Kisah Hachiko Si Anjing Setia yang Disayang Warga Jepang

WeXpats
2021/02/09

Kisah Hachiko begitu melegenda di Jepang. Ia bukan yokai atau legenda mistis lainnya, melainkan seekor anjing peliharaan salah satu warga Jepang. Namun yang menarik dari anjing ini adalah kesetiaannya terhadap si majikan. Sikap setianya terbukti sampai ia mati. Sebagai bentuk penghormatan terhadap kesetiaan itu, maka masyarakat Jepang mengabadikannya dalam wujud patung di depan stasiun Shibuya.

Kisahnya yang menyentuh hati membuat sebuah production house mengangkatnya menjadi film. Film pertamanya dirilis pada tanggal 1 Agustus 1987 dengan judul “Hachiko Monogatari”. Film ini sangat laris di Jepang hingga akhirnya diadaptasi menjadi versi Amerika Serikat dan diluncurkan pada 13 Juni 2009 dengan judul “Hachi”.

Daftar Isi

  1. Bukti Kesetiaan Hachiko
  2. Tentang Patung di Stasiun Shibuya
  3. Fakta Lain Seputar Hachiko
  4. Kisahnya Diadaptasi Menjadi Film
     

Bukti Kesetiaan Hachiko

Tak semua hewan peliharaan memiliki kesetiaan seperti Hachiko. Rasa sayang anjing ini kepada majikannya tak lekang oleh waktu meskipun Sang Majikan tak kunjung kembali. Cerita kesetiaannya bermula pada tahun 1920-an. Ada seorang Profesor bernama Eisaburo Ueno memutuskan memelihara anak anjing berusia satu tahun.

Anak anjing tersebut sangat spesial karena kakinya agak bengkok membentuk angka 8. Dalam bahasa Jepang, angka 8 disebut “hachi”. Dengan demikian, ia dinamakan Hachiko. Walaupun fisiknya kurang sempurna, seiring dengan berjalannya waktu ia tumbuh menjadi anjing besar yang sehat. Ini semua berkat kasih sayang yang tulus dari Ueno.

Anjing Ueno tersebut punya kebiasaan unik, yakni mengantar majikannya setiap pagi berangkat kerja ke stasiun Shibuya. Apabila malam datang, ia kembali ke stasiun tersebut untuk menjemput majikannya. Kebiasaan ini berlangsung selama bertahun-tahun sampai pada suatu hari Ueno terkena serangan jantung dan akhirnya meninggal.

Sayangnya, ia tidak menyadari Sang Majikan sudah meninggal. Selain itu, Istri Ueno pun tak sanggup memelihara Hachiko seperti yang dilakukan suaminya. Terpaksa akhirnya anjing itu diserahkan ke orang lain. Beruntungnya si majikan baru memperlakukan dirinya dengan baik. Namun ia sering kabur untuk kembali ke stasiun Shibuya menanti majikan lamanya datang. Ia terus melakukan ini sampai dirinya mati.

Tentang Patung di Stasiun Shibuya

Stasiun Shibuya termasuk salah satu stasiun tersibuk di Jepang. Lokasinya ada di tengah kota Tokyo. Hal lain yang menarik dari stasiun ini adalah sebuah patung anjing. Tak lain patung tersebut adalah patung Hachiko yang sering dijadikan tempat janjian untuk bertemu bagi orang-orang di sana. Uniknya, patung ini merupakan hasil patungan warga sekitar yang tersentuh akan kisah kesetiaan anjing tersebut.

Patung yang terbuat dari perunggu ini ada di pintu keluar sisi timur stasiun Shibuya. Kalau mau ke sana, tinggal bertanya saja pada orang sekitar di mana pintu Shibuya Hachiko-koen. Banyak wisatawan yang sengaja ke sana untuk berfoto. Dulu patung anjing ini menghadap utara, namun setelah stasiun mengalami renovasi kini posisinya menghadap ke timur.

Sebenarnya masih ada dua patung lainnya di lokasi berbeda. Pada tahun 1935 dibangun pula patung dirinya di Odate, tepatnya di depan stasiun Odate, prefektur Akita. Odate dilansir merupakan tempat kelahiran anjing tersebut. Sedangkan satu lagi ada di halaman Universitas Tokyo di mana tempat Ueno dulu mengajar.

Fakta Lain Seputar Hachiko

Umumnya orang-orang hanya tahu kisah anjing ini dari kesetiaannya menunggu Sang Majikan di pintu stasiun Shibuya. Tak banyak yang mengetahui cerita lebih mendalam tentang anjing tersebut. Padahal, kalau menggali lebih dalam perjalanan hidup anjing ini, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik. Berikut di bawah ini adalah beberapa fakta menarik tentang anjing kesayangan Ueno:

1. Anjing Adopsi

Anjing ini merupakan anjing adopsi, bukan berasal dari anak anjing peliharaan seseorang. Kala itu Ueno memang ingin memiliki anjing dengan ras Akita Inu. Beruntungnya ia menemukan seekor anjing di kota Odate, Akita. Ueno akhirnya membayar anjing tersebut dengan harga 30 Yen lalu dibawanya ke Tokyo dengan kereta cepat.

Nama yang diberikan Ueno adalah “Hachi”. Selain karena kaki anjing tersebut menyerupai angka 8, ada harapan membawa keberuntungan karena kata “Hachi” pun berarti “beruntung”. Kemudian Ueno menambahkan “ko” di belakang “Hachi”.

2. Terkena Kanker

Setelah bertahun-tahun menanti majikannya di stasiun, anjing ini akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada tahun 1935. Ia berusia 13 tahun saat ditemukan tidak bernyawa di dekat jembatan Inari, area sungai Shibuya. Tempat itu tak jauh dari stasiun Shibuya. Memang di hari kematiannya anjing tersebut menunjukkan perilaku aneh karena tidak pernah ke sana sebelumnya.

Hasil otopsi menyebutkan penyebab kematiannya adalah filariasis, yakni penyakit akibat cacing jenis filaria yang menyerang pembuluh getah bening. Namun ada juga yang menyebutkan ia mati karena kanker, bahkan ada beberapa tusuk sate (Yakitori) ditemukan di dalam perutnya.

3. Ganti Majikan

Sepeninggal Ueno, anjing ini berpindah majikan. Istri mendiang Ueno tak sanggup merawat anjing peliharaannya sebaik suaminya. Akhirnya istri Ueno menyerahkan anjing tersebut kepada seseorang yang tinggal dekat dengan stasiun Shibuya. Proses adopsi ini tak lantas membuat dirinya lupa terhadap majikan lamanya. Ia masih sering kabur ke stasiun Shibuya dan berharap Ueno akan datang di sana.

Selama menanti Ueno di stasiun Shibuya ada banyak orang yang awalnya merasa risih. Bahkan petugas stasiun sempat mengusirnya karena menganggap sebagai anjing liar. Namun seiring dengan berjalannya waktu alasan sebenarnya ia berada di sana terungkap. Kisahnya tersebar dan warga sekitar berubah menjadi empati sampai memberinya makan.

4. Jenis Anjing Ras Lokal

Anjing ini termasuk anjing ras lokal Jepang, yaitu ras Akita Inu. Anjing ras tersebut banyak ditemui di daerah Tohoku, prefektur Akita. Uniknya, anjing ini sebenarnya dipelihara untuk keperluan berburu, misalnya menangkap rusa, babi hutan, bahkan hewan yang lebih besar darinya seperti beruang. Zaman dulu hanya kaum bangsawan saja yang bisa memelihara anjing ras Akita Inu.

Secara fisik, tubuhnya berukuran besar. Oleh sebab itu, anjing ras Akita Inu tak hanya melambangkan kesetiaan saja, tetapi juga simbol anjing yang sehat. Selain lambang kesetiaan dan kesehatan, anjing Akita Inu pun mewakili pribadi keberanian.

5. Dimakamkan Bersama Sang Tuan

Pada 8 Maret 1935 dilangsungkan upacara kremasi jasad Hachiko. Abunya dikubur bersama Ueno di pemakaman Aoyama. Sedangkan bulunya diawetkan di National Museum of Nature and Science. Akhirnya setelah sekian lama anjing setia dan majikannya ini bersatu kembali.

Adapun proses “pertemuan” mereka memakan dana 10 juta Yen berkat hasil donasi dari sejumlah pihak, baik individu maupun institusi. Dana ini digunakan untuk membangun patung di depan University of Tokyo dekat Ueno Park. Patung ini ditempatkan pada pintu masuk utama kampus.

Kisahnya Diadaptasi Menjadi Film

Film “Hachiko Monogatari” pertama kali dirilis pada 1 Agustus 1987. Film ini berdurasi 107 menit menggunakan bahasa Jepang. Tanpa diduga, film tersebut sangat laris karena berlatar belakang Jepang seperti aslinya sehingga kisahnya begitu terasa. Film yang disutradarai oleh Seijiro Koyama ini dibintangi oleh Tatsuya Nakadai sebagai profesor Ueno.

Keberhasilan film versi Jepang menginspirasi untuk pembuatan film serupa versi Amerika dengan judul “Hachiko: A Dog’s Story” atau “Hachiko: A Dog’s Tale”. Film ini diproduksi pada tahun 2009 dan mengangkat kisah yang mirip seperti aslinya. Walaupun begitu, keberhasilan film ini tidak bisa menyamai film yang versi Jepang. Sang profesor diperankan oleh Richard Gere, sedangkan yang mengemas cerita adaptasi ini menjadi apik adalah Lasse Hallstorm sebagai sutradara.

Bagi pecinta binatang, khususnya anjing, bisa juga menyaksikan kisah kesetiaan mereka pada film “Lassie” (2005) dan “Marley and Me” (2009). Walaupun kisahnya tidak serupa Hachiko, tapi kesetiaan anjing pada kedua film tersebut pun menyentuh hati bahkan bisa meneteskan air mata. Memang loyalitas hewan peliharaan anjing sulit untuk dibandingkan dengan hewan peliharaan lainnya. Terbukti dari kisah anjing ras Akita Inu ini yang tetap setia meskipun si majikan ternyata telah tiada.

Baca juga: Tentang Tokyo, Ibukota Jepang yang Modern

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Wisata di Jepang/ Tujuan & Hal-hal yang harus dilakukan di Jepang/ Kisah Hachiko Si Anjing Setia yang Disayang Warga Jepang

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie