Hashima Island (Gunkanjima), Pulau terlantar yang Sekarang Jadi Tujuan Wisata Mengesankan

WeXpats
2021/02/09

Wisatawan biasanya memilih tempat berlibur ke pulau yang indah seperti Bali atau Hawai. Namun, ada juga dari mereka yang ingin merasakan sensasi wisata nyali dengan mengunjungi Hashima island. Pulau tersebut berada prefektur Nagasaki, Jepang.

Bentuknya seperti kapal perang dan dulunya dihuni oleh pekerja tambang. Pulau yang memiliki nama lain Gunkanjima ini terkenal angker dan mistis. Karena itu, tidak sembarang orang boleh masuk ke area ini.

Daftar Isi

  1. Lokasi Hashima Island di Jepang
  2. Cara Mengunjungi Hashima Island
  3. Obyek Wisata Menarik di Pulau Ini
  4. Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum ke Hashima Island

Lokasi Hashima Island di Jepang

Setelah ditutup oleh Mitsubishi, pulau Hashima dibuka kembali pada tahun 2009 sebagai salah satu tujuan wisata. Pulau ini cukup lengkap dimana ada sekolah, teater dan sebagainya. Perabotan milik penduduk juga masih banyak yang tertinggal seperti barang elektronik, buku dan sebagainya.

Bagi pecinta wisata sejarah, pulau ini sangat menarik untuk dikunjungi. Pulau ini berlokasi di Prefektur Nagasaki, jaraknya sekitar 15 kilometer dari pusat kota. Jika ingin berkunjung ke sini, sebaiknya pastikan dulu apakah cuaca mendukung atau tidak. Mengingat bangunan di sana cukup rentan jika terjadi cuaca buruk. Tur hanya diadakan saat kondisi cuaca memungkinkan saja, jika kondisi alam berubah tiba-tiba, tur bisa dibatalkan. 

Cara Mengunjungi Hashima Island

Jika ingin berkunjung ke pulau Hashima, bisa menggunakan transportasi umum dari Osaka dan Tokyo. Salah satunya dengan penerbangan domestik di Jepang. Agar lebih mudah, bisa juga dengan memilih paket wisata gabungan tiket penerbangan dan penginapan.

Obyek Wisata Menarik di Pulau Ini

Pulau ini merupakan satu dari lima ratus lebih wilayah yang tidak berpenghuni di Nagasaki. Dahulunya, sekitar tahun 1887 hingga 1974, Hashima dihuni oleh pekerja tambang dengan jumlah banyak. Bahkan sempat menjadi salah satu pulau terpadat di dunia.

Di tahun 1890 kemudian, Mitsubishi membeli pulau ini. Para pekerja di sana ditawari untuk menggarap proyek batu bara di dasar laut. Bisnis terus tumbuh hingga perusahaan ini mampu membangun apartemen sembilan lantai untuk melindungi pekerja dari angin topan yang sering melanda.

Namun naas, proyek harus ditutup, tepatnya di tahun 1974. Penyebabnya batu bara sudah habis, versi lain menyebutkan sudah lagi tidak diminati karena beralih ke teknologi gas. Akhirnya, pekerja satu per satu mulai meninggalkan pulau hingga menjadikan Hashima kota Hantu.

Selama perang dunia II, sumber menyebutkan pulau ini dijadikan tempat kerja paksa yang memakan banyak nyawa warga Korea dan Tiongkok. Inilah daya tarik wisata Hashima, karena aura mistisnya. Pulau ini sudah dijadikan UNESCO sebagai situs bersejarah pada 2015.

Hashima Island mungkin merupakan salah satu pulau misterius di dunia. Wilayah yang dulunya padat penduduk kini menjadi tak berpenghuni dengan nuansa mencekam bak pulau hantu. Korsel tidak menyetujui keputusan UNESCO, karena Hashima merupakan bekas kerja paksa karena itu tidak layak dijadikan warisan sejarah.

Selain menikmati wisata sejarah, wisatawan yang datang juga bertujuan untuk uji nyali. Katanya, banyak yang sering mendengar suara suara saat menelusuri gedung runtuh tak berpenghuni. Entah itu sugesti atau memang hal mistis sungguhan.

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum ke Hashima Island

Sebelum berencana mengunjungi pulau Hashima, sejumlah hal berikut perlu diperhatikan. Mulai dari kondisi fisik harus maksimal hingga tidak boleh membawa anak-anak dan binatang peliharaan. Berikut selengkapnya.

1. Kondisi Fisik Harus Maksimal

Hal yang perlu diperhatikan pertama adalah kondisi fisik yang maksimal. Bukan diskriminasi, namun lebih ke alasan keamanan. Semua agen tour menolak reservasi dari ibu hamil, penderita penyakit kronis dan disabilitas.

Alasannya, kondisi cuaca yang tidak memungkinkan dan keadaan buruk lainnya bisa saja menyebabkan orang dengan kondisi fisik kurang fit malah semakin buruk. Kapal feri yang menuju pulau ini juga tidak bisa diakses kursi roda dan kondisi dataran Hashima tidak mendukung penggunaannya.

Para penderita penyakit kronis juga dilarang bergabung, karena kondisi pulau Gunkanjima cukup mencekam, mistis dan sering terdengar suara-suara gaib. Sangat membahayakan bagi mereka dengan penyakit kronis, terutama jantung.

Tur ini juga bukan untuk orang yang rentan mabuk laut dan mabuk perjalanan. Jika dirasa rentan terhadap kedua hal tersebut, wisata ke Hashima Island bukan hal yang baik.

2. Sering Terjadi Cuaca Ekstrim

Gunkanjima dikelilingi oleh perairan yang cukup ekstrim dengan ombak yang keras. Bahkan, gerimis atau berawan sedikit saja, ombak bisa datang dan menghalangi jarak pandang. Akibatnya, tur terpaksa dibatalkan bahkan jika sudah berada di kapal feri sekalipun.

Namun, tak perlu khawatir jika hal ini terjadi, wisatawan akan mendapatkan pengembalian uang penuh atau hal lain seperti tur pengganti. Bagaimanapun juga perlu diketahui bahwa tur bisa saja dibatalkan karena kondisi alam yang tidak memungkinkan.

3. Tour Pulau Ini Hanya Butuh Waktu 1 Jam

Pembatasan jam ini merupakan instruksi dan amanah dari pemerintah dengan tujuan untuk keselamatan para wisatawan. Pengunjung tidak dibebaskan mengeksplor sendiri, namun harus didampingi pemandu. Pemandu akan menyusuri rute-rute yang aman dan memberikan kesempatan untuk berfoto di spot yang ditentukan.

Pengunjung mungkin tidak berkesempatan melihat banyak pulau karena alasan keamanan. Namun, setidaknya bisa melihat kerusakan kota secara sekilas. Perlu diketahui, wisatawan tidak diizinkan mendekat ke reruntuhan karena cukup berbahaya, berpotensi longsor.

Perjalanan pulang pergi ke pulau memang memakan waktu yang lama dan beberapa wisatawan mungkin kecewa karena durasi tur hanya satu jam. Namun, perjalanan ini penuh resiko dan cukup sulit dijangkau. Dengan harga sebesar 5.200 yen, tur selama satu jam di pulau terlantar mungkin tidak terlalu buruk.

4. Kunjungan Harus Beramai-ramai

Kunjungan ke Hashima Island haruslah beramai ramai karena itulah prinsip utamanya. Alasannya, karena bangunan di sana berpotensi runtuh dan bisa terjadi sewaktu-waktu. Pemerintah telah mengamanatkan bahwa wisatawan boleh berkunjung dengan berkelompok. Jika jurnalisme atau media, perjalanan solo tidak diizinkan dan sangat dilarang.

5. Dilarang Membawa Anak Kecil dan Hewan

Hal yang dilarang lain adalah tidak boleh membawa anak kecil dan hewan peliharaan saat tur. Meski FAQ perusahaan wisata tidak menyebutkan secara detail dilarang membawa anak yang bukan dibawah lima tahun. Tapi, sebaiknya jangan dan itu bukanlah ide yang baik.

Jika pengunjung tidak tahu mengenai aturan ini, biasanya anak-anak akan dititipkan dan tetap di perahu saat tour berlangsung. Sementara para orang tua turun untuk menjelajahi pulau Hashima.

Anak-anak berusia 6 tahun kebawah tidak diperbolehkan menjelajahi Gunkanjima, jadi mereka harus menunggu di belakang bersama orang tua atau wali di perahu selama tour berlangsung.

Pengunjung wajib mengikuti arahan dan aturan dari pemandu wisata dan agen tur. Seperti jangan ikut saat keadaan mabuk dan jangan pergi sendiri saat turun dari kapal feri. Mengikuti panduan merupakan prioritas karena mereka pasti sudah mengantongi izin melakukan tur dan tahu lebih banyak detail Hashima Island.

Baca juga: 5 Tempat di Kawagoe, Wajib Masuk Ke List Liburan!

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Wisata di Jepang/ Tujuan & Hal-hal yang harus dilakukan di Jepang/ Hashima Island (Gunkanjima), Pulau terlantar yang Sekarang Jadi Tujuan Wisata Mengesankan

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie