Berniat Kuliah di Jepang? Kenali Dulu Resiko Sekolah di Jepang bagi Mahasiswa Asing

WeXpats
2020/07/08

Kuliah di luar negeri sendirian bukanlah tanpa resiko. Selain mendapatkan banyak pengalaman dan kegiatan yang menyenangkan saat menginjakkan kaki di luar negeri, akan ada pula rintangan yang muncul suatu hari. Meskipun terdapat beragam resiko sekolah di Jepang, namun mahasiswa asing tetap menunjukkan minatnya untuk melanjutkan pendidikan di Jepang.

Dari tahun ke tahun, jumlah mahasiswa asing di Jepang selalu meningkat. Di tahun 2019, jumlah mahasiswa asing di Jepang mencapai rekor tertinggi yaitu 312.214 naik 13.234 dari tahun sebelumnya. Beragam resiko sekolah di Jepang harus mampu dihadapi demi mencapai tujuan, yaitu menyelesaikan pendidikan lanjutan di Jepang. Disamping itu, ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi berbagai resiko sekolah di Jepang. Namun, sebelum mengetahui hal tersebut, ketahui dulu alasan mahasiswa asing memilih sekolah di Jepang berikut ini.

Mengapa Mahasiswa Asing Memilih Sekolah di Jepang?

Selain tertarik akan budaya Jepang, ada alasan lainnya mengapa mahasiswa asing memilih Jepang sebagai negara yang dituju untuk menempuh pendidikan lanjut. Alasan yang pertama yaitu Jepang merupakan negara dengan fasilitas memadai untuk keperluan riset. Oleh karena itu, sebanyak 35.8% mahasiswa asing di Jepang tertarik pada pendidikan dan penelitian yang ada di universitas Jepang.

Jepang merupakan negara dengan ekonomi yang kuat serta mampu melahirkan perusahaan yang besar. Menurut survey yang dilakukan JASSO, 25% mahasiswa asing ingin bekerja yang berhubungan dengan Jepang. Selain itu, Jepang memiliki banyak pilihan jenis pendidikan tinggi tingkat lanjut, yang akan dibahas secara mendalam melalui ulasan di bawah ini.

Mengenal Jenis Pendidikan Tingkat Lanjut di Jepang Bagi Mahasiswa Asing

Ternyata banyak alasan mengapa mahasiswa asing memilih untuk sekolah di Jepang, padahal banyak resiko sekolah di Jepang nantinya. Namun, mereka memilih sekolah di Jepang salah satunya karena di Jepang terdapat beragam jenis pendidikan tingkat lanjut. Berikut ini adalah jenis pendidikan tingkat lanjut di Jepang yang biasanya diikuti oleh mahasiswa asing:

1. Gelar Akademik dan Titel

Jenjang pendidikan tinggi tingkat lanjut yang bergelar akademik dan titel, yaitu meliputi sarjana, master, doktor, sarjana muda, keahlian, dan keahlian lanjutan. Untuk gelar sarjana, bisa dapatkan melalui lembaga pendidikan universitas setelah berkuliah selama empat hingga enam tahun. Sedangkan untuk gelar master dan doctor, didapatkan setelah menempuh pendidikan di pasca sarjana.

Untuk gelar master akan didapatkan selama menempuh pendidikan selama dua tahun dan untuk gelar doktor akan didapat setelah menempuh pendidikan selama tiga tahun. Di Jepang terdapat sarjana muda, yang biasanya ditempuh di junior college selama dua hingga tiga tahun. Sedangkan untuk gelar keahlian dan keahlian lanjutan, menempuh pendidikan di sekolah kejuruan.

2. Pendidikan Jangka Pendek

Terdapat dua jenis pendidikan jangka pendek di Jepang, yaitu studi singkat di Jepang dan pertukaran pelajar. Biasanya studi singkat di Jepang akan mempelajari bahasa Jepang dengan program yang berasal dari universitas.

Lama studi singkat di Jepang begitu bervariasi, mulai dari beberapa bulan hingga satu tahun. Kemudian, untuk pertukaran pelajar biasanya akan bekerja sama dengan universitas di Jepang dan ditempuh kurang dari satu tahun.

3. Belajar Bahasa Jepang

Mahasiswa asing juga kerap mengikuti jenis pendidikan tingkat lanjut yang satu ini, yaitu sebagai persiapan untuk memiliki kecakapan bahasa Jepang dan untuk masuk universitas. Keduanya bisa ditempuh di sekolah bahasa Jepang. Namun, untuk belajar bahasa Jepang yang tujuannya sebelum masuk universitas, bisa menempuh pendidikan di universitas swasta maupun di junior college Jepang (Bekka Program).

Apa Saja Resiko Sekolah di Jepang?

Ada beragam jenis pendidikan tingkat lanjut di Jepang sehingga tidak heran jika banyak mahasiswa asing yang ingin melanjutkan pendidikan di Jepang. Namun, meskipun begitu ada resiko yang harus mereka ketahui ketika melanjutkan sekolah di Jepang. Beragam resiko sekolah di Jepang yang biasanya dialami oleh mahasiswa asing adalah sebagai berikut:

1. Culture Shock

Resiko sekolah di Jepang yang pertama bagi mahasiswa asing tentu saja culture shock. Hal ini sangat wajar terjadi karena mereka mengalami proses peralihan dari lingkungan yang lama ke lingkungan yang baru. Misalnya, untuk mahasiswa asing yang berasal dari negara mayoritas muslim biasanya akan kesulitan mencari makanan halal di Jepang.

Atau, mahasiswa asing akan kaget ketika pergi ke onsen dan mandi bersama-sama. Untuk mahasiswa asing, hal tersebut tentu tidak nyaman karena semua orang yang datang di onsen harus mandi tanpa busana bersama-sama. Namun, biasanya culture shock akan hilang dengan sendirinya jika selalu berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru.

2. Perbedaan Bahasa

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit dipelajari sehingga tidak heran jika perbedaan bahasa menjadi salah satu resiko sekolah di Jepang. Terlebih lagi ketika sesampainya di Jepang, akan menemukan kosa kata maupun ungkapan dalam bahasa Jepang yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Hal tersebut juga ditambah dengan dialek orang Jepang yang berbeda-beda di tiap wilayah.

3. Masalah Biaya

Kendala berikutnya bagi mahasiswa asing yang sekolah di Jepang tentu saja masalah biaya. Pasalnya, Jepang termasuk salah satu negara termahal untuk studi di luar negeri . Untuk biaya masuk universitas negeri di Jepang, biasanya membutuhkan sekitar 817.800 Yen termasuk di dalamnya biaya belajar, uang masuk, dan biaya fasilitas .

Sedangkan untuk universitas pemerintah daerah, biayanya lebih mahal dari universitas negeri, yaitu 931.235 Yen. Berbeda dengan universitas negeri dan universitas pemerintah daerah, di Jepang juga terdapat universitas swasta yang biayanya tentu saja lebih mahal. Untuk bidang sosial di universitas swasta di Jepang, biayanya adalah 1.146.819 Yen.

Sedangkan untuk bidang eksakta di universitas swasta di Jepang memakan biaya sampai 1.501.233 Yen. Biaya hidup bulanan bagi mahasiswa asing pun mahal dan tergantung wilayah yang ditinggali. Misalnya, untuk biaya bulanan tertinggi berada di wilayah Tokyo yaitu sekitar 158.000 Yen.

4. Rasa Kesepian

Orang Jepang termasuk mahasiswanya memiliki karakter yang “pemalu”. Dengan begitu, tidak heran jika orang Jepang jarang mengajak berkenalan dengan orang lain, terlebih pada mahasiswa asing meskipun mereka teman satu kelas. Oleh karena itu, banyak mahasiswa asing yang merasa kesepian setibanya di Jepang karena tidak memiliki cukup banyak teman.

Cara Mengatasi Resiko Sekolah di Jepang

Ternyata ada beberapa resiko sekolah di Jepang yang biasanya dialami oleh mahasiswa asing. Namun, apapun yang terjadi, mahasiswa asing harus mampu mengatasinya agar bisa menyelesaikan pendidikan lanjut di Jepang. Jika ingin tahu bagaimana cara mengatasi beragam tantangan sekolah di Jepang, berikut ini adalah ulasannya:

1. Mengetahui Kebudayaan dan Tradisi Jepang

Culture shock biasanya terjadi karena seseorang kurang memahami bagaimana budaya maupun tradisi yang ada pada lingkungan yang baru. Meskipun tidak bisa dihindari, hal ini bisa diminimalisir. Oleh karena itu, bagi mahasiswa asing, sebaiknya ketahui dulu bagaimana kebudayaan dan tradisi Jepang yang kembang. Dengan begitu, mereka akan lebih siap ketika menghadapi lingkungan baru dan lebih cepat beradaptasi.

2. Belajar Bahasa Jepang

Bagi mahasiswa asing, disarankan untuk memiliki kemampuan dasar Bahasa Jepang. Pasalnya, orang Jepang kebanyakan menggunakan Bahasa Jepang dibandingkan bahasa asing lainnya di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk bertahan hidup dan memudahkan untuk berkomunikasi dengan orang Jepang, sebaiknya miliki kemampuan Bahasa Jepang.

3. Mencari Beasiswa

Seperti yang telah dijelaskan di atas, jika menempuh pendidikan lanjut di Jepang bagi mahasiswa asing cukup menyita banyak uang. Oleh karena itu, sebagai solusinya mahasiswa asing bisa mencari beasiswa untuk memenuhi segala kebutuhan selama di Jepang. Biasanya terdapat dua jenis beasiswa yang tersedia, yaitu beasiswa penuh dan beasiswa sebagian (partial).

4. Mengambil Kerja Paruh Waktu

Untuk memenuhi kebutuhan selama di Jepang, mahasiswa asing juga bisa mengambil kerja paruh waktu. Namun, pastikan sudah mendapatkan izin dari kantor imigrasi setempat agar bisa mengambil kerja paruh waktu. Mahasiswa asing sendiri mampu menghasilkan rata-rata 50.000 Yen per bulannya dari mengikuti kerja paruh waktu di Jepang.

5. Bergabung di Komunitas Mahasiswa

Atasi rasa kesepian selama menempuh pendidikan lanjut di Jepang dengan bergabung dengan komunitas mahasiswa. Pasalnya, di Jepang terdapat banyak komunitas mahasiswa yang biasanya secara rutin mengadakan pertemuan. Misalnya, untuk mahasiswa Indonesia di Jepang terdapat komunitas Persatuan Pelajar Indonesia Jepang, Keluarga Masyarakat Islam Indonesia Jepang, dan lain sebagainya.

Ternyata ada beragam alasan mengapa mahasiswa asing melanjutkan pendidikan tinggi di Jepang meskipun terdapat beragam resiko sekolah di Jepang yang harus diatasi. Namun, tidak perlu khawatir karena ada banyak cara untuk mengatasi kekhawatiran tersebut. Paling penting adalah siapkan mental dan memiliki motivasi yang tinggi agar bisa lulus sesuai target.

Baca juga: Beasiswa Pertukaran Pelajar Jepang dan Persiapan Sebelum Keberangkatan

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Sekolah di Jepang/ Alasan sekolah di Jepang/ Berniat Kuliah di Jepang? Kenali Dulu Resiko Sekolah di Jepang bagi Mahasiswa Asing

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie