Tentang Tulisan Jepang, Yuk! Mulai dari Sejarah Hingga Tata Cara Penulisannya

WeXpats
2020/12/14

Bahasa Jepang termasuk salah satu bahasa yang paling banyak dipelajari oleh orang-orang di dunia. Sebagaimana kemampuan bahasa pada umumnya, memahami tulisan Jepang adalah aspek penting agar dapat berkomunikasi dengan baik. Memang ada tantangan tersendiri dalam mempelajarinya, sebab dalam bahasa Jepang ada tiga aksara yang digunakan, yaitu kanji, hiragana, dan katakana.

Walaupun demikian, proses belajar tulisan Jepang akan menjadi mudah apabila sudah memahami konsep dasar dan prinsipnya. Oleh sebab itu, artikel ini akan membahas tentang kanji dan huruf kana (hiragana dan katakana) sekaligus struktur kalimat dalam bahasa Jepang. Kalau sudah menguasainya, maka tinggal mengasah kemampuan lain serta memperkaya kosa kata bahasa Jepang. Lakukan dengan cara yang menyenangkan supaya pembelajaran tidak terasa membosankan.

 

Daftar Isi

  1. Asal Usul Kanji dan Huruf Kana
  2. Susunan Kalimat Bahasa Jepang
  3. Aturan Partikel dan Tanda Baca
  4. Empat Bentuk Kata Kerja

Asal Usul Kanji dan Huruf Kana

Kanji sebenarnya aksara dari Tiongkok yang digunakan juga dalam sistem bahasa Jepang. Ini adalah aksara tersulit untuk dipelajari. Selain karena jumlahnya ribuan, menulisnya pun tidak bisa sembarangan sebab bisa jadi menimbulkan makna yang berbeda. Murid-murid sekolah dasar di Jepang setidaknya harus menguasai 80 karakter kanji. Sampai akhirnya mereka lulus mempelajari aksara kanji hingga 1.000.

Dalam tulisan Jepang ada juga yang disebut huruf kana. Huruf ini ada dua jenis, yaitu hiragana dan katakana. Berdasarkan sejarahnya, huruf hiragana banyak dipakai oleh kaum wanita. Maka dari itu, bentuk hurufnya cenderung melengkung. Huruf hiragana dipakai untuk kata-kata asli bahasa Jepang. Sebaliknya, huruf katakana dahulu dipakai oleh kaum pria sehingga goresannya kaku dan cenderung patah di ujung. Huruf ini berfungsi untuk kata-kata serapan dalam bahasa Jepang. Kanji juga salah satu huruf Jepang, jika ingin mengetahui lebih tentang kanji silakan baca juga Satu Langkah Lebih Mahir : Inilah Cara Mudah Belajar Kanji Jepang untuk Pemula.

Shodou adalah seni tulisan Jepang atau kaligrafi yang berasal dari Tiongkok. Umumnya, aksara yang digunakan untuk kesenian ini adalah kanji. Namun kini beberapa kaligrafi juga menggunakan aksara kana. Ada tiga teknik atau gaya dalam menuliskan huruf Jepang, yaitu:

1. Kaisho

Ini adalah teknik atau gaya mendasar dalam membuat kaligrafi huruf Jepang. Seseorang menuliskan huruf Jepang semirip mungkin dengan bentuk aslinya. Tujuan tulisan tidak diberi banyak gaya supaya mudah dibaca. Teknik ini banyak dipelajari oleh anak-anak Jepang atau para pemula yang baru mengenal bahasa Jepang/

2. Gyousho

Huruf yang ditulis dengan teknik gyousho hasilnya tampak sedikit miring sehingga kesannya lebih santai. Berbeda dengan bentuk kaisho yang tegas dan kaku. Selain itu, huruf dengan gaya gyousho ujung-ujungnya tumpul. Meski terlihat seperti tulisan tangan biasa, seseorang yang membuat kaligrafi model gyousho kemampuannya setingkat di atas kaisho karena harus menulis kaligrafi dalam keadaan benar-benar tenang.

3. Shousho

Hanya seorang master atau ahli shodou yang bisa membuat kaligrafi bergaya shousho. Pada saat menulis, mereka sama sekali tidak mengangkat kuasnya sehingga garis-garisnya terlihat menyatu. Bahkan mereka mampu menulis dua huruf sekaligus dan hasilnya begitu indah. Jika dibandingkan dengan dua gaya shodou lainnya, hasil tulisan dari gaya shousho cenderung sulit untuk dibaca.

Susunan Kalimat Bahasa Jepang

Bentuk kalimat pada umumnya adalah subjek + predikat + objek + keterangan. Walaupun begitu, dalam beberapa tata bahasa asing ada yang tidak demikian, termasuk dalam tulisan Jepang. Inti dari kalimat bahasa Jepang harus mengandung unsur dan predikat. Unsur ini bisa berupa subjek, objek, ataupun keterangan. Namun yang pasti harus ada kata kerja dalam satu kalimat.

Posisi kata kerja pun bukan setelah subjek, melainkan ditaruh di akhir kalimat. Sedangkan untuk subjek dan unsur lainnya bebas ditempatkan di mana saja. Ingat, yang terpenting adalah keberadaan predikat dan posisinya di penghujung kalimat. Kalimat bahasa Jepang bisa diawali dengan subjek, objek, atau keterangan tempat, kemudian diikuti dengan unsur lainnya.

Memang hal ini cukup unik sehingga wajar saja kalau pemula banyak yang bingung saat mengidentifikasi mana kata kerja, benda, subjek, dan sebagainya. Maka dari itu, dalam tulisan Jepang dikenal dengan partikel. Simak bahasan selanjutnya di bawah ini mengenai partikel dan fungsinya serta berbagai bentuk kata kerja sesuai penggunaannya.

Seperti apa sih Grammar dalam bahasa Jepang itu? Jika penasara silakan baca Keunikan Grammar dalam Bahasa Jepang.

Aturan Partikel dan Tanda Baca

Buat yang masih bingung dalam membaca kalimat bahasa Jepang, maka hal lain yang harus dipahami adalah partikel serta kuten dan toten. Berikut adalah penjelasannya:

1. Partikel dan Fungsinya

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa subjek, kata benda, ataupun kata keterangan bisa ditempatkan di awal kalimat. Untuk menentukan apakah kata tersebut mengindikasikan unsur tertentu, maka harus dilengkapi dengan partikel. Partikel adalah kata bantu yang menjelaskan kata yang mengiringinya, apakah subjek, kata benda, keterangan tempat, atau sifat.

Fungsi partikel seperti imbuhan dalam bahasa Indonesia, namun posisi partikel ditulis di akhir kata yang mengiringinya. Partikel bukanlah penentu apakah sebuah kata ditaruh di urutan pertama, kedua, dan sebagainya. Selain itu, partikel juga penyatu antara kata satu dengan lainnya sehingga unsur dalam kalimat bahasa Jepang bisa ditulis di mana saja, kecuali untuk predikat tetap ditaruh di akhir kalimat.

Contoh partikel adalah “wa” untuk menunjukkan subjek, “o” untuk menunjukkan objek, “de” untuk menunjukkan tempat, dan masih banyak lagi. Melihat peran partikel yang begitu penting sebab berfungsi untuk menyambungkan kata-kata, maka jangan lupa mempelajari ini supaya kalimat yang ditulis dapat dipahami.

2. Penggunaan Kuten dan Toten

Selain posisi setiap kata yang berbeda dari susunan kalimat pada umumnya, keunikan lain kalimat bahasa Jepang adalah tidak memiliki spasi. Oleh sebab itu, harus ada partikel dan tanda baca. Ada dua tanda baca yang dalam bahasa Jepang, yaitu kuten dan toten. Kuten ditempatkan di akhir kalimat karena memang fungsinya sama seperti tanda titik.

Sedangkan toten fungsinya mirip seperti tanda koma, yaitu memisahkan bagian-bagian pada kalimat agar mudah dipahami konteksnya. Adapun penggunaan tanda seru dan tanda tanya tidak begitu esensial dalam kalimat bahasa Jepang sebab ada partikel yang fungsinya untuk pernyataan, penegasan, hingga menunjukkan pertanyaan. Meskipun demikian, ada juga beberapa kalimat yang menggunakan tanda seru dan tanda tanya di akhir kalimat.

Baca juga >> Penggunaan Partikel "Ni", Belajar Tata Bahasa Jepang Yuk!

Empat Bentuk Kata Kerja

Sebenarnya ada 14 jenis kata kerja dalam bahasa Jepang. Semuanya harus dipelajari dan dipahami dengan baik karena mewakili seluruh kata kerja bahasa Jepang. Namun untuk permulaan sebaiknya diawali dengan memahami empat bentuk di bawah ini:

1. Bentuk Dasar

Bentuk kata kerja dasar ini adalah kata-kata kerja yang ada di dalam kamus. Oleh sebab itu, salah satu cara untuk mahir bahasa Jepang adalah rajin mencari arti kata dari kamus. Lama kelamaan perbendaharaan kata bahasa Jepang akan bertambah dengan sendirinya. Tak hanya itu, menghafalkan kata kerja bentuk dasar pun tergolong mudah karena bersifat umum (belum memiliki konteks penggunaanya dalam kalimat).

2. Bentuk -masu

Bentuk ini digunakan untuk menunjukkan kesopanan. “Masu” sendiri tidak memiliki arti khusus, namun beberapa kata yang disertai dengan “masu” akan memiliki makna atau ekspresi tersendiri. Contoh kata kerja yang sering diiringi “masu” adalah tabe-masu, iki-masu, dan sebagainya. Bentuk -masu bisa berubah jika disesuaikan dengan konteks waktu dan pembicaraannya, misalnya “-masen” untuk hal negatif dan masa kini, “-mashita” untuk hal positif dan masa lampau, serta "-masen deshita" untuk hal negatif dan masa lampau.

Masih penasaran dan ingin tahu lebih tentang bentuk masu ini? Jika iya silakan baca juga Mengenal Akhiran Masu. Bentuk dan Contohnya dalam Kalimat Bahasa Jepang.

3. Bentuk -te

“Te” juga kata sambung yang sering digunakan dalam bahasa Jepang, khususnya untuk mengiringi kata kerja. Sama seperti “masu”, kata “te” juga tidak memiliki arti khusus namun bisa memberi makna dan ekspresi tersendiri pada kata yang disertainya. Contoh kata kerja yang menggunakan akhiran “te” adalah itte, hataraite, tabete, suwatte, dan lainnya.

4. Bentuk -nai

Bentuk -nai umumnya digunakan untuk membentuk kalimat negatif. Contoh kata kerja bentuk Nai adalah tabe-nai, ika-nai, hanasa-nai, dan sebagainya. Ada dua hal yang perlu diperhatikan saat akan menambahkan “nai” pada kata kerja. Pertama, jika kata kerja berakhiran huruf “E” sebelum ditambahkan “nai”, maka gantilah posisi “masu” dengan “nai”, seperti tabe-masu menjadi tabe-nai. Selanjutnya, jika huruf sebelum “masu” berakhiran huruf “I”, maka gantilah huruf tersebut dengan “A” kemudian tambahkan “nai”, seperti ikimasu menjadi ikanai.

Memahami tulisan Jepang memang tantangan tersendiri dalam mempelajari bahasa Jepang. Namun jangan putus asa karena ini sebenarnya menyenangkan. Rajinlah berlatih dengan banyak menulis, membaca, dan bercakap-cakap dengan bahasa Jepang. Tanpa disadari hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan.

Baca juga: Sasuga! Sugoi! Suteki! 10 Pilihan Kata Pujian dalam Bahasa Jepang

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Tradisi budaya Jepang/ Bahas Tentang Tulisan Jepang, Yuk! Mulai dari Sejarah Hingga Tata Cara Penulisannya

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie