Standar Kecantikan Jepang Sejak Dulu Hingga Sekarang. Realistis Gak Sih?

WeXpats
2020/08/21

Cantik itu relatif. Tapi entah siapa yang memulai, kecantikan menjadi sesuatu yang distereotipkan dan memiliki standarnya sendiri sesuai negara masing-masing. Di sinilah masalahnya muncul. Padahal setiap orang berbeda dan punya daya tariknya masing-masing. Dengan dibuatnya sebuah standar, semua orang jadi berlomba-lomba untuk memenuhi standar tersebut.

Begitu pula dengan Jepang dan masyarakatnya yang memiliki standar kecantikannya sendiri. Mengingat makin ke sini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih, termasuk teknologi kedokteran, membuat standar kecantikan semakin menjadi-jadi bahkan terkadang terkesan tak masuk akal. Demi mewujudkannya, tidak sedikit orang yang rela merogoh kocek lebih dalam untuk mempercantik dirinya lewat pisau bedah. Sebenarnya, seperti apa sih standar kecantikan Jepang dari masa ke masa? 

Standar Kecantikan Jepang Sejak Dulu

Rambut hitam dan kulit putih adalah dua hal masih menjadi simbol kecantikan di Jepang sejak dulu kala. Mulai dari masa Ono Komachi, hingga aktris terkenal di jaman sekarang, sudah banyak perubahan dalam standar kecantikan di Jepang. Apalagi di zaman Heian saat Ono Komachi lahir, cantik tidak hanya dilihat dari penampilan semata, tapi juga keahlian menulis puisi dianggap sebagai salah satu “syarat” cantik. Namun, bicara soal penampilan, seperti apa yang dianggap "cantik" saat itu?

● Rambut hitam panjang

● Kulit putih pucat

● Mulut Ochobo atau mulut kecil

● Hidung kecil yang mancung

Namun, seiring berjalannya waktu dan masuknya pengaruh dari berbagai macam budaya yang masuk ke Jepang, beberapa standar kecantikan jaman dulu sudah bergeser. Bisa dibilang, kulit putih tetap menjadi standar kecantikan paling dasar di Jepang.

Standar Kecantikan Jepang Saat Ini

Standar kecantikan yang ada sekarang ini semakin kompleks dan dipengaruhi oleh media yang selalu menampilkan artis-artis terkenal dengan kriteria wajah rupawan yang sama dan proporsi bentuk badan yang serupa. Setelah melewati waktu yang panjang, standar kecantikan Jepang saat ini pun mengalami beberapa perubahan. Sebenarnya seperti apa sih standar kecantikan yang diakui di Jepang? 

Berwajah Kecil

Poin ini sepertinya bisa dimasukkan ke dalam culture shock yang mungkin akan dialami orang Indonesia di Jepang. Jika seseorang di Jepang bilang wajahmu kecil, jangan sakit hati dan jangan tersinggung ya. Itu bukan hinaan melainkan pujian kalau kamu cantik! Selama tinggal di Indonesia, tidak pernah terpikirkan sekalipun bahwa ukuran wajah bisa menjadi sebuah standar kecantikan di negara tertentu. Begitu datang ke Jepang, terutama anak perempuan, akan heboh ketika melihat seseorang dengan wajah kecil. Konon, punya wajah kecil membuat level keimutan dari seorang perempuan bertambah dan juga terlihat awet muda. 

Lipatan Mata yang Dalam

Seperti kata pepatah, rumput tetangga memang lebih hijau. Sebagai manusia, kita cenderung punya hasrat memiliki sesuatu yang tidak bisa kita temukan pada diri sendiri. Ketika orang Indonesia menilai orang Jepang terlihat cantik dan imut dengan mata sipitnya, orang Jepang malah berlomba-lomba untuk memiliki lipatan mata yang dalam. Alasannya, karena kebanyakan wajah orang Jepang sangat “hambar” karena tidak memiliki fitur wajah yang kuat seperti orang Barat. Dengan memiliki lipatan mata, sedikitnya akan memberikan aksen di fitur wajah mereka. Mirip dengan standar kecantikan di negara Asia Timur lainnya, saking terobsesinya dengan lipatan mata, stiker lipatan mata tidak pernah berhenti dicari oleh para wanita. 

Yaeba: Gigi Gingsul yang jadi Pemanis

Standar kecantikan Jepang satu ini mungkin jadi standar kecantikan yang paling terkenal di dunia. Padahal di Indonesia banyak orang berlomba-lomba merapikan giginya dengan kawat gigi atau menggunakan veneer gigi untuk membuat lapisan gigi baru yang lebih rapi dan bentuk yang sempurna. Gigi gingsul di Jepang punya daya tarik sendiri. Gigi gingsul juga memiliki citra “kawaii” karena dianggap sebagai keindahan dari ketidaksempurnaan yang mempesona. 

Badan Kurus dan Berpostur Kecil

Di Jepang ada istilah ボンキュッボン (Bonkyubon) . Terdengar seperti onomatopoeia tapi sebenarnya bukan. Bonkyubon adalah ekspresi yang digunakan ketika berbicara mengenai bentuk tubuh ideal bagi perempuan. Secara harfiah berarti “Good Small Good”. Era baru wanita Jepang dipengaruhi juga dengan standar Barat. Di mana perempuan diharapkan memiliki sosok yang lebih "Barat" pula atau memiliki lekuk tubuh seperti dada yang lebih besar, pinggang kecil, dan pinggul lebih besar pula, mengakhiri mitos (atau fakta?) bahwa gadis Asia punya bentuk tubuh yang rata. Meskipun banyak perdebatan mengenai hal satu ini dan preferensi setiap orang berbeda, tubuh kurus dan postur kecil juga masih menjadi standar “ideal” di Jepang. Alasannya beragam, mulai dari badan kecil yang terlihat imut atau memudahkan mereka yang bertubuh kecil untuk memakai pakaian apa pun yang mereka sukai.

Kulit Putih

Seperti negara Asia Timur dengan masyarakat homogen lainnya, kulit putih yang pucat masih menjadi urutan pertama dalam kategori cantik di Jepang. Produk kecantikan dengan manfaat mencerahkan kulit juga banyak di jual di Jepang. Begitu juga dengan shade makeup yang notabene berwarna terang. Agak sulit bagi orang Indonesia yang berkulit kuning kecoklatan untuk menemukan makeup asli Jepang dengan warna yang cocok.

Ohaguro: Gigi Hitam Standar Kecantikan Jepang yang Unik

Ketika membicarakan tentang senyuman, apa yang langsung terlintas di benakmu? Lengkungan bibir yang naik dengan menunjukkan deretan gigi putih yang cerah? Apakah kamu akan terkejut jika gigi putih yang kamu harapkan ternyata... hitam pekat? Bisa jadi. Ohaguro, kebiasaan orang Jepang menghitamkan gigi adalah tradisi kuno yang menghiasi senyuman perempuan Jepang di masa lalu.

Salah satu alasan utama orang-orang melakukan ohaguro adalah kenyataan bahwa selama ratusan tahun, benda-benda berwarna hitam pekat dianggap sangat cantik. Jadi, wajar saja jika orang ingin lebih dekat dengan apa yang mereka anggap indah, seperti proses memiliki gigi yang diputihkan agar tampak lebih indah di zaman modern. Menggunakan larutan yang disebut kanemizu, terbuat dari ferric acetate dari serbuk besi yang dicampur dengan cuka dan tanin dari sayuran atau teh, kebiasaan ini pertama kali digunakan untuk merayakan kedewasaan seseorang. Anak perempuan dan laki-laki, kebanyakan berusia sekitar 15 tahun, mengecat gigi mereka dengan warna hitam untuk pertama kalinya dengan tujuan menunjukkan bahwa mereka telah menjadi dewasa. Sekitar waktu itu, tepatnya di Akhir Zaman Heian (794 hingga 1185), ohaguro juga dilakukan oleh bangsawan dan bangsawan dewasa tanpa memandang jenis kelamin setiap harinya.

Haruskah Kita Memenuhi Standar Kecantikan yang Ada?

Maraknya kampanye tentang “love yourself” atau “love your body”, berangsur-angsur telah melunturkan standar-standar kecantikan ideal yang telah ada di bumi. Standar kecantikan sudah seharusnya dihilangkan dari konsep masyarakat kita sekarang ini. Setiap orang dilahirkan dengan ciri khas, keunikan dan daya tariknya masing-masing. Justru dengan adanya perbedaan, kita jadi bisa lebih menghargai keindahan. Persepsi mengenai cantik dan indah sangat relatif dan tidak bisa disamaratakan. Seperti apapun penampilan fisikmu, menjadi diri sendiri dan selalu tersenyum adalah hal tercantik yang dimiliki seseorang. Jangan biarkan stereotip tentang “cantik” membuatmu minder. Ingatlah bahwa kamu cantik, karena kamu adalah kamu!

Baca juga: Begini Budaya Wanita Jepang untuk Tampil Cantik Sempurna 

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Budaya Pop di Jepang/ Standar Kecantikan Jepang Sejak Dulu Hingga Sekarang. Realistis Gak Sih?

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie