Tatami, Lantai “Tikar” Tradisional Jepang yang Kini Banyak Diminati

WeXpats
2021/03/16

Pernahkah memperhatikan bagian dalam rumah orang Jepang dengan seksama? Ada yang menarik dari interiornya, yaitu tatami. Sebuah tikar tradisional yang menutupi lantai. Meski terbuat dari alang-alang dan kain, permukaannya sangat lembut. Dulu hanya ada di rumah-rumah orang kaya. Tetapi kini sejumlah apartemen, vila, dan rumah modern dengan konsep minimalis menggunakannya.

Tatami bukanlah lantai pada umumnya. Orang Jepang punya aturan khusus ketika memasuki ruangan yang beralaskan tikar tradisional ini. Aturan tersebut harus dipatuhi. Ini menjadi sebuah etika atau tata krama saat bertamu. Selain itu, menjaga juga agar permukaannya tidak cepat rusak. Lebih lengkapnya tentang tatami, simak ulasannya dalam artikel ini.

Daftar Isi

  1. Tatami Zaman Dulu
  2. Aturan untuk Tatami
  3. Bagian-Bagian Tatami
  4. Kini Diminati untuk Interior Rumah Minimalis

Tatami Zaman Dulu

Zaman dulu, tidak semua rumah di Jepang terdapat tatami. Alas ini cukup eksklusif karena hanya kalangan atas lah yang menggunakannya. Mereka pun tidak melapisi seluruh lantai rumah. Hanya ruangan-ruangan tertentu saja, itu pun kemudian dijadikan ruangan tertutup yang disebut zashiki (ruang untuk duduk).

Pada era perang, seorang ninja sering bersembunyi di bawah lantai yang ditutupi tatami. Rumah orang Jepang kuno memiliki ruang bawah tanah rahasia. Pintu masuknya terbuat dari balok kayu lalu ditutupi tatami. Para ninja sering mengintip gerakan musuh lewat sela-sela anyaman.

Saat pertama kali diciptakan, tatami berwarna hijau. Orang-orang menenun alang-alang dengan sangat rapi lalu diratakan. Tapi seiring dengan berkembangnya zaman, prosesnya kini menggunakan teknologi modern. Warnanya pun berubah menjadi kuning. Daerah terbesar yang memproduksi tikar tradisional ini adalah Hiroshima, Fukuoka, Kouchi, Okoyama, dan Kumamoto.

Aturan untuk Tatami

Keunikan tatami bukan hanya dari bentuknya saja. Kalau diperhatikan dengan seksama, bagian ujung tatami memiliki desain atau pola-pola tertentu. Ini adalah simbol dari nama keluarga orang Jepang. Di sana setiap keluarga memiliki simbolnya masing-masing. Ada ribuan simbol keluarga yang dibagi ke dalam beberapa kategori.

Dengan adanya simbol sebuah keluarga, maka keberadaan tatami memiliki makna filosofis tersendiri bagi penggunanya. Supaya tidak melanggar etika atau dianggap tidak sopan, ketahui beberapa aturan berikut yang berhubungan dengan tikar ini:

1. Pola Menyusun

Meletakkan tatami tidak boleh sembarangan. Meski tujuannya untuk menutupi lantai, ada aturan khusus untuk meletakkannya. Bagian tepi harus membentuk huruf “T”, bukan berpola “+”. Maka dari itu, ukuran tikar menyesuaikan ruangan, bukan sebaliknya.

Ada dua cara menyusun tatami, yaitu Shuugijiki (祝儀敷き) yang ada pada rumah biasa. Pola ini melingkar sehingga keempat sudut-sudut tatami tidak saling bertemu. Sedangkan, pada pola fushuugi shiki susunannya lebih tertata. Biasanya diterapkan pada acara kedukaan atau untuk mengusir kesialan.

Standar ukuran tatami memiliki rasio aspek 2:1, lalu sisanya setengah ukuran dari ini. Empat standar ukuran tatami adalah kyouma, chuukyouma, edoma, dan danchima. Jadi seseorang harus mengukur ruangannya dulu baru memesan tatami. Bukan membelinya kemudian memotong sendiri sesuai kebutuhan.

2. Tidak Boleh Diinjak Sepatu

Saat bertamu ke rumah orang Jepang, lepaslah sepatu dan taruh pada tempatnya. Di rumah mereka terdapat ruangan bernama genkan. Ini adalah ruangan kecil sebagai pems bagian luar dan dalam rumah. Biasanybataa terdapat rak sepatu, kalau tidak ada bisa ditempatkan dekat pintu.

Kebiasaan tersebut sebenarnya berlaku untuk memasuki ruangan apapun di dalam rumah, baik menggunakan tatami atau tidak. Namun, aturan ini diberlakukan untuk menjaga kondisi tenunan agar tidak rusak terinjak permukaan sepatu yang kasar.

3. Jangan Menginjak Pembatasnya

Hati-hati saat melangkahkan kaki di atas tatami. Jangan sampai menginjak bagian pembatasnya. Di atas disebutkan kalau pada bagian ini terdapat simbol keluarga. Jadi bisa dipahami mengapa pembatas tatami tidak boleh diinjak. Ini akan menjadi penghinaan bagi si tuan rumah.

Beberapa orang ada juga yang mempercayai bagian pembatas tatami adalah pintu menuju dunia lain. Siapapun yang menginjaknya, maka akan mendapatkan kesialan. Selain itu, bagian pembatas sebenarnya cukup rentan rusak. Kalau diinjak maka kemungkinan menyebabkan permukaannya sobek. Meskipun zaman sekarang sudah dibuat dengan teknologi modern, tetap saja menginjak bagian ini dianggap tabu.

4. Cara Duduk

Satu lagi aturan yang harus diperhatikan adalah cara duduk di atasnya. Seseorang tidak boleh duduk dengan posisi sembarangan. Posisi duduk khusus ini disebut seiza. Anak-anak Jepang sudah diajarkan sejak kecil.

Untuk melakukannya, tempatkan lutut di atas lantai, lipat kaki ke belakang lalu dudukkan pantat di atas tumit. Bagian ujung kaki harus rata menempel dengan tatami. Posisi ini cukup membuat pegal dan menyakitkan bagi yang tidak terbiasa.

Bagian-Bagian Tatami

Sekilas tatami tampak seperti selembar anyaman yang datar. Namun, sebenarnya ada tiga lapisan pada tikar ini. Jadi jangan heran kalau orang Jepang tetap merasa nyaman meskipun tidur beralaskan futon (matras tidur khas Jepang) di atas tatami. Inilah bagian-bagian yang terdapat di dalamnya:

1. Doko

Doko merupakan bagian dalam tatami. Bagian ini berisikan jerami yang sudah dipadatkan. Seiring dengan berjalannya waktu, jerami semakin sulit didapatkan karena adanya hama atau serangga. Kini produsen menggantinya dengan serpihan kayu atau styrene.

2. Omote

Omote merupakan bagian permukaan. Bahan pembuatnya adalah alang-alang yang ditenun dengan rapi. Untuk menyatukan bagian-bagiannya, orang Jepang menggunakan rami atau kapas yang berfungsi sebagai benang tenun.

3. Fuchi

Fuchi merupakan bagian ujung. Setelah alang-alang selesai ditenun, orang Jepang menutupi bagian sisinya dengan kain. Hasilnya, tatami tampak rapi dan indah karena area tenunan tidak nampak.

Kini Diminati untuk Interior Rumah Minimalis

Tatami sudah digunakan orang Jepang sejak zaman dulu. Pada era Heian, muncullah tatami bentuk modern dengan versi lebih tebal dan ukurannya distandarkan. Berlanjut di zaman Muromachi, mulai dikenal arsitektur shoindukuri yang menutup semua ruangan dengan tikar. Keberadaannya semakin populer di era Edo. Bahkan saat itu muncul profesi baru sebagai pemasang tatami di rumah atau kastil.

Seiring dengan berkembangnya zaman, kini tatami tak hanya digunakan di Jepang saja. Banyak rumah di negara-negara lainnya yang mengaplikasikannya juga. Khususnya bagi mereka yang menerapkan gaya hidup minimalis ala orang Jepang.

Memang adanya tatami menambah kesan natural di dalam rumah. Didukung dengan furniture dan aksesoris lainnya yang bernuansa alam. Contohnya, ada tanaman di dalam rumah, hiasan dinding berupa gambar pemandangan, atau warna ruangan yang didominasi cokelat. Dengan begitu, rumah terasa segar sekaligus cerah dan luas.

Untuk rumah yang menggunakan tatami perawatannya cukup mudah. Selain memperhatikan aturan-aturan di atas, cukup menggunakan lap kering atau vacuum cleaner saja untuk membersihkannya. Jangan dipel dengan kain basah dan ditempatkan di area yang lembab.

Tatami adalah keunikan tersendiri dari negara Jepang. Bagi mereka, ini lebih dari sekedar pelengkap interior rumah. Ini sebuah kebudayaan dan tradisi keluarga. Ada lambang leluhur yang mengingatkan selalu diri mereka akan identitasnya. Sehingga, dalam memperlakukannya pun harus spesial. Aturan-aturan dibuat untuk menghormati nenek moyang sekaligus menjaga tikar agar tidak cepat rusak.

 Baca juga: Sewa Apartemen di Jepang, Sebagai Bagian Persiapan untuk Liburan

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Tradisi budaya Jepang/ Tatami, Lantai “Tikar” Tradisional Jepang yang Kini Banyak Diminati

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie