Umumnya seorang ahli beladiri memiliki tubuh berotot dan proporsional. Selain tampak kuat, mereka pun lincah dan gesit saat bergerak. Namun, lain bagi seni beladiri dari Jepang satu ini. Pegulat sumo mayoritas bertubuh gemuk dan gempal. Padahal dulunya para pemain tidak berpostur tambun. Tapi seiring perkembangannya bertransformasi menjadi sosok yang besar.
Perubahan itulah yang membuat pegulat sumo kini dipandang sebagai figur terhormat. Mereka dianggap kuat sehingga membuat banyak orang dari luar Jepang pun ingin menjadi sepertinya. Padahal beladiri ini bukan sekedar siapa yang terkuat dan tubuhnya paling besar. Ada nilai filosofis di baliknya, yaitu sebuah ritual dari kebudayaan Shinto. Di saat yang bersamaan, sumo juga menunjukkan bagaimana seseorang mempertahankan harga dirinya.
Daftar Isi
- Sejarah Sumo
- Kehidupan Pesumo
- Istilah-Istilah dalam Dunia Sumo
- Ketahui Ini Sebelum Menonton Pertandingan Sumo
Sejarah Sumo
Sampai sekarang belum ada sumber pasti yang mencatat asal usul sumo. Sebuah cerita menuliskan kalau sumo berawal dari pergulatan antara dewa Takeminakata yang melemparkan dewa Takemikazuchi lewat lengannya. Adapun pertarungan oleh manusia pertama kali dilakukan oleh Nomi no sukune dan Toma no kehaya. Saat itu Kehaya kalah dengan cara diinjak-injak sampai mati.
Sumo pun tak bisa dilepaskan dari kepercayaan Shinto. Dulu, para pemain melakukan ritual tertentu untuk mengusir roh jahat serta menaburkan garam suci sebagai bentuk penghormatan pada dewa. Selain itu, pertandingan juga digelar menjelang masa menanam padi agar memperoleh hasil panen yang baik.
Pertandingan sumo semakin populer saat memasuki era Edo. Acara gulat ini bukan menjadi hiburan semata, melainkan ajang mengumpulkan uang donasi untuk membangun kuil, tempat suci, dan infrastruktur lainnya. Sejak saat itu pula mulai muncul para pegulat sumo profesional. Sampai akhirnya digelar turnamen yang besar se-Jepang.
Di era Meiji, acara sumo sempat mendapat kritik karena pemerintah memiliki aturan larangan orang tampil bugil di depan umum. Meskipun demikian, acara gulat sumo kembali ditampilkan di depan kaisar pada tahun 1884 dan ketenarannya kembali. Pada awal abad ke-20 muncul dua asosiasi Jepang yang kemudian disatukan menjadi Dai-Nihon Sumo Kyokai (Asosiasi Sumo Jepang).
Artikel Pilihan
Kehidupan Pesumo
Tak banyak yang mengetahui bagaimana kehidupan para pesumo sebenarnya. Mereka terlihat gagah dan dianggap hidupnya penuh rasa hormat dari orang-orang sekitar. Namun, untuk menjadi seperti itu tidak mudah. Siapa sangka di balik riuhnya panggung dan digemari wanita cantik, beginilah kehidupan para pegulatnya:
1. Hidup Tradisional
Memiliki tubuh besar bukan berarti bisa hidup seenaknya. Justru seorang pegulat sumo dituntut mematuhi seluruh tradisi yang ada. Hidup mereka terikat dengan peraturan dan akan mendapatkan hukuman apabila ketahuan melanggar. Misalnya, mereka harus mengenakan kimono dan sandal kayu tradisional Jepang saat keluar dari kandangnya.
2. Latihan Keras
Tubuh gemuk dan besar bukan karena mereka hobi makan lalu tidur. Sebaliknya, itu semua dicapai karena latihan yang keras. Mereka tetap diwajibkan olahraga dan latihan gulat secara rutin. Oleh sebab itu, meskipun mereka tambun, kekuatannya sebanding dengan besarnya tubuh dimiliki.
3. Aturan Makan Khusus
Pernahkah terpikirkan berapa kira-kira porsi makan yang dibutuhkan seorang pegulat sumo? Mereka tidak makan sembarangan, apalagi hanya yang berlemak. Selain rajin berlatih, para atlet sumo pun menjalani diet khusus. Paling tidak dalam sehari mereka membutuhkan 4.000 kalori.
Makanan utamanya adalah chankonabe yang berisi protein, vitamin, dan nutrisi yang dibutuhkan. Sumber protein dan sayurannya bebas tergantung selera pegulat tersebut. Menu lainnya bisa juga udon, sup, dan sebagainya.
4. Gaji Besar
Tentu saja ketika telah mencapai kelas profesional, gaji yang didapatkan akan meningkat. Gaji pesumo profesional ini ternyata cukup menggiurkan. Nominalnya disesuaikan dengan peringkat masing-masing. Gaji tertinggi diperoleh Yokozuna, yaitu seorang juara umum dalam sebuah turnamen. Ia memenangkan juara pada divisi kelas teratas. Setelah itu diikuti dengan tingkat Ozeki, Sanyaku, Maegashira, lalu Juryo. Penghasilan mereka tak hanya dari gaji, kalau berhasil memenangkan turnamen hadiahnya bisa mencapai milyaran rupiah.
Istilah-Istilah dalam Dunia Sumo
Membicarakan lebih jauh tentang sumo, sebaiknya memahami beberapa istilah dalam dunia mereka. Kata-kata di bawah ini familiar bagi orang Jepang. Namun, buat yang tidak mengerti bahasa Jepang dan konteksnya, simak penjelasan singkatnya berikut:
1. Yokozuna
Pada beberapa beladiri terdapat level yang menunjukkan kemampuan atletnya. Dalam gulat sumo, yokozuna merupakan tingkat tertinggi sama halnya seperti sabuk merah pada judo. Dulu, seorang gaijin tidak boleh memegang predikat ini. Sampai akhirnya pada tahun 1993, seorang pegulat sumo asal Hawaii dengan nama ring Taro Akebono memperolehnya.
2. Sekitori
Sekitori merupakan sebutan bagi pesumo profesional yang menduduki peringkat juryo atau di atasnya. Pegulat yang sudah mencapai level ini berhak menerima gaji serta ikut bertanding apabila ada turnamen selama 15 hari. Mereka pun boleh menggunakan mawashi saat upacara dohyoiri berlangsung. Adapun bahan pembuat mawashi tersebut dari sutra, bukan katun biasa.
3. Gaijin
Gaijin sebenarnya sebutan untuk orang asing secara umum di Jepang. Kalau konteksnya sedang membicarakan sumo, maka sebutan ini diperuntukkan bagi pesumo dari luar Jepang. Banyak orang yang mengira pegulat sumo hanya orang Jepang. Tapi ternyata tidak, saat ini ada pesumo asing meskipun jumlahnya dibatasi. Setiap rumah pelatihan sumo pasti memiliki satu atau dua pegulat non-Jepang.
4. Gyoji
Gyoji adalah pendeta sekaligus wasit dalam pertandingan gulat sumo. Sebelum memulai, gyoji banyak melakukan ritual di area panggung. Contohnya, menyiapkan garam, rumput laut, dan sake. Setiap pegulat tidak ada yang melawan keputusan gyoji. Ada pisau yang selalu dibawa gyoji ketika sedang memimpin. Tujuannya jika ia melakukan kekeliruan, maka ia siap seppuku. Oleh sebab itu, tugas ini harus dijalankan dengan hati bersih.
5. Kesho Mawashi
Kain penutup yang digunakan oleh pesumo disebut kesho mawashi. Hanya pesumo level atas saja yang berhak mengenakannya. Harga kainnya sangat mahal, bahkan bisa sebanding dengan kain kimono yang digunakan para Geisha. Untuk pesumo yang masih di level bawah, mereka tidak boleh menggunakan kesho mawashi meskipun di luar arena.
6. Dohyo
Kalau melihat ada serbuk putih yang dilemparkan ke dalam arena pertandingan, maka itu adalah dohyo atau garam. Sesuai dengan kepercayaan Shinto, ritual ini dilakukan dengan maksud untuk mengusir roh-roh jahat. Adapun area yang berbentuk lingkaran menunjukkan bahwa wilayah tersebut khusus bagi pemain sumo, wasit, pendeta, serta tetua sumo.
Ketahui Ini Sebelum Menonton Pertandingan Sumo
Menyaksikan pertandingan sumo secara langsung sangatlah seru. Meskipun jarang sekali anak-anak muda yang datang. Acara gulat ini umumnya digemari oleh mereka yang sudah berumur 50-an. Tapi tak ada salahnya jika sesekali ingin mencoba datang ke arena pertandingan sumo. Ketahui beberapa hal yang berkaitan dengannya:
1. Hanya Ada 6 Kali dalam Setahun
Acara turnamen sumo adalah sesuatu yang spesial karena hanya digelar 6 kali dalam setahun. Waktu pertandingannya disesuaikan dengan perubahan musim, misalnya, akhir tahun menjelang tahun baru, musim gugur, ataupun musim semi. Setiap pertandingan berlangsung selama dua minggu. Turnamen nasional digelar pada bulan Januari, Mei, dan September. Sedangkan, tiga turnamen lainnya pada Maret, Juli, dan November.
2. Beberapa Tidak Dibuka untuk Umum
Ingat, tidak semua pertandingan bisa ditonton secara umum. Jangan kecewa kalau ada beberapa pertandingan yang dikhususkan bagi orang-orang tertentu saja. Saat ingin menghadiri pertandingan pun harus memperhatikan penjualan tiket. Ada tiket yang dijual jauh hari sebelum pertandingan, namun ada juga yang hanya dijual pada hari pertandingan berlangsung.
3. Harga Tiket Beragam
Seperti acara lainnya, harga tiket pertandingan sumo pun beragam. Untuk harga tiket dengan arena tunggal, biasanya di bawah 4.000 yen. Sementara itu, tiket boks empat orang bisa mencapai sekitar 40.000 yen. Tiket yang dijual pada saat pertandingan berlangsung biasanya lebih cepat habis karena dianggap acara tersebut akan sangat seru sekali.
4. Pilih Lokasi yang Tepat
Bagi yang belum pernah menyaksikan pertandingan sumo, ada beberapa tempat yang direkomendasikan. Cobalah untuk datang ke Museum Sumo yang ada di stadium Kokugikan. Selain melihat pertandingan sumo, di sana juga ada koleksi barang-barang dan informasi apapun yang berkaitan dengan gulat ini. Lalu, ada juga Kuil Ekoin di mana sebuah monumen batu penghormatan pada para pegulat berdiri.
5. Pahami Posisi Tempat Duduk dan Aturan yang Berlaku
Harga tiket yang dibeli menentukan posisi duduk seseorang. Tiket Arena Seats dapat dibeli mulai dari harga 3.800 yen, sedangkan tiket Box Seats bisa sepuluh kali lipatnya. Walaupun mahal, tiket Box Seats paling laku karena bisa diisi untuk empat orang. Sedangkan Arena Seats ditempatkan di lantai dua dan bisa dibeli secara individu.
Adapun secara peletakan dikenal istilah tamariseki, yaitu kursi yang paling dekat dengan ring. Ini adalah kursi bergengsi dan hanya untuk pejabat atau kalangan tertentu. Tapi ada juga untuk masyarakat umum namun bisa ditebak kalau harganya akan sangat mahal. Ada aturan khusus bagi penonton yang duduk di area ini. Mereka tidak boleh memfoto, makan, minum, dan menggunakan ponsel.
Berbeda dengan area lainnya, penonton boleh makan dan minum serta mengambil gambar sesuka hati. Hal ini dikarenakan posisinya jauh dari para pegulat. Jika setiap orang tahu tujuannya menonton sumo, maka akan saling menghormati dengan memilih posisi duduk sesuai kebutuhannya.
Itulah beberapa hal mengenai sumo. Ternyata gulat ini bukan sekedar olahraga semata, tetapi ada ritual khusus di dalamnya. Selain itu, bagi mereka yang tertarik mendalaminya pun memandang sumo sebagai filosofis hidup. Tak mudah bertahan hidup secara tradisional di tengah modernisasi saat ini. Namun kecintaan seseorang terhadap sumo membuatnya rela menjalani hidup dengan penuh kedisiplinan.
Baca juga: Berbagai Jenis Komponen Meriah Perayaan Matsuri bagi Masyarakat Jepang