Siapa yang tak mengenal Hutan Aokigahara? Hutan ini tak hanya terkenal di kalangan pecinta Jepang, melainkan seluruh dunia. Hutan ini terletak di barat laut Gunung Fuji dan dikenal sebagai Jukai atau lautan pepohonan.
Terdapat banyak spot menarik di hutan ini, membuatnya menjadi salah satu destinasi wisata di Jepang. Namun ternyata hutan ini juga memiliki sisi lain. Lebatnya pohon yang menyelimuti hutan ini membuatnya terkesan angker sehingga dijuluki sebagai tempat hantu berpulang.
Daftar Isi
- Kondisi Hutan Aokigahara
- Hutan Tempat Orang “Berpulang”
- Mitos dan Legenda Seputar Hutan Aokigahara
- Keunikan yang Ada di Hutan Aokigahara
Kondisi Hutan Aokigahara
Tanah dari hutan ini mengandung batuan vulkanik yang sulit ditembus bahkan oleh alat-alat sekalipun. Sebagian tanah yang dilalui lava kini dipenuhi oleh lumut. Tidak hanya itu, tanah di hutan ini juga mengandung besi dengan kadar tinggi, sehingga mengganggu GPS dan sinyal ponsel.
Hutan ini juga terselimuti banyak pohon sampai-sampai sulit menemukan tempat yang terang bahkan saat siang hari. Kelebatan hutan ini terkenal bisa membuat pendaki tersesat.
Tinggi dan lebatnya pepohonan di hutan tersebut juga membuat lingkungan di sekitar hutan terlihat sama. Oleh karena itu, para pendaki yang datang ke hutan ini kerap menempelkan selotip untuk memberi tanda supaya tidak tersesat.
Sama seperti di hutan lain, hutan yang dikenal dengan rumah hantu ini juga memiliki beberapa jenis fauna. Hanya saja, karena keadaan hutan yang lebat sehingga matahari sulit menembus hutan tersebut, tidak banyak jenis hewan yang bisa ditemukan.
Umumnya hewan-hewan yang mampu bertahan adalah hewan nokturnal seperti beruang hitam Asia, kelelawar, tikus mondok Jepang, dan lain-lain. Selain hewan di hutan ini juga terdapat banyak jenis tumbuh-tumbuhan seperti tumbuhan runjung, pohon berdaun lebar, dan juga semak-semak.
Artikel Pilihan
Hutan Tempat Orang “Berpulang”
Aokigahara tidak hanya terkenal oleh kelebatan dan keindahan hutannya. Tempat tersebut juga dikenal sebagai spot favorit orang-orang yang putus asa dan ingin mengakhiri hidup. Salah satu alasan yang menjadikan hutan ini banyak dijadikan tempat untuk mengakhiri hidup yakni suasana tenang dari hutan ini dan ketiadaan hewan-hewan liar.
Hutan ini mulai terkenal sebagai tempat terakhir orang yang berniat mengakhiri hidupnya berkat sebuah buku karangan Seicho Matsumoto pada tahun 1960. Buku tersebut menceritakan kisah tragis dan romantis sepasang kekasih yang merenggut nyawa bersama di hutan tersebut. Meskipun demikian, sebenarnya hutan ini telah digunakan sebagai tempat untuk mengakhiri hidup bahkan sebelum buku Seicho Matsumoto terbit.
Setiap tahunnya ada banyak orang yang datang ke hutan ini untuk mengakhiri hidup. Saking banyaknya korban, polisi berhenti menghitung jumlahnya. Namun, berdasarkan aokigaharaforest.com diketahui bahwa terdapat 105 kasus bunuh diri yang terjadi di hutan ini pada tahun 2003. Besar kemungkinan bahwa jumlah tersebut bukanlah jumlah yang tepat karena banyak tubuh korban yang tidak bisa ditemukan. Budaya bunuh diri di Jepang bukanlah suatu hal yang baru. Jepang sendiri merupakan negara maju dengan angka bunuh diri tertinggi di dunia.
Kembali lagi ke hutan Aokigahara, banyaknya jumlah orang yang datang ke hutan tersebut untuk mengakhiri hidup membuat pemerintah setempat akhirnya membuat banyak peringatan. Ketika memasuki hutan ini, ada banyak papan berisi peringatan untuk menghilangkan niat mengakhiri hidup.
Peringatan tersebut dipasang dalam bahasa Jepang dan juga Inggris. Isinya pun beragam, namun inti dari peringatan tersebut adalah mengajak supaya orang yang berniat mengakhiri hidup agar berpikir dua kali sebelum melakukannya.
Upaya untuk menurunkan jumlah pelaku juga dilakukan dengan mengurangi publikasi mengenai jumlah orang yang mencoba mengakhiri hidupnya. Dengan begitu popularitas hutan ini sebagai tempat mengakhiri hidup juga berakhir dan orang-orang dapat melihat sisi lain keindahan hutan ini dan menjadikannya tempat rekreasi.
Mitos dan Legenda Seputar Hutan Aokigahara
Hutan ini bukan hanya terkenal dengan kelebatan pepohonannya ataupun tempat terakhir. Misteri yang menyelimuti hutan ini juga merupakan bagian yang menarik banyak perhatian. Terdapat banyak cerita atau mitos yang sering diceritakan mengenai hutan ini.
Salah satu mitos mengatakan bahwa hutan ini dihuni oleh iblis. Akibat dari mitos yang beredar ini, banyak orang tidak berani memasuki hutan ini. Menurut kepercayaan, orang yang masuk ke dalam hutan ini tidak akan pernah kembali lagi.
Meskipun terdengar tidak masuk akal, nyatanya hutan ini kerap “menghilangkan” pendaki. Tentunya hal ini tidak berkaitan dengan keberadaan iblis. Lebatnya pepohonan yang ada di hutan ini membuat pendaki kesulitan menemukan arah pulang.
Mitos lain yang juga berkembang mengenai hutan ini adalah tentang yurei yang menghantui hutan ini. Yurei merupakan istilah dari roh orang mati yang memiliki penyesalan mendalam ketika hidup, baik kesedihan, kemarahan maupun dendam.
Dalam legenda Jepang, seseorang yang mati dalam penyesalan, arwahnya tidak akan pergi ke alam lain, melainkan tetap di dunia dan menghantui orang-orang atau hal-hal yang berhubungan dengan arwah tersebut.
Mitos mengenai adanya yurei ini berasal dari sebuah praktik yang dilakukan di Jepang kuno. Praktik yang dimaksud adalah Ubasute sebuah tindakan untuk mengabaikan atau membuang orang-orang tua (kakek, atau nenek) di hutan dan membiarkannya mati.
Di zaman dulu praktik ini sering dilakukan karena kelaparan ekstrim. Dikisahkan bahwa hutan Aokigahara adalah salah satu tempat dilaksanakannya praktik ini. Kemudian, orang-orang yang mati karena ditinggalkan tersebut pada akhirnya berubah menjadi yurei dan menghantui hutan ini.
Keunikan yang Ada di Hutan Aokigahara
Meskipun lebih dikenal sebagai hutan tempat berpulang, sebenarnya Aokigahara merupakan hutan rindang yang memiliki pemandangan yang indah. Tidak hanya itu saja, hutan ini juga menyimpan berbagai hal unik yang mungkin tidak ditemukan di hutan lain. Kira-kira apa saja keunikan yang tersimpan di hutan ini?
1. Gua Es Abadi
Di timur hutan ini, terdapat sebuah gua es cantik yang menjadi salah satu destinasi wisata yang populer. Gua ini terletak di dekat Fujigoko atau lima danau, di kaki Gunung Fuji. Nama dari gua ini adalah Gua Narusawa Hyoketsu.
Gua ini terbentuk dari aliran lava Gunung Fuji ribuan tahun silam. Yang menjadikan gua ini begitu unik adalah es yang tidak akan mencair. Ketika memasuki Gua Narusawa Hyoketsu, wisatawan akan disuguhi berbagai es yang mengelilingi gua ini.
Dikatakan bahwa es-es yang ada di Gua Narusawa ini tidak akan pernah mencair, pada musim panas sekalipun. Ini bukanlah hal yang aneh mengingat temperatur hutan ini selalu berada di rentang 0 hingga 3 derajat.
2. Kompas yang Tidak Bekerja
Keunikan lain yang terdapat di hutan ini adalah kompas yang dikatakan tidak bekerja. Seperti yang diketahui, hutan ini kerap membuat pendaki tersesat dan kehilangan arah. Lebatnya hutan memang menjadi alasan utama tersesatnya pendaki.
Namun, kompas yang tidak bekerja atau menunjukan arah yang tak beraturan juga menjadi alasan tersesatnya pendaki. Kompas tidak bekerja di hutan ini karena tanah di hutan ini banyak mengandung besi. Akibatnya, kompas pun tidak mampu menunjukan arah dengan benar.
Hutan Aokigahara memang sangat terkenal baik di Jepang maupun di dunia. Meski sebagian besar popularitas hutan ini mengarah pada hal negatif, namun ada banyak hal-hal menyenangkan dari hutan ini. Pemandangan yang indah dan beberapa objek wisata merupakan daya tarik lain dari hutan ini. Jadi, jangan ragu untuk datang dan berkunjung!
Baca juga: Cerita Horor Rokurokubi, Hantu Leher Panjang dan Legenda Mistis Jepang Populer Lainnya