Perkembangan Vaksin Jepang untuk Mencegah Penyebaran Covid-19

WeXpats
2022/03/09

Sama halnya dengan negara lain, Jepang tengah gencar meningkatkan vaksinasi untuk seluruh masyarakatnya, terutama setelah perhelatan Olimpiade Tokyo 2020. Sejak pesta olahraga ini diadakan, kasus positif Covid-19 di Jepang meningkat menjadi 2,848 kasus per hari. Hal ini membuat pemerintah semakin fokus pada vaksin Jepang dan mengajak masyarakat untuk segera vaksin.

Hingga saat ini jumlah orang Jepang yang sudah vaksin dua kali hanya 9.154.518 atau hanya 7.2% dari total penduduknya. Sedangkan untuk yang sudah vaksin pertama jumlahnya sudah mencapai 17,64%. Untuk mencegah peningkatan meningkat kembali, maka pemerintah Jepang akan mempercepat program vaksinasi dengan mendistribusikan lebih banyak dosis lagi ke daerah-daerah.

Dengan rencana ini, diharapkan minimal 80% persen penduduk Jepang bisa mendapatkan vaksin kedua sehingga membentuk herd immunity. Jumlah ini juga sudah menghitung jumlah anak-anak yang sudah berhak untuk mendapatkan vaksin.

Daftar Isi

  1. Ketentuan Pelaksanaan Vaksin di Jepang
  2. Sistem Pemberian Vaksin di Jepang
  3. Siapa yang Berhak dan Prioritas Mendapatkan Vaksin
  4. Hoaks dan Fakta Mengenai Vaksin Jepang yang Perlu Diketahui Masyarakat

Ketentuan Pelaksanaan Vaksin di Jepang

Untuk memastikan bahwa vaksin Jepang berjalan dengan lancar, maka pemerintah kota diharuskan memberikan vaksin sesuai dengan panduan dan peraturan yang telah ditetapkan. Salah satu ketentuannya adalah tempat pelaksanaan vaksin. Untuk menghindari kerumunan dan penularan yang semakin banyak, pemerintah mengharuskan vaksin diberikan di institusi media, balai komunitas hingga gedung-gedung yang besar.

Selain itu, setiap pelaksanaan vaksin harus dibatasi maksimal 50% dari kapasitas tempat tersebut. Jadi, apabila kapasitas gedung hanya 500 orang, maka jumlah peserta yang boleh di dalamnya hanya ada 250 orang. Para pendaftar pun harus disiplin dengan jadwal yang telah diberikan agar tidak sampai terjadi kerumunan di dalam maupun luar gedung.

Terakhir, orang yang berhak memberikan vaksin pun tidak sembarang tenaga medis. Syarat pertama untuk bisa memberikan vaksin adalah para tenaga medis harus sudah divaksin terlebih dahulu. Jadi, meskipun tenaga medis tersebut sudah berpengalaman namun belum divaksin, mereka tidak boleh memberikan vaksin kepada orang lain.

Syarat kedua bagi yang bisa memberikan vaksin adalah tenaga medis yang berpengalaman. Semua dokter yang telah divaksin boleh memberikan vaksin, namun tidak dengan perawat. Khusus untuk perawat, harus memiliki pengalaman minimal 2 tahun sebagai perawat dan pernah melakukan suntikan kepada orang. Jika tidak, maka perawat tersebut tidak berhak melakukan vaksin kepada penduduk Jepang.

Sistem Pemberian Vaksin di Jepang

Pemerintah Jepang menyatakan bahwa semua orang baik warga asing maupun lokal berhak mendapatkan vaksin, namun tidak wajib. Jadi vaksin tetap menjadi hak setiap orang dan mereka berhak untuk menolaknya jika merasa tidak aman.

Bagi penduduk yang memang berminat untuk mendapatkan vaksin akan mendapatkan kupon yang akan dikirimkan ke tempat tinggal masing-masing. Apabila orang-orang tersebut tinggal jauh dari alamat KTP-nya, maka orang tersebut bisa mendapatkan vaksin di dekat tempat tinggalnya. Nantinya, kupon akan dikirimkan ke alamat rumah masing-masing atau tempat tinggal sementara.

Sebelum menuju ke tempat vaksin, warga harus mendaftar terlebih dahulu melalui telepon atau email. Selanjutnya, setelah mendapatkan balasan dan informasi mengenai jadwal serta tempat vaksin, penerima bisa menuju ke lokasinya dengan membawa kupon yang telah diberikan. Ketika tiba di lokasi vaksin, petugas akan memeriksa beberapa identitas seperti SIM dan kartu asuransi.

Ketika semua data sudah cocok, calon penerima vaksin akan melanjutkan prosesnya dengan mengisi kuesioner kesehatan serta pemeriksaan oleh dokter. Hal ini untuk memastikan bahwa para penerima memang dalam keadaan sehat. Apabila semua dalam kondisi baik, maka pendaftar bisa langsung mengantri untuk disuntik.

Setelah selesai divaksin, para penerima vaksin harus menunggu sekitar 15 menit terlebih dahulu sebelum diperbolehkan pulang. Hal ini untuk memastikan bahwa tidak ada gejala yang membahayakan setelah mendapatkan vaksin. Jika tidak ada tanda-tanda yang membahayakan, maka para penerima vaksin dapat pulang dengan membawa sertifikatnya yang nantinya akan dibutuhkan untuk vaksin dosis kedua.

Siapa yang Berhak dan Prioritas Mendapatkan Vaksin

Dengan jumlah vaksin Jepang yang terbatas, maka pemerintah telah menentukan skala prioritas untuk yang berhak mendapatkan vaksin. Meskipun menjadi pro dan kontra, namun prioritas ini telah dipertimbangkan dengan melihat resiko dari masing-masing penerima. Berikut adalah skala prioritas penerima vaksin di Jepang:

1. Pekerja Medis

Prioritas pertama pemerintah Jepang untuk penerima vaksin sebenarnya ada dua yaitu pekerja medis dan lansia atau orang tua dengan usia diatas 65 tahun. Namun, untuk mencegah penularan atau penyakit lainnya kepada para lansia, maka diputuskan tenaga medis yang berhak menerima vaksin terlebih dahulu. Nantinya, jika mereka sudah divaksin, para tenaga medis dapat memberikan suntikan kepada lansia dengan lebih aman.

2. Masyarakat Berusia 65 Tahun ke Atas

Golongan selanjutnya yang berhak untuk mendapatkan vaksin secepatnya adalah masyarakat dengan usia 65 tahun ke atas. Orang dengan usia tersebut memang lebih lemah dan mudah terkena penyakit. Oleh karena itu, pemerintah Jepang memutuskan bahwa lansia berhak untuk mendapatkan vaksin terlebih dahulu agar tidak sampai tertular Covid-19.

3. Masyarakat Dengan Penyakit Bawaan

Tidak kalah penting dengan lansia, prioritas pemerintah selanjutnya adalah memberikan vaksin Jepang kepada masyarakat dengan penyakit bawaan atau komorbid. Sama halnya dengan lansia, orang dengan komorbid sangat riskan terkena Covid-19 karena kondisi tubuhnya yang lebih lemah. Agar kondisi badannya tidak menjadi lebih parah, maka orang dengan komorbid sangat disarankan untuk segera vaksin.

Apabila ketiga golongan diatas telah divaksin, maka vaksin Jepang akan dibuka untuk umum. Jadi, semua orang diatas 12 tahun berhak untuk mendaftar dan mendapatkan vaksin.

Hoaks dan Fakta Mengenai Vaksin Jepang yang Perlu Diketahui Masyarakat

Meskipun banyak warga yang tertarik untuk vaksin, namun tidak sedikit orang yang juga takut menerimanya karena mendengar banyak berita mengenai vaksin. Ada yang bilang bahwa vaksin justru memasukkan virus ke dalam tubuh jadi berbahaya hingga adanya kandungan microchip di dalamnya. Nah, agar tidak sampai salah paham dan menjadi takut, berikut adalah beberapa penjelasan mengenai hoaks yang tersebar:

1. Efek Samping Vaksin

Salah satu hoaks yang banyak beredar di Jepang dan negara lainnya di dunia adalah efek samping vaksin yang menyebabkan kematian. Setelah studi yang cukup banyak, bisa diinformasikan bahwa vaksin tidak menyebabkan kematian. Apabila ada orang yang meninggal setelah divaksin, maka hal tersebut adalah karena penyakit bawaannya.

Setelah vaksin, beberapa orang memang mengalami efek samping seperti pusing, mudah mengantuk hingga mual. Namun hal ini tidak akan berlangsung lama dan biasanya efeknya tidak parah. Bahkan efek ini hanya muncul pada beberapa jenis vaksin saja.

2. Kandungan Microchip pada Vaksin

Hoaks berikutnya yang banyak tersebar adalah vaksin mengandung microchip untuk mengendalikan manusia. Padahal pada situs otoritas kesehatan Jepang dan negara lainnya, ada penjelasan mengenai kandungan yang ada pada setiap jenis vaksin. Dari semua kandungan dan penjelasan tersebut sudah dipastikan bahwa semua jenis vaksin tidak memiliki kandungan microchip.

3. Vaksin Mengubah Genetik Manusia

Hal lain yang membuat banyak orang takut untuk vaksin adalah adanya pernyataan bahwa vaksin dapat mengubah genetika manusia. Padahal ketika vaksin sudah dimasukkan ke dalam tubuh manusia, vaksin tersebut akan terpecah menjadi beberapa bagian dan tidak bergabung dengan DNA manusia. Hal ini membuktikan bahwa vaksin tidak bisa mengubah genetika manusia.

Dengan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa vaksin Jepang aman digunakan meskipun terdapat banyak hoaks yang tidak jelas. Namun, sebelum mendaftarkan diri untuk vaksin, pastikan kondisi badan sehat sehingga tidak terjadi efek samping pada tubuh.

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Kehidupan orang Jepang/ Perkembangan Vaksin Jepang untuk Mencegah Penyebaran Covid-19

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie