Sebagian orang memilih kuliah di Jepang tanpa beasiswa. Pasalnya, sebagian orang menganggap bahwa kuliah dengan beasiswa terlalu diberatkan dengan beberapa prosedur dan persyaratan yang harus dilengkapi.
Memutuskan untuk kuliah di Jepang tanpa program beasiswa akan dirasa berat. Namun jangan khawatir, di Jepang sendiri ada banyak lowongan pekerjaan paruh waktu untuk mahasiswa internasional, guna menunjang kebutuhan hidup selama di Jepang.
Daftar Isi
Estimasi Biaya Kuliah di Jepang Tanpa Beasiswa
Bolehkah Pelajar Internasional Bekerja Paruh Waktu untuk Biaya Kuliah di Jepang?
Hal yang Harus Diperhatikan Pelajar Internasional Saat Bekerja Paruh Waktu
Kelebihan Kuliah di Jepang
Sebagai negara yang memiliki tingkat disiplin yang tinggi, banyak mahasiswa yang memilih untuk melanjutkan studi di negara sakura ini agar mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Dengan demikian, pendidikan disiplin yang diterapkan oleh negara tersebut bisa ditransfer pada orang-orang yang mengemban pendidikan di negara ini.
Disamping itu, Jepang pun memiliki teknologi yang cukup canggih. Jepang menghasilkan banyak robotik ciptaannya. Bagi mahasiswa yang ingin belajar tentang teknologi ini, Jepang merupakan salah satu negara terbaik untuk mengemban pendidikan.
Kelebihan kuliah di Jepang tanpa beasiswa memberikan banyak kemudahan bagi calon mahasiswa untuk memilih banyak Perguruan Tinggi di Jepang. Berbeda dengan program beasiswa yang mengharuskan untuk memilih satu perguruan Tinggi yang telah ditentukan.
Artikel Pilihan
Estimasi Biaya Kuliah di Jepang Tanpa Beasiswa
Memilih kuliah di Jepang tanpa beasiswa, harus memiliki perencanaan keuangan yang matang. Semua biaya selama mengemban pendidikan di Jepang harus ditanggung sendiri. Pastikan tabungan yang telah disiapkan mencukupi untuk memenuhi berbagai kepentingan semasa kuliah. Mengetahui estimasi biaya kuliah sangat disarankan, guna mendapatkan perencanaan keuangan terbaik. Berikut ini estimasi biaya hidup di Jepang untuk pelajar menurut angket JASSO:
1. Biaya untuk Pendaftaran
Ketika akan kuliah di Jepang tanpa beasiswa, setiap mahasiswa akan dibebankan biaya pendaftaran sebesar ¥235,000 - ¥1,300,000 untuk program sarjana. Sementara untuk Program pascasarjana lebih murah, yaitu dengan biaya pendaftaran ¥190,000 - ¥225,000. Estimasi biaya pendaftaran ini berlaku untuk semua perguruan tinggi di Jepang. (※)
2. Biaya Kuliah
Estimasi biaya yang menjadi prioritas adalah biaya kuliah. Adapun untuk biaya kuliah untuk program sarjana yaitu sekitar ¥875,000- ¥3,700,000. Sementara untuk program pascasarjana sekitar ¥515,000 - ¥1,250,000 per tahun. Saat ini 1 JPY = Rp141.20;- Jika diestimasikan ke dalam bentuk Rupiah, sekitar Rp123.550.000 – Rp522.440.000 untuk sarjana dan untuk pascasarjana Rp72.718.000 – Rp176.500.000. (※)
Detail: Biaya Kuliah di Jepang yang Harus Kamu Penuhi dengan Uang Pribadi
3. Biaya untuk Sewa Tempat Tinggal
Pertimbangkan juga biaya untuk sewa tempat tinggal di negara ini selama masa perkuliahan berlangsung. Namun, karena masih berstatus sebagai mahasiswa, sebaiknya untuk memilih tipe one room atau di Indonesia dikenal dengan kost. One room lebih ekonomis karena terdiri dari satu kamar, dimana kamar mandi dan dapur terletak pada satu ruangan yang sama. Estimasi biayanya sekitar ¥28,000 - ¥60.000. (※)
Detail: Cara Mencari Apartemen di Jepang untuk Memulai Hidupmu yang Baru
4. Biaya Hidup
Setiap manusia, tentunya membutuhkan makan dan hiburan. Biaya tersebut termasuk dalam biaya hidup. Khususnya untuk mahasiswa yang kuliah di Jepang, biaya hidup yang harus dikeluarkan yaitu sekitar ¥2.104.000 - ¥6.760.000, atsu jika dirupiahkan dengan kurs JPY saat ini yaitu sekitar Rp297.084.000 – Rp954.512.000 per tahun. (※)
Detail: Kehidupan Kuliah di Jepang! Begini Syarat, Biaya, Kehidupan Kampus hingga Part Time
5. Biaya Transportasi dan Kebutuhan Lain
Transportasi seringkali dibutuhkan untuk menunjang pulang pergi kampus ke tempat kontrakan (sewa rumah). Jika kampus yang dituju tersebut jauh. Masukan biaya ini ke dalam anggaran estimasi biaya ketika kuliah nanti di Jepang. Adapun biaya transportasi yang harus dikeluarkan yaitu ¥12.000 - ¥40.000 atau sekitar Rp1.694.000 – Rp5.648.000.jika menaiki kereta shinkansen. (※)
Biaya tersebut tergantung pada masing-masing individu. Ada beberapa orang yang hidup hemat sehingga biaya tersebut bisa ditekan lebih rendah lagi. Berbicara masalah biaya, relatif pada setiap orang. Khususnya untuk biaya hidup, yang berbeda pada masing-masing orang. Pasalnya, biaya yang tidak terduga seringkali muncul dalam siklus kehidupan
Bolehkah Pelajar Internasional Bekerja Paruh Waktu untuk Biaya Kuliah di Jepang?
Mengingat tingginya biaya hidup di Jepang, oleh sebab itu mahasiswa internasional yang mengemban pendidikan di Jepang diperbolehkan untuk bekerja paruh waktu, selama tidak mengganggu waktu perkuliahan. Penghasilan yang didapatkan, berguna untuk membiayai hidup di Jepang. Khususnya untuk pelajar yang kuliah di Jepang tanpa beasiswa. Pelajar asing diberi batas waktu part time hingga 28 jam dalam seminggu.
Sudah menjadi hal yang lumrah, mahasiswa internasional yang berkuliah di Jepang melakukan pekerjaan paruh waktu. Oleh sebab itu, Jepang pun memfasilitasi mahasiswa tersebut untuk bekerja paruh waktu, untuk bekerja paruh waktu di berbagai sektor. Hal tersebut dapat meningkatkan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan antara pekerja dan pemberi kerja.
Jika dibayangkan, sepertinya akan berat sekali jika harus bekerja dan kuliah. Oleh sebab itu, diperlukan manajemen waktu yang baik. Di Jepang, pekerjaan paruh waktu ini dikenal dengan nama Arubaito.
Hal yang Harus Diperhatikan Pelajar Internasional Saat Bekerja Paruh Waktu
Besarnya biaya kuliah di Jepang tanpa beasiswa, mengharuskan para mahasiswanya untuk bekerja paruh waktu, atau di Jepang sendiri dikenal dengan istilah Arubaito. Namun, sekalipun hal tersebut lumrah dilakukan. Penting bagi pelajar tersebut untuk memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Bekerja dengan Izin
Pihak kampus pun akan memahami bahwa kuliah di Jepang tanpa beasiswa adalah hal yang cukup berat. Namun pastikan terlebih dahulu untuk meminta izin kepada pihak kampus untuk bekerja paruh waktu. Demikian juga kepada pihak pekerjaan itu sendiri, untuk menjelaskan bahwa statusnya adalah mahasiswa. Dengan demikian,. Jika di kemudian hari terjadi sesuatu hal. Kedua pihak bisa saling memaklumi.
2. Waktu Bekerja Kurang dari 28 Jam Setiap Minggunya
Jika ingin bekerja sebagai pekerja paruh waktu, konsultasikan terlebih dahulu dengan pihak perusahaan, untuk bekerja kurang dari 28 jam setiap minggunya. Biasanya hal ini akan dibahas dalam sesi wawancara kerja. Jelaskan kepada perusahaan, bahwa statusnya sebagai mahasiswa yang mencari pekerjaan paruh waktu atau Arubaito.
3. Menghindari Pekerjaan yang Terbatas
Pekerjaan yang terbatas atau terikat akan membuat kesulitan para pelajar untuk mengatur jadwal kuliahnya. Oleh sebab itu, sebaiknya untuk memilih pekerjaan yang tidak terbatas atau dikenal dengan istilah freelance. Dengan demikian, mahasiswa pun dapat mengatur jadwal perkuliahan agar tidak bentrok.
4. Tetap Menghadiri Kelas
Agar tidak ketinggalan mata kuliah yang dipelajari, sebaiknya untuk tetap menghadiri kelas. Hal ini pun bisa membuat para pelajar, lulus tepat waktu. Itulah sebabnya harus mencari pekerjaan yang tidak mengikat ketika kuliah di Jepang tanpa beasiswa. Langkah ini penting untuk dilakukan agar kuliah tidak menjadi terbengkalai, bahkan terancam drop out.
5. Berhenti Bekerja Setelah Wisuda
Sekalipun tujuan utama bekerja paruh waktu ini untuk mencari penghasilan tambahan, namun kredibilitas dan profesional tetap yang utama. Dengan demikian, tidak lantas langsung berhenti bekerja setelah lulus wisuda. Menjadi seorang karyawan yang baik dituntut untuk loyalitas, agar mendapatkan surat referensi kerja yang baik ketika bekerja di perusahaan berbeda.
Kuliah di Jepang tanpa beasiswa memang lebih mahal. Namun, para mahasiswa bisa menyiasatinya dengan mengambil pekerjaan paruh waktu atau Arubaito. Disamping akan mendapatkan pengalaman juga gaji yang terbilang besar untuk biaya hidup selama perkuliahan berlangsung.
Baca juga: Cara Hidup Hemat di Jepang dengan Cara Ini! Bertahan Hidup yang Praktis!