Keberagaman musim menjadi daya tarik wisatawan terhadap Negara Jepang. Tak hanya musim semi yang bertaburan sakura, tetapi musim-musim lainnya pun menuai keindahan. Belum lagi beberapa kegiatan khusus di setiap musim, misalnya festival atau perayaan kebudayaan lainnya. Itu semua menambah keseruan pergantian musim di Jepang.
Negara Jepang dapat mengalami pergantian empat musim karena kepulauannya sebagian besar terletak di zona iklim sedang. Area ini akan memiliki 4 musim sepanjang tahunnya, yaitu musim semi, panas, gugur, dan dingin. Itulah musim di Jepang yang berlangsung pada periode tertentu.
Sejumlah persiapan diperlukan untuk menyambut masing-masing musim, misalnya dari pakaian. Hal ini disebabkan suhu pada setiap musim berbeda. Secara garis besar, suhu di musim panas akan lebih hangat. Begitu pun sebaliknya saat memasuki periode musim dingin. Suhu ini pun akan berpengaruh pada kebiasaan-kebiasaan orang di sana. Maka penting untuk mengetahui musim di Jepang beserta hal-hal yang berkaitannya agar dapat menyesuaikan diri dan bertahan hidup.
Musim Semi
Musim ini adalah musim di Jepang yang paling ditunggu-tunggu oleh para wisatawan. Karena pada musim semi-lah bunga sakura mulai merekah serentak. Hampir seluruh sudut kota adalah spot menarik untuk menikmati keindahan sakura. Kegiatan piknik bersama keluarga, teman, dan orang tersayang untuk menyaksikan sakura dinamakan hanami. Di sini orang-orang akan duduk di bawah pohon sakura kemudian makan cemilan dan minum sake. Sepanjang bulan Maret hingga Mei, terdapat festival musim semi yang menarik, yaitu:
1. Aoi Matsuri
Ini adalah salah satu festival yang terkenal dari Jepang. Setiap tanggal 15 Mei diselenggarakan festival musim semi Aoi Matsuri di Kyoto. Dalam festival ini, sekitar 500 orang di Kyoto akan menggunakan busana tradisional pada periode Heian. Kemudian orang-orang ini akan berkeliling kota melakukan pawai. Rutenya adalah Istana Kyoto, Kuil Shimogamo, dan akan berujung di Kuil Kamigamo.
2. Nagahama Hikiyama
Festival ini adalah festival tua karena sudah berlangsung sejak periode Azuchi-Momoyama (1568-1600). Orang-orang akan melihat banyak arak-arakan di sini bahkan ada yang sejak periode Edo. Dalam festival ini ada kabuki yang dilakukan oleh anak-anak. Pementasan tersebut menjadi daya tarik pada festival Nagahama Hikiyama ini.
3. Sanja Matsuri
Festival ini berpusat di Kuil Sensoji dan kawasan Asakusa di Tokyo. Festival Sanja Matsuri selalu digelar pada Sabtu di minggu ketiga di bulan Mei. Bisa dibilang ini adalah festival besar dan sangat liar karena yakuza (mafia Jepang) yang mensponsori mikoshi (kuil portable). Jumlah mikoshi tidak terhitung, begitu pun para yakuza yang berpartisipasi. Mereka secara terang-terangan menunjukkan identitasnya dengan memamerkan tato di sekujur tubuh.
Artikel Pilihan
Musim Panas
Musim di Jepang berikutnya setelah musim semi adalah musim panas. Ini adalah momen yang tepat untuk bermain-main di luar. Musim panas berlangsung mulai dari bulan Juni hingga Agustus. Pohon-pohon tumbuh rindang di hutan, serta angin lembut berhembus sepanjang musim ini. Selama musim panas, orang-orang Jepang senang melakukan hal-hal berikut:
1. Menyaksikan Kembang Api
Pada akhir bulan Juli hingga awal Agustus langit Jepang akan bersinar dengan kembang api. Perayaan meriah ini digelar di ibukota dan dinamakan dengan Sumidagawa Fireworks Festival setiap hari Sabtu terakhir di bulan Juli. Kalau ingin menyaksikan festival besar lainnya, di Kyoto ada festival Gion Matsuri yang digelar sepanjang bulan Juli. Di Osaka juga ada festival Tenjin Matsuri pada tanggal 24 dan 25 Juli.
2. Mendaki Gunung Fuji
Cuaca cerah di musim panas adalah waktu yang tepat untuk melakukan pendakian. Meski ada beberapa pendaki yang pergi di luar musim panas, pemerintah Jepang telah mengeluarkan peringatan. Hal ini dikarenakan minimnya infrastruktur serta perubahan cuaca yang tak dapat diprediksi. Pendakian secara resmi dibuka pada bulan Juli hingga pertengahan bulan September. Hindari weekend, minggu Obon, dan liburan sekolah. Pergi pada weekdays lebih nyaman dan tidak padat.
3. Santap Makanan Jepang
Musim di Jepang yang menunjukkan kesuburan adalah musim panas pada pertengahan bulan Agustus. Sayur dan buah semuanya panen. Namun ada satu ciri khas menikmati buah di musim ini, yaitu kakushi aji. Ini adalah cara unik menikmati semangka. Semangka akan dibelah menjadi 8, kemudian dibubuhi garam dan disajikan bersama kulitnya. Rasa semangka akan semakin manis. Makanan lainnya adalah es serut, soba dingin, dan masih banyak lagi.
Musim Gugur
Ingin melihat suasana penuh warna di Jepang? Datang ke Jepang pada bulan September hingga November karena saat musim gugur cuacanya sangat sejuk dan segar. Kalau musim semi suasana tampak manis dengan merah mudanya sakura, maka di musim gugur seluruh sudut kota akan berwarna emas, merah, kuning, dan tembaga. Di pedesaan, sawah-sawah akan tampak seperti hamparan emas karena padi sudah siap dipotong.
Selama musim gugur pun terdapat beberapa festival. Festival Nagoya adalah acara tahunan terbesar di Nagoya. Acara ini berlangsung di bulan Oktober dan digelar selama dua hari berturut-turut. Ada mikoshi yang diarak oleh pria dan wanita berbusana kuno serta iringan musik Kagura. Jika pergi ke daerah-daerah, masyarakat kerap menggelar festival atau perayaan tradisional sebagai bentuk syukur atas panen. Mereka memberikan persembahan kepada dewa-dewa.
Musim di Jepang yang selalu berganti membuat siapa pun harus menyesuaikan busananya. Di awal September cuaca masih terasa agak panas, maka pakaian musim panas masih cocok dikenakan di bulan ini. Memasuki bulan Oktober, cuaca mulai mendingin bahkan sesekali akan turun hujan. Di penghujung musim gugur, yakni di bulan November, orang-orang cenderung akan memakai pakaian lengan panjang, jaket, sweater, atau apa pun yang berbahan tebal. Kalau sedang bepergian jangan lupa memakai sepatu bot dan membawa sarung tangan.
Musim Dingin
Musim di Jepang yang terakhir adalah musim dingin yang berlangsung pada bulan Desember hingga Februari. Sepanjang musim ini Jepang semarak dengan salju, pesta natal, dan kemeriahan perayaan tahun baru. Kecuali untuk Jepang utara, suhu dingin kadang mencapai titik ekstrim dan terasa sangat dingin. Di wilayah lainnya langit masih tampak biru dan sesekali sinar matahari masuk.
Meskipun sedang berada di suhu terendah, orang-orang Jepang tetap senang menyelenggarakan festival. Biasanya festival dimulai pada bulan Januari hingga awal Maret sebelum memasuki musim semi. Festival yang paling terkenal adalah Sapporo Winter Festival. Festival ini diselenggarakan di Hokkaido. Acaranya berlangsung selama seminggu, mulai dari tanggal 4 sampai dengan 11 Februari. Banyak wisatawan asing sengaja pergi ke Jepang untuk menyaksikan pahatan-pahatan es cantik pada festival ini.
Bulan Januari adalah bulan yang harus diperhatikan selama di Jepang. Bukan hanya karena perayaan tahun barunya, tetapi di bulan ini Jepang menyentuh suhu terendah, yaitu 10 derajat celcius bahkan bisa sampai ke titik beku. Hujan salju lebat kadang turun dan membuat jalanan menjadi macet parah. Kendaraan diwajibkan mengganti ban agar tidak tergelincir selama di jalanan.
Itulah keempat musim di Jepang yang memiliki karakteristiknya masing-masing. Setiap perayaan memiliki maknanya sendiri sehingga kapan pun ada di Jepang selalu seru. Satu hal yang perlu diingat, rajinlah mengecek ramalan cuaca karena mengetahui prediksi perubahan akan membuat aktivitas tetap lancar dan nyaman.