Uniknya Origami, Seni Kertas Lipat Jepang yang Mendunia

WeXpats
2021/03/12

Hampir seluruh negara mengenal kesenian Jepang yang satu ini. Bahkan sudah diajarkan sejak pendidikan usia dini. Namanya origami, yaitu seni melipat kertas menjadi berbagai bentuk, seperti bunga, hewan, atau menyerupai benda-benda di sekitar. Tidak ada aturan khusus dalam melipat kertas tersebut, tapi bentuk yang paling populer adalah burung bangau.

Sesuai dengan namanya, “ori” berarti “lipat”, sedangkan “kami” artinya “kertas”. Jadi kesenian ini memang hanya membutuhkan kertas saja. Biasanya kertas berbentuk persegi dengan ukuran dan warna yang bermacam-macam. Hasil origami yang bagus dikerjakan sangat teliti sehingga tak tampak garis lipatannya namun wujudnya mirip dengan bentuk aslinya.

Daftar Isi

  1. Sejarah dan Perkembangan Origami di Jepang
  2. Origami di Era Modern
  3. Mengenal Jenis Origami
  4. Makna di Balik Bangau Kertas

Sejarah dan Perkembangan Origami di Jepang

Kesenian origami tak bisa dilepaskan dari penemuan kertas pertama kali di Tiongkok pada tahun 105 oleh Ts’ai Lun. Kemudian, pada tahun 610 Masehi, Donch, seorang biksu Buddha memperkenalkan cara membuat kertas dan tinta ke negara Jepang. Akhirnya, orang Jepang mengembangkan ilmu tersebut dan sering melipat kertas.

Pada zaman Heian (741-1191), masyarakat kelas atas sering menghabiskan waktunya untuk melipat kertas. Bagi yang memeluk kepercayaan Shinto, lipatan kertas digunakan sebagai penutup botol sake. Memasuki era Kamakura (1185-1333), kertas yang dilipat diisi dengan tiram tipis (noshi). Pada zaman ini pun dikenal hitogata, yaitu boneka yang berasal dari kertas lipat.

Di zaman Muromachi (1338-1573), kertas lipat mulai dimanfaatkan untuk membuat noshi bukuro atau amplop uang yang digunakan pada saat tahun baru. Barulah perkembangan kesenian ini semakin pesat di zaman Edo (1600-1868) karena keberadaan kertas sangat berlimpah sehingga mudah sekali didapat.

Kesenian melipat kertas diturunkan oleh orang Jepang dari generasi ke generasi. Dulu ada yang menyebutnya orikata, orimono, atau orisui. Tapi lama kelamaan nama-nama tersebut ditinggalkan.

Origami di Era Modern

Popularitas origami salah satunya disebabkan dari banyaknya buku yang terbit mengenai cara membuat berbagai bentuk. Contohnya adalah buku karya Akisato Rito yang berjudul Senbazuru Orikata. Buku yang terbit pada tahun 1797 ini berisi tentang cara melipat bentuk bangau, sekaligus menceritakan tentang kepercayaan terhadap 1.000 bangau kertas.

Setelah Perang Dunia II berakhir, kebudayaan Jepang semakin tersebar ke seluruh dunia, termasuk kesenian origami ini. Muncullah sejumlah seniman yang ahli melipat kertas, seperti Jun Maekawa, Issei Yoshino, Meguro Toshiyuki, serta Fumiaki Kawahata. Mereka berinovasi dengan berbagai bentuk yang lebih beragam dan rumit.

Dulu, kesenian ini hanya melipat kertas saja. Namun, kini, sudah banyak ditemukan bentuk-bentuk yang dikombinasikan dengan teknik menggunting dan menempel. Dengan begitu, desainnya jadi semakin beragam. Origami juga tak lagi menggunakan kertas khusus dan bentuknya tidak harus persegi empat. Bisa menggunakan uang, kertas kado, kertas daur ulang, atau kertas lainnya dengan bermacam-macam ukuran serta warna.

Saat ini ada kesenian bernama oribana, yakni gabungan dari origami dan ikebana (seni merangkai bunga). Kertas-kertas dilipat menjadi bentuk bertema bunga dan dirangkai menjadi wujud tanaman yang menarik.

Mengenal Jenis Origami

Seiring dengan berjalannya waktu, tak hanya bentuk origami yang berkembang. Jenis-jenisnya pun kini semakin banyak. Kenali karakteristik dari setiap jenisnya dari poin-poin di bawah ini:

1. Action Origami

Siapa sangka, kertas yang dilipat ini bisa berubah menjadi objek bergerak. Memang kertas tersebut tidak akan bergerak dengan sendirinya. Tetap membutuhkan bantuan tangan sehingga kertas bisa melompat, bergeser, atau terbuka bagian tertentunya. Misalnya saja kertas yang dilipat menjadi kodok atau pesawat terbang.

2. Modular Origami

Jenis ini disebut juga dengan origami tiga dimensi (3D). Bentuk dasarnya sama semua dan lipatannya cukup sederhana. Hanya saja membutuhkan jumlah yang banyak sehingga memakan waktu lama untuk menyelesaikan satu wujud yang sempurna. Lipatan-lipatan kertas tadi disusun sampai menyerupai wujud aslinya.

3. Pureland Origami

John Smith adalah seniman asal Inggris yang mengembangkan kesenian ini pada tahun 1970-an. Di sini seseorang benar-benar hanya menggunakan kertas dan melipatnya. Tidak boleh digunting, dilem, atau ditambahkan elemen lainnya. Tujuannya sebagai pembelajaran dasar origami sekaligus melatih kemampuan motorik seseorang.

4. Wet-Folding Origami

Cara membuat bentuk origami ini sangat unik karena kertasnya harus dibasahi terlebih dahulu. Setelah basah, kertas baru dibentuk sesuai yang diinginkan lalu dibiarkan kering. Bagi seniman ini, kertas yang basah justru lebih mudah dibentuk sebab lebih fleksibel. Tapi dibutuhkan keahlian khusus agar kertas tidak sobek saat dilipat.

5. Origami Tessellations

Hasil akhir dari kesenian ini adalah bentuk dua dimensi (2D) yang beraturan. Dalam pembuatannya, kertas-kertas dibentuk menjadi susunan ubin. Susunannya diatur sedemikian rupa dan sangat rapi sehingga berhasil menjadi wujud 2D yang indah.

6. Kirigami

Kirigami merupakan bagian dari origami karena ada aktivitas melipat kertasnya. Meskipun begitu, bentuk kirigami dihasilkan dari keterampilan menggunting. Sesuai namanya, yaitu kiru (memotong) dan kami (kertas). Kertas dilipat menjadi bentuk yang diinginkan baru digunting. Dalam melipat kertas tidak bisa sembarangan, ada teknik khusus pada kirigami yang sedikit berbeda dengan origami.

Makna di Balik Bangau Kertas

Membicarakan origami tak lengkap rasanya kalau tidak mengulas cerita tentang 1.000 bangau kertas. Kisah ini cukup terkenal di seluruh negara, tetapi tak semua memahami makna filosofis tujuan seseorang membuat bangau kertas sebanyak itu. Seribu bukanlah jumlah sedikit kalau tidak ada hal kuat yang melatarbelakanginya. Inilah arti dari 1.000 bangau kertas yang harus diketahui:

1. Sebuah Harapan

Banyak orang yang percaya kalau membuat 1.000 bangau kertas maka harapannya bisa terkabul. Orang Jepang menyebutnya dengan senbazuru atau 1.000 bangau. Setelah selesai dibuat, bangau-bangau kertas ini diikat pada sebuah tali. Sebenarnya, pelajaran yang dipetik dari membuat 1.000 bangau kertas adalah ketelitian, ketekunan, dan kedisiplinan. Maka, tak heran kalau orang yang berhasil membuat 1.000 bangau kertas bisa meraih apa yang dicita-citakannya.

2. Simbol Cinta dan Kesetiaan

Masyarakat Jepang memandang bangau sebagai hewan yang suci. Hewan ini pun dipercaya dapat hidup hingga ribuan tahun sehingga siapapun yang mengucapkan harapannya untuk sembuh maka bisa menjadi kenyataan. Selain itu, hewan bangau pun dinilai setia terhadap pasangannya. Jadi hewan ini sering dijadikan lambang cinta dan kesetiaan bagi orang Jepang.

3. Jimat Keberuntungan

Bangau kertas tak hanya dijadikan simbol pengharapan, tetapi juga sering disimpan sebagai jimat pembawa keberuntungan. Orang-orang ini menggantungkan bangau kertas di kamar, jendela, atau sudut yang sering digunakan. Dengan begitu, setiap mereka berada di sekitar bangau tersebut akan mendapatkan keberkahan.

4. Tanda Perdamaian

Dulu, ada seorang gadis perempuan bernama Sadako Sasaki. Ia meninggal akibat penyakit leukimia yang dihasilkan dari radiasi bom Hiroshima pada saat Perang Dunia II. Sewaktu bom meledak, Sadako berusia dua tahun. Selama proses penyembuhannya ia rajin melipat bangau kertas sambil berharap lepas dari penyakit tersebut.

Sayangnya, di usia dua belas tahun Sadako meninggal. Sebagai bentuk penghormatan kepada sosok korban bom atom tersebut, masyarakat Jepang membangun sebuah patung Sadako yang memegang bangau emas di tangannya. Patung itu kini berdiri di Taman Monumen Perdamaian Hiroshima sebagai sekaligus tanda perdamaian.

Siapa sangka ternyata ada banyak hal menarik di balik origami. Mulai dari awalnya penemuan kertas, digunakan oleh orang-orang kepercayaan Shinto, hingga menjadi lambang perdamaian setelah Perang Dunia II. Uniknya, kesenian ini tak lekang oleh waktu dan siapa saja senang melakukannya, baik anak-anak maupun dewasa. Itulah sebabnya semakin hari desainnya pun semakin beragam.

Baca juag: Bento, Bekal Ala Jepang yang Berseni dan Lezat

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Tradisi budaya Jepang/ Uniknya Origami, Seni Kertas Lipat Jepang yang Mendunia

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie