Travelling adalah saat terbaik untuk mengeksplor keindahan sebuah destinasi. Sebab kesempatan tersebut mungkin tidak akan datang kedua kalinya. Tidak hanya itu, wisatawan juga dapat mempelajari kebudayaan yang ada pada sebuah negara yang dikunjungi. Misalnya seperti mempelajari Noren, termasuk sejarah serta kegunaannya bagi masyarakat Jepang.
Tanpa sadar mungkin diantara wisatawan yang pernah berkunjung ke Jepang pernah atau bahkan sering melihat tirai ini. Akan tetapi tidak paham akan maksud dan kegunaannya pada sebuah bangunan. Sebagai tambahan referensi ketika berlibur ke Jepang, berikut penjelasan mengenai tirai khas yang akan ditemukan di negeri sakura tersebut:
Daftar Isi
- Apa Itu Noren?
- Sejarah dan Perkembangan di Jepang
- Makna dan Kegunaan Noren
- Jenis-Jenis Noren Berdasarkan Bahannya
- Jenis-Jenis Noren Berdasarkan Ukuran
Apa Itu Noren?
Bila pembaca pernah berkunjung ke restoran yang berada di Jepang, tentu sangat familiar dengan adanya kain yang dipasang di atas pintu masuk. Tirai inilah yang dimaksud dengan Noren. Kebanyakan tirai bukan hanya terpasang pada pintu, tetapi juga menghiasi dinding dan jendela dengan berisikan tulisan tertentu.
Dulunya, tirai berfungsi untuk melindungi rumah dari debu yang berterbangan. Akan tetapi, dengan disertai beberapa tulisan seperti nama makanan atau pun nama toko. Kini kegunaan tirai tersebut sekaligus menjadi ciri khas dan media promosi bagi sebuah tempat usaha. Tirai ini memiliki beberapa jenis sesuai dengan karakteristiknya.
Di samping itu, keberadaan noren juga diperuntukkan untuk membatasi ruangan. Misalnya ruang makan dengan ruang dapur, sehingga aktivitas memasak tidak mengganggu orang-orang yang sedang menikmati makanannya. Tirai juga dapat diletakkan di jendela sebagai penghalang sinar matahari yang terlalu terik agar tidak masuk ke dalam rumah.
Artikel Pilihan
Sejarah dan Perkembangan di Jepang
Budaya ini telah ada di Jepang perkiraan selama Periode Heian (794-1185), namun fungsinya untuk menjaga ruangan agar tidak panas. Ada cerita unik mengenai tirai ini pada Periode Edo yang berlangsung dari tahun 1603 hingga 1868. Dimana tirai digunakan untuk menyeka tangan bagi pelanggan restoran sebelum pergi meninggalkan tempat itu.
Semakin banyak pengunjung yang menggunakan tirai untuk menyeka tangan, maka kain akan semakin kotor. Meski demikian, hal ini justru meningkatkan reputasi sebuah tempat makan. Seiring perkembangan zaman, kini tirai tersebut menjadi sebuah aksesoris tempat usaha yang umumnya dipasang dengan motif tertentu dilengkapi tulisan khusus.
Noren tradisional biasanya ditemukan dalam bentuk persegi panjang, tetapi ada juga yang dipasang menggunakan tongkat tirai dilengkapi ring pengait. Hingga kini banyak ditemukan berbagai macam tirai khas Jepang yang memiliki desain unik. Umumnya dipasang pada restoran sushi dan makanan lainnya yang mencirikan tempat makan tersebut.
Makna dan Kegunaan Noren
Seperti yang diketahui, adanya tirai pada sebuah rumah dapat berfungsi sebagai pelindung yang baik. Selain itu juga dapat digunakan untuk membatasi beberapa ruangan yang berbeda. Akan tetapi, adanya tirai juga memiliki makna yang begitu besar bagi sebuah tempat yang menjalankan bisnis tertentu.
Tirai khas ini sangatlah penting keberadaannya bagi sebuah toko maupun restoran. Sebab keberadaannya bermakna sebagai nama maupun simbol sebuah bisnis yang dijalankan. Sehingga adanya tirai pada sebuah usaha juga mampu mewakili kepercayaan dan status toko. Kegunaannya sudah pasti untuk menyakinkan pelanggan agar berkunjung pada toko tersebut.
Jenis-Jenis Noren Berdasarkan Bahannya
Seiring dengan kemajuan zaman, hal ini juga mempengaruhi perkembangan akan tirai khas Jepang yang ada. Setidaknya ada 3 jenis noren bila ditinjau dari bahan material yang digunakan. Masing-masing memiliki detail yang berbeda. Agar pembaca lebih memahami, berikut penjelasan mengenai jenis-jenis tirai tersebut secara ringkas:
1. Enoren
Enoren merupakan kain berukuran panjang yang memiliki dua macam teknik pewarnaan. Pewarnaan menggunakan teknik celup dilakukan untuk memperoleh gambar berupa objek alam disebut sebagai Bingata. Selain itu, Enoren juga dapat dihasilkan dengan melukis menggunakan kuas agar mendapatkan motif yang unik. Teknik pembuatan ini disebut sebagai Yuzen.
2. Nawanoren
Pengunjung kedai minuman atau makanan di Jepang tentu tidak asing dengan penggunaan tirai dari rami. Inilah yang disebut dengan Nawanoren. Bahan tersebut digunakan karena beberapa alasan, diantaranya dipercaya dapat mengusir lalat agar menjauh dari makanan. Selain itu, rami akan cepat meneteskan air ketika hujan. Sehingga tidak terbentuk kubangan pada bagian atap bangunan.
3. Tamanoren
Tirai ini bentuknya cukup unik, sebab Tamanoren dibuat dengan merangkai manik-manik dari berbagai ukuran. Manik-manik berbentuk bola dilubangi, kemudian dirangkai dengan seutas tali. Bagian tengah dari Tamanoren dibuat lebih pendek, tujuannya sebagai jalan masuk agar orang dapat melewatinya dengan mudah. Pemasangan Tamanoren pada sebuah pintu tentu akan meningkatkan nilai seni dan estetika sebuah bangunan.
4. Takenoren
Bila tirai dibuat dari bambu, maka dalam hal ini dikategorikan sebagai Takenoren. Bilah bambu dipotong memanjang dan disusun rapi untuk digantung pada bawah atas. Cukup sulit bila ingin memperoleh motif yang unik menggunakan Takenoren, sebab pengrajin harus mengukir tiap bilah bambu dengan teliti. Kelebihannya, Takenoren akan terlihat estetik ketika dipasang pada sebuah rumah.
Jenis-Jenis Noren Berdasarkan Ukuran
Saat travelling di negeri sakura ini, seringkali terlihat adanya tirai dengan panjang yang berbeda-beda. Bila ditinjau dari segi ukuran, tirai khas Jepang memiliki beberapa jenis yang membedakan. Hal ini juga mempengaruhi kegunaan tirai yang dipasang pada sebuah bangunan. Agar pembaca mampu memahami lebih jauh, berikut penjelasan 3 jenis tirai tersebut berdasarkan ukurannya:
1. Hanhoren
Tirai ini banyak menghiasi bagian depan dari sebuah toko, kedai, hingga pemandian air panas. Sebab Hanhoren memiliki ukuran yang relatif kecil, sekitar 56 cm saja. Umumnya, tirai kain yang terpasang bertuliskan sesuatu hal yang terkait dengan penjualan. Sehingga, tujuan utama pada pemasangan Hanhoren adalah sebagai media iklan.
Adapun tulisan umum yang seringkali ditemukan pada Hanhoren berisikan nama sebuah kedai, dilengkapi logo khusus bila ada. Dapat juga diikuti dengan nama masakan yang dijadikan menu utama untuk menarik minat pengunjung. Sehingga secara tidak langsung, adanya Hanhoren memberikan ciri khas bagi sebuah bisnis yang sedang dijalankan.
2. Mizuhikinoren
Peran Mizuhikinoren lebih mengarah pada segi estetika, terutama bila diletakkan pada sebuah toko. Mizuhikinoren biasanya dipasang dengan ukuran memanjang ke samping. Pada bagian tirai diisi dengan tulisan-tulisan yang akan memberikan kesan terbaik bagi pengunjung. Sehingga selain sebagai dekorasi, keberadaannya juga berfungsi sebagai promosi.
3. Naganoren
Dibandingkan dengan yang lain, Naganoren memiliki ukuran jauh lebih panjang. Sebuah Naganoren biasanya memiliki panjang sekitar 160 cm. Hal ini disesuaikan berdasarkan kegunaannya pada sebuah bangunan. Utamanya dalam memberikan perlindungan dari debu hingga menghalangi panasnya sinar matahari agar tidak langsung masuk ke dalam rumah.
Itulah penjelasan mengenai Noren hingga jenis-jenisnya yang umum ditemukan di negara Jepang. Saat ini ada banyak motif yang dapat dibeli dengan harga yang beragam. Pengunjung dapat menyiapkan budget mulai dari ratusan hingga lebih dari 3.000 yen. Karena bentuknya yang sederhana dan ringan, tirai ini juga cocok sebagai buah tangan ketika berlibur ke Jepang.
Baca juga: Shuwa, Bahasa Isyarat di Jepang