Hikikomori, Bentuk Sikap Menarik Diri dari Kehidupan Sosial di Jepang

WeXpats
2021/05/12

Saat ini, dunia yang semakin terhubung di era modernisasi membuat hidup manusia lebih banyak berinteraksi secara tidak langsung. Sulit sekali mencari ketenangan karena pesan yang masuk melalui berbagai aplikasi media sosial. Jepang sebagai negara maju, ternyata masih memiliki penduduk yang melakukan hikikomori atau pertapa modern.

Hikikomori diartikan sebagai penarikan sosial akut atau dalam kata lain seseorang menutup diri dari umum dan menjadi penyendiri. Fenomena ini hampir mirip seperti pertapa karena memang seseorang akan benar-benar mengisolasi dirinya dari dunia luar. Ada banyak pemuda Jepang yang melakukan hal ini dan jumlahnya belum diketahui secara pasti.

Daftar Isi

  1. Fenomena Mengasingkan Diri
  2. Penyebab Hikikomori
  3. Ciri-Ciri Hikikomori
  4. Kenali Lebih Jauh Lewat Film Ini

Fenomena Mengasingkan Diri

Di sebuah survei yang dilakukan pemerintah Jepang, ditemukan ada sekitar 541.000 orang yang pernah atau sedang melakukan hikikomori. Jumlahnya disinyalir terus bertambah dan masih belum tercatat secara keseluruhan mengingat ada lebih banyak orang lagi yang belum meminta bantuan.

Kondisi mengasingkan diri ini dilakukan tidak hanya dalam jangka waktu bulan saja, tetapi mereka akan tinggal di rumah beberapa tahun tanpa bertemu siapapun, bahkan orang tuanya sendiri dalam beberapa kasus. Sebenarnya, ada banyak fenomena seperti ini di seluruh dunia seperti di Korea Selatan, AS, Spanyol, hingga Prancis.

Perilaku mengasingkan diri ini masih belum diketahui kenapa terus meningkat entah karena permasalahan sosial atau ada kekhawatiran dalam diri. Kriteria utama yang membedakan perilaku seperti ini dengan mengasingkan diri biasa adalah lama waktunya.

Seseorang bisa dikatakan mengalami hal tersebut ketika sudah melakukan isolasi fisik, penghindaran sosial lebih dari enam bulan. Dua kondisi tersebut biasanya diasosiasikan dengan adanya tekanan psikologis seseorang selama kurun waktu menyendiri tersebut.

Jepang punya norma sosial yang masih sangat kaku dan banyak lagi tuntutan lainnya secara sosial. Akibatnya keadaan ini menjadi masalah yang mengakar terutama di kalangan anak muda di usia belasan atau dua puluhan. Banyak orang menjadi mengurung diri, tidak berpartisipasi dalam masyarakat, dan tidak bekerja pada akhirnya.

Penyebab Hikikomori

Ketika menjadi dewasa, seseorang akan mengalami banyak tekanan dari orang-orang apalagi di zaman modern ini. Tuntutan sosial yang kaku, tuntutan orang tua terhadap anaknya, serta budaya malu di masyarakat mendorong keinginan mengasingkan diri. Secara garis besar, ada 4 kriteria yang menyebabkan fenomena ini yaitu:

1. Diri Sendiri

Peran diri sendiri di dalam pengambilan keputusan untuk melakukan perilaku seperti ini sebenarnya adalah yang paling penting. Seseorang memutuskan untuk menyendiri disebabkan oleh kondisi mental yang buruk dan karena perasaan depresi.

Depresi sendiri tercipta baik karena tekanan sosial yang ada seperti seseorang harus menjadi sukses ataupun karena bullying di luar. Gejala ini diketahui mirip dengan gejala yang ada pada orang dengan gangguan autism sehingga seseorang menjadi tertutup. Seseorang yang melakukan ini biasanya juga menanggung beberapa penyakit psikis.

2. Lingkungan Keluarga

Faktor kedua yakni lingkungan keluarga karena memang keluarga adalah lingkungan paling dekat dengan seseorang. Ada banyak kejadian yang mendorong terjadinya pengasingan diri dalam keluarga seperti tuntutan serta peran laki-laki yang besar.

Di beberapa kasus, ada keluarga yang menuntut anaknya untuk bisa mendapatkan universitas favorit atau bisa meneruskan usaha keluarga. Intinya, ada tekanan yang besar dari keluarga tanpa memberi dukungan yang sesuai dengan anaknya.

3. Lingkungan Sekolah

Sekolah ternyata juga menjadi penyebab mengapa banyak remaja memutuskan untuk mengurung diri di rumah. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh adanya ijime atau bullying dari teman-teman karena fisik seseorang yang gendut atau pendek.

Jepang juga memiliki sistem pendidikan yang sangat keras, terutama ketika seseorang akan mulai berusaha masuk perguruan tinggi. Kegagalan menempuh ujian masuk, kegelisahan terus berlanjut, dan kelelahan setelah memaksa belajar terus-menerus menjadi penyebab lain terjadinya pengasingan diri.

4. Lingkungan Sosial

Faktor terakhir ini sebenarnya berhubungan dengan faktor keluarga dan juga individu sendiri tetapi ada tambahan tetangga sebagai pihak lain. Biasanya, seseorang yang mengalami depresi dan menutup diri akan dianggap sebagai keluarga sehingga tidak diberi pertolongan ahli.

Selain itu, masyarakat Jepang yang berusia tua cenderung tidak ingin keluar dari lingkungan sedangkan anak muda cenderung ingin keluar. Akibatnya seseorang harus dituntut untuk punya kehidupan sesuai dengan standar sosial yang ada seperti masuk universitas ternama dan menjadi kaya.

Ciri-Ciri Hikikomori

Ada beberapa kriteria yang lebih spesifik saat ini untuk membedakan fenomena satu ini dengan lebih akurat lagi. Beberapa ahli mengatakan ciri utama dari pengasingan diri adalah menghabiskan sebagian besar hari di rumah. Kejadian ini terjadi secara terus menerus setiap harinya selama minimal enam bulan.

Dalam prosesnya, pengasingan diri ini berlangsung beriringan dengan gejala penarikan sosial, tidak ingin berinteraksi dengan orang lain. Tidak ada gejala penyakit fisik atau diagnose mental seperti skizofrenia dan gejala bipolar pada orang yang mengalami hal ini.

Kenali Lebih Jauh Lewat Film Ini

Sebagai fenomena cukup umum di Jepang, ada beberapa film dan dokumenter yang menggunakan pengasingan diri sebagai salah satu alur ceritanya. Ada beberapa rekomendasi film terbaik untuk mengenal lebih jauh hal ini seperti:

1. Hikikomori: Japan’s Vanishing People

Film satu ini merupakan film dokumenter yang menggunakan kejadian nyata tanpa ada rekayasa sama sekali. Japan’s Vanishing People memperlihatkan bagaimana seseorang yang melakukan pengasingan diri secara langsung serta alasannya.

2. Kill Ugly TV

Berikutnya ada film yang menggunakan perempuan sebagai tokoh utamanya, dengan kehidupan yang tertutup dari dunia luar. Bisa dikatakan, hampir keseluruhan film hanya berkutat di dalam kamar yang pengap dan berantakan.

3. Hyakuen No Koi

Sama seperti film sebelumnya, film ini menceritakan tentang seorang perempuan yang mengalami tekanan psikologis. Cerita utama dari film ini adalah tentang tokoh utama yang mengalami fase kehidupan naik turun hingga memutuskan mengurung diri.

4. Tamago

Arti kata tamago berarti telur dimana film ini menunjukkan dua sudut pandang berbeda seperti telur yang berwarna kuning dan bening. Ada sudut pandang bagaimana seseorang menjadi tidak berguna karena melakukan pengasingan diri dan juga tekanan orang tua yang keras.

5. American Hikikomori

Berbeda dengan alur cerita sebelumnya, film ini punya latar seseorang yang pindah ke negara lain dengan budaya yang baru. Pemeran utama dalam film ini merasa tertekan dengan hal-hal yang ada di negara barunya sehingga memilih untuk mengasingkan diri.

6. Tobira No Muko

Jika ingin melihat bagaimana pria melakukan pengasingan diri, maka film ini dengan Okada sebagai tokoh utama adalah juaranya. Film ini punya alur dengan sudut pandang lebih jauh karena ada peran seorang orang tua yang juga menginginkan anaknya sembuh.

Itulah dia beberapa hal tentang hikikomori, fenomena pengasingan diri yang saat ini semakin marak dilakukan. Gejala seperti ini memerlukan bantuan lebih jauh dari seorang ahli mengingat ada tekanan mental yang kuat dibalik keputusan seseorang untuk mengasingkan diri. Meminta bantuan adalah pilihan terbaik untuk sembuh.

Baca juga: Mengenal Lebih Banyak Tentang Otaku dan Penerapannya

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Budaya Pop di Jepang/ Hikikomori, Bentuk Sikap Menarik Diri dari Kehidupan Sosial di Jepang

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie