Cara Hidup Anak-Anak Jepang yang Unik Sampai Ada Hari Peringatannya, Lho!

WeXpats
2020/09/14

Ada yang menarik dari anak-anak Jepang jika dibandingkan dengan anak-anak dari negara lain, khususnya di Asia. Anak-anak di negara tersebut tampak mandiri, tertib, dan penuh dengan sopan santun. Di balik itu semua pasti ada hal spesial yang diajarkan sejak dini. Maka tak heran jika pola asuh orang tua Jepang kerap dijadikan percontohan.

Karakter anak-anak Jepang tentunya tidak hanya dipengaruhi oleh orang tua mereka. Sistem pendidikan, lingkungan sekolah, serta kebudayaan di masyarakat pun menjadi faktor pembentuknya. Sejak kecil, anak-anak sudah dipersiapkan untuk hidup mandiri dan bertata krama dibandingkan hanya unggul di bidang akademis saja. Sebab prinsip orang Jepang adalah kemandirian harus dimiliki sepanjang hidup mereka.

Daftar Isi

Rahasia Kemandirian Anak-Anak Jepang

Cara Orang Tua Jepang Mengatur Konsumsi Anak-anaknya

Keseharian Anak-Anak Jepang di Sekolah

Mengenal Hari-Hari Peringatan Untuk Anak

Rahasia Kemandirian Anak-Anak Jepang

Jika diperhatikan, pendidikan usia dini di Jepang berbeda dengan beberapa negara lainnya. Pendidikan anak usia dini difokuskan kepada keterampilan hidup sehari-hari, seperti membersihkan diri, merapikan barang pribadi, makan sendiri, dan sebagainya. Semua hal yang berhubungan dengan tanggung jawab terhadap diri sendiri sudah diajarkan sejak Taman Kanak-Kanak.

Pendidikan ini didukung oleh orang tua mereka di rumah. Para orang tua menaruh kepercayaan kepada anak-anak bahwa mereka mampu mengerjakan tugas pribadi meskipun belum tepat atau masih ada kekurangan. Sehingga seorang anak pun yakin bisa mengurus dirinya sendiri.

Namun bagaimanapun juga keberhasilan pendidikan kemandirian seorang anak dipengaruhi oleh lingkungan yang aman. Misalnya, transportasi publik di Jepang telah didesain aman bagi anak-anak sehingga orang tua tenang jika anaknya pergi sendirian. Budaya berjalan kaki pun meminimalisir mereka dari tabrakan atau kecelakaan lalu lintas lainnya. Masyarakat turut membantu dalam menumbuhkan anak-anak Jepang menjadi seseorang yang mandiri saat dewasa kelak.

Cara Orang Tua Jepang Mengatur Konsumsi Anak-anaknya

Selain pendidikan dan lingkungan sekitar, ternyata apa yang dikonsumsi anak-anak Jepang pun mempengaruhi karakter mereka saat dewasa. Mungkin tidak banyak orang tua yang menyadari bahwa asupan bisa menjadi faktor pembentuk diri anak-anak. Cara orang tua Jepang menjaga apa yang dikonsumsi anak-anaknya cukup unik, yakni seperti:

1. Makanan Sehat Sebagai Menu Utama

Orang Jepang terkenal menjaga nutrisi dan cita rasa asli dalam setiap makanannya. Maka tak heran kalau hidangan utama mereka adalah ikan segar, sayur-sayuran, atau daging tipis tanpa lemak. Itu semua diproses dengan cara yang benar sehingga anak-anak mereka pun mengonsumsi makanan sehat. Meskipun nasi termasuk makanan utama, orang-orang Jepang sangat jarang menggunakan makanan penutup. Tidak seperti di negara barat yang sering menyantap kue-kue manis seusai hidangan utama.

2. Membatasi Cemilan

Meskipun orang tua Jepang memperhatikan asupan anak-anaknya, bukan berarti mereka melarang cemilan. Ada banyak snack di Jepang, hanya saja setiap harinya orang tua membatasi jumlahnya dan cenderung jarang diberikan. Kalaupun anak-anak mereka menginginkan cemilan, para orang tua mengawasi langsung apa yang dimakannya, seberapa banyak jumlahnya, hingga kapan waktu mereka memakannya.

3. Selalu Mencoba Makanan Baru

Ada masanya bagi setiap anak bosan dengan makanan tertentu. Wajar saja kalau selera mereka berubah-ubah karena sama halnya seperti orang dewasa selalu menginginkan sesuatu yang baru. Orang tua Jepang cukup kreatif dalam menciptakan berbagai macam masakan sehat. Itulah sebabnya anak-anak Jepang tidak akan bosan meskipun selalu makan ikan dan sayur. Selain itu, menu makanan baru selalu dikenalkan dengan cara yang menyenangkan sehingga seorang anak pun yakin bahwa menu tersebut enak.

4. Menakar Porsi Pada Piring

Jika pergi ke restoran Jepang, maka makanan akan disajikan pada piring-piring berukuran kecil. Inipun dilakukan di dalam rumah oleh para orang tua Jepang. Mereka menakar porsi makanan bukan karena takut kekurangan. Dengan cara ini, orang tua memastikan jumlah kalori yang masuk ke tubuh anak mereka. Selain itu, menakar porsi pun mengajarkan anak-anak untuk mengambil makanan secukupnya, tidak rakus, dan tidak membuang-buang makanan sisa.

5. Pendekatan Keluarga Untuk Menetapkan Aturan

Bonding antara orang tua dengan anak tentu akan menciptakan anak yang sehat, percaya diri, dan selalu positif. Orang tua Jepang mewajibkan anak-anaknya untuk makan di meja makan saat waktunya, bukan di ruang TV atau kamar. Dengan begitu, momen makan bersama menjadi sarana untuk mendisiplinkan anak melalui komunikasi yang menyenangkan. Selain itu, anak-anak Jepang pun selalu dilibatkan dalam menyiapkan makan keluarga sebagai bentuk latihan kemandirian mereka.

Keseharian Anak-Anak Jepang di Sekolah

Peran sekolah cukup besar dalam membentuk karakter anak-anak di Jepang. Sekolah adalah lingkungan pertama di luar keluarga yang mengajarkan berbagai hal kepada anak. Di sini kedisiplinan diajarkan dengan pendekatan yang berbeda. Berikut adalah aturan-aturan sekolah yang harus dipatuhi oleh murid-muridnya:

1. Masuk Tepat Waktu

Semua orang tahu kalau Jepang merupakan negara yang sangat disiplin waktu. Wajar saja karena prinsip ini sudah diajarkan sejak dini. Semua murid harus datang ke sekolah sebelum bel masuk dan berada di dalam kelas tepat pada waktunya. Pukul 7 pagi anak-anak sudah ada di sekolah untuk bersiap memulai pelajar di pukul 8. Kalau terlambat, gerbang sekolah akan ditutup atau menerima hukuman dari guru.

2. Makan Siang Bersama

Satu hal unik yang mungkin tidak ditemukan di sekolah pada negara lain adalah makan siang bersama antara guru dan murid. Kalau di sekolah lain dilarang makan dalam kelas, justru di Jepang ruang kelas dimanfaatkan untuk makan siang bersama. Para murid dipersilahkan membawa bekal dari rumah dengan menu yang sehat. Bukan beli di kantin sekolah atau jajanan bebas yang tak terjamin kebersihan dan gizinya.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler

Setiap murid bergabung dengan klub tertentu di sekolah, misalnya olahraga, kesenian, science, debat, dan sebagainya. Ini adalah salah satu cara untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler pun membuka kesempatan untuk saling mengenal dari kelas lainnya. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada hari tertentu sehingga anak-anak bisa fokus. Tak jarang beberapa bidang dilombakan antar sekolah bahkan hingga tingkat internasional.

4. Membersihkan Kelas

Hampir sebagian besar sekolah di Jepang tidak memiliki petugas kebersihan khusus. Oleh sebab itu, setiap anak mendapatkan jadwal piket untuk membersihkan kelas. Metode pembagian jadwal piket ini mengajarkan setiap orang harus peduli dengan lingkungan dan turut menjaganya. Kegiatan bersih-bersih ini dinamakan “souji”. Nantinya mereka akan mengenakan “tenugui”, yaitu bandana atau penutup kepala untuk menghindari kotoran ke rambut.

5. Pergi ke Juku

Sepulang sekolah tidak semua anak langsung pulang ke rumah. Beberapa diantaranya ada yang mengikuti bimbingan belajar atau les di tempat lain. Tempat bimbingan belajar atau les itu disebut “juku”. Umumnya anak-anak pergi ke juku jika akan menghadapi ujian semester atau persiapan masuk ke perguruan tinggi. Di sana tidak ada ujian akhir sekolah atau ujian nasional.

Mengenal Hari-Hari Peringatan Untuk Anak

Berbicara soal anak-anak Jepang, hal menarik lainnya adalah hari peringatan khusus bagi mereka. Negara ini cukup memperhatikan kelangsungan hidup generasinya. Lewat hari-hari peringatan tersebut diharapkan generasi mereka dapat tumbuh berkarakter positif. Inilah hari-hari peringatan yang dimaksud:

1. Kodomo no Hi

Kodomo no Hi adalah hari didedikasikan untuk anak laki-laki dan perempuan. Hari peringatan ini sengaja diadakan untuk mengapresiasi mereka sebagai individu dan mengharapkan keberkahan dalam hidupnya. Selain itu, pada hari ini pun seluruh anak berterima kasih kepada para ibu.

Setiap tanggal 5 Mei, seluruh masyarakat Jepang berdo’a agar anak-anak di sana tmbuh dengan sehat. Perayaannya cukup meriah karena di beberapa tempat didekorasi dengan koinobori (bendera ikan koi), kabuto (hiasan helm besi samurai), dan boneka gogatsu ningyou.

2. Shichi-Go-San

Setiap tanggal 5 November, anak laki-laki usia 3-5 tahun dan anak perempuan usia 3-7 tahun pergi ke Jinja (Kuil Shinto). Mereka mengenakan pakaian tradisional, seperti kimono, hakama, atau haori untuk berziarah. Setelah itu, mereka pun akan diberi permen chitose dengan harapan dapat tumbuh sehat dan tinggi layaknya bentuk permen tersebut.

Latar belakang adanya hari peringatan ini adalah zaman dulu tingkat kematian anak-anak cukup tinggi. Oleh sebab itu, masyarakat khususnya orang tua mereka mewujudkan rasa syukur atas kesehatan anak-anak mereka pada hari Shichi-Go-San.

3. Seijin no Hi

Hari peringatan ini khusus bagi remaja yang memasuki usia dewasa. Semua remaja, baik laki-laki maupun perempuan, yang memasuki usia 20 tahun akan berdandan sangat rapi untuk menghadiri seijin shiki (upacara kedewasaan). Acaranya diselenggarakan setiap hari Senin minggu kedua setelah tahun baru. Mereka yang sudah mengikuti upacara ini akan dianggap dewasa oleh masyarakat sehingga memikul tanggung jawab baru serta kebebasan tertentu.

Tumbuh kembang anak-anak Jepang sangat diperhatikan sejak mereka kecil hingga memasuki usia dewasa. Sebagai negara maju dan terkenal dengan kepintarannya, justru mereka tidak menekankan aspek akademis di usia dini. Kemandirian benar-benar ditanamkan sebagai pondasi awal yang harus kokoh.

Baca juga: Koinobori: Lambang Kekuatan dan Kesejahteraan pada Hari Anak di Jepang

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Kehidupan orang Jepang/ Cara Hidup Anak-Anak Jepang yang Unik Sampai Ada Hari Peringatannya, Lho!

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie