Mengenal Ukiyo e, Seni dan Gaya Gambar Khas Jepang

WeXpats
2021/05/12

Jepang adalah salah satu negara yang dalam perkembangan zaman, ikut juga mengalami perkembangan dari segi keseniannya. Kesenian di Jepang sendiri sudah mengakar menjadi budaya sehari-hari dilihat dari pakaian misalnya. Ada satu kesenian menggambar unik yang berkembang di Periode Tokugawa yakni Ukiyo e.

Masyarakat Jepang terutama para pekerja seninya sangat menyukai menggambar lukisan-lukisan realis dengan gaya uniknya. Beberapa di antaranya melukis untuk mengabadikan momen yang ada di dalam bentuk sebuah gambar. Setiap gambar yang dihasilkan memiliki detail yang luar biasa dengan garis-garis yang jelas.

Daftar Isi

  1. Apa itu Ukiyo e?
  2. Sejarah Ukiyo E
  3. Gaya Populer yang Digunakan
  4. Produksi Ukiyo E

Apa itu Ukiyo e?

Ukiyo e pada dasarnya merupakan salah satu kesenian lukis di balok kayu yang mulai berkembang di abad 17-19 di Jepang. Beberapa objek yang akan digambar oleh seniman biasanya berupa kecantikan wanita, pegulat sumo, adegan sejarah, hingga lanskap. Istilah ini sering diartikan sebagai “gambar dunia yang terapung”.

Karya lukisan satu ini bermula dari kehidupan hedonistic yang melanda Jepang pada tahun 1603 khususnya di kota Edo (sekarang Tokyo). Pada masa itu, kelas pedagang berada di posisi paling diuntungkan dari adanya perkembangan ekonomi kota yang sangat pesat. Para pedagang mulai hidup dengan hiburan malam dan pelacuran.

Hishikawa Moronobu pada tahun 1670-an menjadi orang paling awal yang menunjukkan gaya ini dalam gambar wanita cantik monokromatik. Kemudian gambar-gambar sejenis itu mulai diwarnai secara bertahap hingga mencapai keberhasilan dan warna akhirnya dijadikan standar.

Negara Barat menjadikan kesenian satu ini sebagai salah pegangan bagi persepsi mereka di abad ke-19. Aliran ini kemudian disebut dengan nama Japonism yang juga menjadi trend pada para pelaku seni di masa impresionis awal. Bahkan beberapa pelukis terkenal seperti Vincent Van Gogh juga terpengaruh dari kesenian Jepang ini.

Sejarah Ukiyo E

Ukiyo e sebenarnya berasal dari perkembangan lukisan klasik gaya Jepang, Yamato-e pada sekitar abad ke-12. Gaya lukisan ini masih sangat kental didominasi oleh gaya Cina dengan garis besar yang jelas dan warna-warna yang datar. Yamato-e sendiri mengutamakan gambar realis dan orang sehari-hari dengan cerita kental akan budaya Jepang.

Di zaman Edo ketika Shogun Tokugawa memimpin, terjadi segregasi sosial yang menekankan masyarakat dengan kelas. Ketika itu, rezim membentuk “distrik kesenangan” yang berisi rumah bordil, kedai teh, dan teater. Seni Yamato-e kemudian berkembang dengan mengambil gaya hidup yang hedonis dan dirayakan sebagai konsep.

Seni satu ini menggunakan objek-objek kesenangan duniawi sebagai inspirasi utama seperti para pelacur dan sejenisnya. Sebenarnya, seni ini merupakan seni “rendah” yang cukup populer dengan pedagang dan pekerja sebagai sasaran utamanya hingga dianggap sebagai keahlian.

Iwasa Matabei, seorang pelukis perkenal yang dilatih di Sekolah Kano dengan pelajaran gaya tradisional Jepang. Ia melakukan penggambaran geisha yang sedang memainkan alat music atau menari sebagai simbol masyarakat kelas tengah yang santai. Inilah yang menjadi awal dari berbagai lukisan bergaya ukiyo e.

Hishikawa Moronobu menjadi master besar karena cetakan dan ilustrasi buku yang dibuatnya di masa tahun 1672. Cetakan ini masih bersifat monokromatik dengan visual yang diambil dari adegan jalanan hingga ke pemandangan. Cetakan erotis dan wanita cantik juga masih tetap Ia gunakan di cetakannya.

Gaya Populer yang Digunakan

Ada banyak genre yang biasa dipakai dalam kesenian ukiyo e ini tetapi tetap berpedoman pada kehidupan di Jepang itu sendiri. Gaya-gaya atau genre yang biasa dipakai di antaranya ialah bijin-ga, yakusha-e, kacho-ga, shunga, serta landscape. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini:

1. Bijin-ga

Dalam bahasa Jepang, bijin-ga memiliki arti gambar dari wanita cantik yang sekaligus menjadi genre paling sering digunakan. Orang yang digambarkan dalam genre ini biasanya merupakan orang yang sering dilihat seperti misalnya seorang selebriti. Inti dari gambar ini seperti namanya yakni berdasar pada kecantikan seseorang.

Dampak dari gambar ini tidak hanya menggambarkan perubahan standar kecantikan tetapi juga sensibilitasnya. Di era 1760-an seorang seniman akan menggambarkan ini melalui sosok feminism dan ada juga wanita mungil.

2. Shunga

Ada juga genre shunga yang dalam bahasa Jepang sendiri punya artian gambar musim semi dimana musim semi merujuk pada seks. Istilah ini juga diambil dari gulungan Cina yang menggambarkan dua belas tindakan seksual dan dianggap ekspresi yin dan yang.

Genre ini diatur oleh berbagai peraturan seperti misal tokoh digambarkan memakai busana agar tidak diidentifikasi. Shunga tidak hanya menggambarkan pasangan biasa saja tetapi juga pelacuran bahkan hubungan sesama jenis seperti gay dan lesbi.

3. Yakusha e

Selanjutnya ada juga genre yakusha-e dengan arti gambar actor yang memang mengambil aktor kabuki sebagai tokohnya. Gambaran dalam bentuk ini biasa dijadikan sebagai souvenir dari kegiatan tertentu dan dijual cukup murah.

Di masa awal adanya genre ini, actor dihadirkan sebagai sosok yang generic dan berusaha dibuat dengan potret realis. Akan tetapi pada akhir 1700-an, sosok Toshusai Sharaku kemudian merubah tatanan ini hingga mengalami revolusi hebat.

4. Kacho-ga

Genre utama yang lainnya adalah kacho-ga yang berarti burung dan bunga dimana genre ini menggambarkan burung, ikan, bunga, dan serangga. Dalam genre ini, ruang kosong menjadi elemen penting dimana biasanya hanya ada satu burung dan satu tanaman dalam setiap lukisannya.

Keberadaan ruang kosong ini digunakan sebagai perwujudan dari aspek rasa harmoni alam dan juga kesederhanaan. Aliran ini merupakan aliran tradisional yang dibuat seasli mungkin dan sering digunakan sebagai bagian dari tradisi yang panjang.

5. Landscape

Terakhir ada genre lanskap yang lahir pada periode Edo dimana pembangunan dilakukan secara besar-besaran seiring berkembangnya agama Shinto. Hiroshige kemudian membuat gambar Lima Puluh Tiga Tahap Tokaido yang menggambarkan keberadaan pada masa itu.

Ia juga membuat seri Seratus Pemandangan Tempat Terkenal Edo serta gambar-gambar Gunung Fuji semasa hidupnya. Genre ini menunjukkan pemandangan seperti petani di ladang hingga pejalan kaki dengan Gunung Fuji yang selalu ada di latar belakang.

Produksi Ukiyo E

Ada dua cara yang paling sering digunakan ketika memproduksi lukisan tipe ini yakni menggambar secara langsung dan mencetak. Hal ini tentu saja berbeda dalam segi teknik, kegunaan, serta harga dari karya yang dihasilkan.

1. Menggambar

Para pelukis dahulu kurang menggunakan warna cerah dan tajam tetapi saat ini sudah berganti pada warna tersebut. Di lukisan terdapat kontur yang mirip seperti garis digambarkan dengan menggunakan tinta sumi. Pelukis akan menggunakan bahan organik untuk menggambar dengan gulungan yang berasal dari makimono.

2. Produksi dengan Mencetak

Berbeda dengan menggambar, seni satu ini juga bisa diwujudkan melalui mencetak di atas balok-balok kayu. Jenis kertas yang digunakan dibuat dengan cara manual, bukan menggunakan mesin-mesin seperti di barat. Cetakan dibuat menggunakan kertas tipis yang ditempel di atas balok kayu kemudian digembos untuk mendapatkan tekstur.

Itu dia beberapa hal menarik tentang ukiyo e, kesenian rupa khas Jepang yang hadir dalam bentuk lukisan serta pahatan. Seni ini hadir melalui perjalanan panjang dan berdasar dari kebudayaan sehari-hari masyarakat Jepang yang memang menarik untuk dipelajari.

Baca juga: Seniman di Jepang yang Menciptakan Keindahan Berbeda

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Tradisi budaya Jepang/ Mengenal Ukiyo e, Seni dan Gaya Gambar Khas Jepang

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie