Festival Tanabata, Festival Bintang di Jepang pada Musim Panas

WeXpats
2020/12/22

Jepang terkenal sebagai negara yang memiliki sejuta festival. Salah satu festival yang diadakan tiap tahun dan selalu meriah yaitu festival Tanabata. Perayaan Tanabata akan diselenggarakan setiap musim panas. Namun, tanggal penyelenggaraannya berbeda-beda di setiap wilayah Jepang.

Meskipun begitu, perayaan Tanabata akan dirayakan dengan cara dan bentuk yang sama. Namun, tentu saja tiap daerah yang menyelenggarakan Perayaan Tanabata akan memiliki ciri khasnya tersendiri yang sangat sayang jika tidak dilewatkan. Namun, sebelum mengetahui bagaimana kemeriahan Festival Tanabata, simak dahulu legenda dibalik perayaan ini.

Daftar Isi

  1. Legenda Tanabata yang Menyedihkan
  2. Seperti Apa Itu Festival Tanabata?
  3. Aneka Warna Permohonan di Tanzaku
  4. Ragam Festival Tanabata

Legenda Tanabata yang Menyedihkan

Festival ini mengisahkan dua bintang, yaitu Orihime dan Hikoboshi, yang merupakan bintang Vega dan Altair. Kisah kedua bintang ini berasal dari cerita rakyat Tiongkok yang berjudul. “Gembala Sapi dan Dewi Penenun”. Pasalnya, Orihime adalah seorang Dewi Tenun dan Hikoboshi adalah seorang penggembala.

Dewi Penenun hidup di sungai, yang kemudian menikahi penggembala sapi dan pernikahan mereka direstui oleh ayahnya, yaitu Tantei atau Dewa Langit. Seiring berjalannya waktu, Dewi Penenun amat jatuh cinta pada sang penggembala sehingga tidak dapat berkonsentrasi dan seringkali tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya. Melihat hal tersebut, ayah Dewi Penenun marah besar sehingga memisahkan keduanya.

Akibatnya, sang penggembala diasingkan sejauh mungkin dari Dewi Penenun di sisi lain sungai. Adanya kejadian tersebut membuat Dewi Penenun terus menerus menangis setiap harinya. Pada akhirnya, ayahnya memutuskan jika keduanya boleh bertemu setahun sekali setiap tanggal 7 Juli. Persyaratannya, mereka harus bekerja keras jika ingin bertemu.

Kemudian, kedua kekasih tersebut sama-sama bekerja keras agar mereka bisa bertemu di hari pertemuan, yang dinamakan Hari Tanabata. Kisah ini menyimbolkan bintang pada malam hari, dimana Vega menggambarkan Orihime dan Altair sebagai Hikoboshi. Mereka dipisahkan dengan galaksi Bima Sakti.

Seperti Apa Itu Festival Tanabata?

Di atas telah diulas mengenai legenda Tanabata yang mengharukan. Namun, kisah itulah yang menjadikan permulaan adanya Festival Tanabata di Jepang setiap tahunnya. Sesuai legendanya, festival ini akan dirayakan pada tanggal 7 Juli, sesuai kalender Gregorian.

Namun, sebelum Zaman Meiji, Jepang masih menggunakan kalender Lunisolar yang berdasarkan pada penanggalan fase bulan dan pergantian musim yang dipengaruhi peredaran bumi terhadap matahari. Dengan begitu, jika menggunakan kalender Lunisolar, Festival Tanabata ada pada tanggal 7 Agustus. Itulah mengapa beberapa daerah di Jepang merayakan Hari Tanabata di tanggal dan bulan yang berbeda.

Meskipun waktu penyelenggaraannya berbeda-beda, namun cara perayaan secara garis besarnya memiliki kemiripan. Satu hal yang sama dan dapat ditemukan di Festival Tanabata yaitu adanya dekorasi pohon bambu yang digantungi kertas warna-warni di bagian rantingnya. Hiasan bambu tersebut ditempatkan di beberapa tempat publik, seperti area dan pusat perbelanjaan, stasiun, sekolah, dan lain sebagainya.

Pohon bambu dijadikan hiasan pada festival ini karena pohon bambu akan terus tumbuh menjulang tinggi hingga tembus ke langit. Orang dahulu percaya hal tersebut bisa terjadi karena ada kekuatan misterius. Namun, ada pula yang percaya jika dewa bersemayam di pohon bambu.

Aneka Warna Permohonan di Tanzaku

Adanya kertas warna-warni yang digantungkan pada ranting bambu pada Festival Tanabata disebut dengan tanzaku. Namun, tanzaku bukanlah kertas biasa, namun berisi permohonan dan doa-doa. Dengan begitu, orang-orang Jepang biasanya menuliskan permohonan dan doa-doa mereka dan ditulis di tanzaku. Mereka berharap jika doa-doa dan permohonan tersebut dikabulkan oleh para dewa.

Warna resmi dari tanzaku, yaitu hitam, putih, merah, kuning, dan biru. Namun, warna tersebut bukan tanpa arti, melainkan berasal dari teori Cina Kuno dan melambangkan 5 elemen. Elemen (Wu Xing) tersebut, yaitu bumi (Tu), air (Shui), logam (Jin), api (Huo), dan kayu (Mu). Bumi melambangkan kuning, air melambangkan hitam, logam melambangkan putih, api melambangkan merah, dan kayu melambangkan biru.

Namun, ada pula yang mengganti warna hitam menjadi warna ungu. Pasalnya, warna hitam dinilai sebagai sesuatu hal yang buruk. Setiap warna di Tanzaku ternyata memiliki makna yang berbeda pula. Dengan begitu, bagi yang ingin menuliskan permohonan dan doa-doa, biasanya menyesuaikan dengan warna kertas Tanzaku agar permohonan bisa terwujud lebih tinggi.

Misalnya, warna kuning pada tanzaku melambangkan persahabatan. Dengan begitu, jika menuliskan permohonan dan doa tentang persahabatan, menulislah di tanzaku kuning. Kemudian, untuk warna merah melambangkan keberkatan pada nenek moyang dan juga orang tua. Jadi, bagi yang menuliskan permohonan yang berhubungan dengan nenek moyang atau orang tua, menuliskan di tanzaku merah.

Tanzaku biru akan melambangkan kesopanan, sehingga seringkali digunakan bagi seseorang yang ingin berubah menjadi lebih baik atau memperbaiki diri. Kemudian, ada tanzaku hitam atau ungu yang melambangkan pelajaran. Dengan begitu, jika ingin memohon agar mendapat nilai yang tinggi atau sedang belajar sesuatu, tulislah permohonan tersebut di tanzaku hitam atau ungu.

Terakhir, yaitu tanzaku warna putih yang melambangkan tentang tanggung jawab dan juga kewajiban. Agar bisa mencapai mimpi atau kewajiban dan tanggung jawab yang diemban bisa terpenuhi dan sukses, cobalah menulis tanzaku di warna putih.

Ragam Festival Tanabata

Di atas telah disinggung jika beberapa daerah di Jepang akan mengadakan festival Tanabata di waktu yang berbeda. Namun, secara garis besar cara perayaan dan bentuknya sama, meskipun tiap daerah memiliki keunikannya masing-masing. Jika ingin tahu, apa saja ragam perayaan Tanabata di beberapa daerah di Jepang, berikut ini adalah ulasannya:

1. Tanabata Shitamachi

Biasanya perayaan Tanabata di Shitamachi akan dirayakan di Asakusa ke Ueno, sepanjang Jalan Kappabashi. Di sepanjang jalan tersebut, akan penuh dihiasi hiasan lampion yang yang melambangkan Bima Sakti. Di sepanjang jalan akan dipenuhi kios-kios yang menjual kerajinan tangan dan berbagai keperluan lainnya. Dengan begitu, pengunjung bisa berkeliling sambil menyaksikan pertunjukan dan pawai.

2. Tanabata Ogawamachi

Festival ini dirayakan di Prefektur Saitama, diseluruh wilayah Kota Ogawamachi. Daya tarik utama perayaan Tanabata di Ogawamachi yaitu dekorasi Tanabata yang berwarna-warni dan terbuat dari kertas washi warna-warni yang dibuat oleh pengrajin setempat. Perayaan ini diselenggarakan selama dua hari, biasanya hari pertama terdapat pertunjukkan seperti tari-tarian dan hari terakhir ditutup dengan pertunjukan kembang api.

3. Tanabata Shonan Hiratsuka

Ciri khas dari perayaan Tanabata Shonan Hiratsuka yaitu dekorasinya yang berukuran besar. Bahkan, dekorasi tersebut bisa menjulang tinggi lebih dari 10 meter. Selain itu, ada pula dekorasi Tanabata yang memiliki tema hewan dan karakter. Perayaan juga dimeriahkan oleh penampilan selebriti populer. Jika tertarik mengunjunginya, lokasi festival ada di seluruh wilayah kota Hiratsuka.

4. Tanabata Sendai

Perayaan Tanabata Sendai merupakan salah satu dari tiga perayaan terbesar di seluruh Jepang. Biasanya perayaan ini dikunjungi lebih dari 2 juta pengunjung setiap tahunnya. Perayaan ini begitu meriah di Sendai, hal ini ditandai dengan seluruh kota, mulai dari area perbelanjaan hingga fasilitas umum dihiasi berbagai dekorasi Tanabata yang khas.

5. Tanabata Sayama Irumagawa

Selain Tanabata Sendai, Tanabata Sayama Irumagawa juga termasuk dalam perayaan Tanabata terbesar di Jepang Timur. Lokasi perayaan ini berada di Sayama dan para penduduk setempat secara sukarela memasang dekorasi Tanabata yang meriah. Pada puncak acara, akan diselenggarakan pesta kembang api yang menakjubkan.

Di atas telah diulas mengenai Festival Tanabata yang sangat meriah dan diselenggarakan di beberapa wilayah di Jepang. Meskipun festival tersebut memperlihatkan berbagai pertunjukkan, namun esensinya yaitu sebagai media untuk menuliskan permohonan dan doa untuk para dewa. Jadi, ketika berlibur ke Jepang pada musim panas, jangan lewatkan untuk datang ke Perayaan Tanabata, ya.

Baca juga: Berburu Makanan Festival Jepang. Semuanya Wajib Kamu Coba!

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Tradisi budaya Jepang/ Festival Tanabata, Festival Bintang di Jepang pada Musim Panas

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie