Jika searching tentang Jepang, pasti akan muncul gambar gerbang merah berderet-deret yang seolah membentuk lorong. Itulah Fushimi Inari Taisha, sebuah Kuil Shinto yang ada di Kyoto. Keunikan dari kuil yang tak biasa ini menjadi daya tarik tersendiri yang menjadikannya sebagai salah satu ikon terkenal dari Negeri Sakura.
Tak seperti halnya Kuil Shinto lainnya, Fushimi Inari memajang ‘kami’ atau apa yang disembah di kuil tersebut secara langsung, yakni sebuah cermin. Selain itu, di lingkungan kuil ini bisa dengan mudah ditemukan patung serigala (kitsune). Menurut kepercayaan, serigala dianggap sebagai pembawa pesan.
Daftar Isi
Fakta Menarik tentang Fushimi Inari Taisha
Sejarah Fushimi Inari Taisha
Sebagaimana namanya, Fushimi Inari Taisha merupakan kuil pemujaan yang didirikan untuk memuja Inari, dewa beras menurut kepercayaan Shinto. Kuil ini merupakan salah satu yang paling utama dibandingkan dengan kuil-kuil Inari lainnya.
Salah satu alasannya yaitu Fushimi Inari dijadikan sebagai kuil resmi anggota kerajaan pada masa Heinan. Di Tahun 965, Kaisar Murakami menerbitkan 16 dekrit terkait kuil utama penjaga ‘kami’, dan Fushimi Inari adalah salah satunya. Bahkan menurut catatan yang ada, di tahun 942, kuil ini dinobatkan sebagai kuil tertinggi bagi kepercayaan Shinto.
Kuil ini sempat terbakar di tahun 1467 karena adanya serangan dari Yamana Mochitoyo, Hatakeyama Yoshinari, Shiba Yoshikado, dan Ouchi Masahiro pada Honekawa Doken. Renovasinya sendiri baru dilakukan sekitar 3 dekade berselang, tepatnya pada tahun 1499. Sementara itu, gerbang utama kuil baru baru dibangun pada 1589 sebagai bentuk persembahan dari Toyotomi Hideyoshi.
Di tahun 1871 hingga 1946, Fushimi Inari secara resmi ditunjuk sebagai salah satu dari ‘Kanpei-taisha’. Artinya, kuil tersebut akan didanai oleh pemerintah dan berada di urutan teratas. Pada tahun 1946, kuil ini pun telah terdaftar sebagai sebuah organisasi religi.
Ada beberapa perayaan besar yang diselenggarakan oleh kuil ini. Seperti misalnya di tahun 1961 sebagai perayaan atas usia kuil yang sudah mencapai 1250 tahun. Lalu, perayaan yang diselenggarakan pada 1999 silam, sebagai ucapan syukur setelah 500 tahun renovasi akibat kebakaran. Terakhir, kuil ini juga menyelenggarakan peringatan 1300 tahun berdiri di tahun 2011.
Artikel Pilihan
Fakta Menarik tentang Fushimi Inari Taisha
Ada banyak sisi menarik yang menjadikan Fushimi Inari Taisha menjadi sorotan banyak orang. Di samping karena keunikan struktur kompleks bangunan kuil, namun juga dari beberapa fakta dan cerita di baliknya. Berikut beberapa di antaranya:
1. Tidak Dibangun dalam Satu Waktu
Menurut catatan yang ada, kuil ini mulai didirikan pada tahun 711 di Bukit Inariyama yang terletak di bagian barat daya Kyoto. Hanya saja, di tahun 816 Biksu Kukai meminta agar kuil dipindahkan. Sementara itu, struktur bangunan kuil yang sekarang dibuat tahun di tahun 1499.
Selain bangunannya yang dibangun perlahan dan tidak dalam satu waktu, seribu gerbang atau yang dikenal sebagai ‘senbon torii’ juga ditambahkan satu per satu selama bertahun-tahun. Hingga kini, jumlah gerbang yang ada di sana masih akan terus bertambah.
2. 1000 Gerbang dari Donasi
Seperti yang telah disinggung di poin sebelumnya bahwa senbon torii ditambahkan secara satu per satu. Penambahan ini merupakan hasil dari donasi dari berbagai pihak, baik secara individu, kelompok, maupun perusahaan bisnis. Di tiap gerbang, pasti akan ditemukan nama si donatur serta tanggal penyerahan donasi gerbang.
Harga setiap gerbangnya sendiri juga cukup mencengangkan. Untuk sebuah gerbang kecil, harganya mencapai 400 ribu yen. Sementara itu, jika menginginkan gerbang yang jauh lebih besar, maka harus menyiapkan dana hingga lebih dari 1 juta yen.
Gerbang-gerbang ini berderet dari bagian belakang kuil utama (go-honden) dalam dua barisan sejajar yang seolah membentuk lorong. Kedua lorong gerbang ini akan mengarahkan menuju ke kuil dalam (okumiya) yang berjarak sekitar 2 hingga 3 jam dengan berjalan kaki.
3. Sering Jadi Lokasi Shooting
Semakin populernya Fushimi Inari tak lepas dari kenyataan bahwa kuil ini kerap kali dijadikan sebagai lokasi shooting. Tercatat, beberapa judul film mengambil latar setting di lokasi ikonik ini dan semakin menyiarkan keindahan kuil yang tak biasa.
Beberapa judul yang pernah menjadikan Fushimi Inari sebagai setting di antaranya adalah Memoir of Geisha, Aria the Natural episode 5, Rurouni Kenshin, dan masih banyak lagi. Di samping untuk shooting, kuil ini juga sering dijadikan sebagai latar lokasi di manga dan anime.
4. Tak Ada Tiket Masuk
Untuk mengunjungi Fushimi Inari, pengunjung tak perlu membayar tiket masuk sama sekali. Ditambah lagi, tak ada jam buka khusus, sehingga pengunjung bisa bebas untuk datang kapan saja. Selain itu, kuil ini juga selalu buka setiap hari selama sepanjang tahun. Tak ada hari dan jam tutup sama sekali.
Bahkan, di masa pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, kuil yang satu ini masih tetap beroperasi dan menerima pengunjung. Hanya saja, dihimbau kepada para pengunjung untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Memakai masker dan menjaga jarak minimal 2 meter tetap harus dilakukan. Selain itu, harus sering membersihkan tangan dengan air mengalir dan sabun atau menggunakan hand sanitizer.
Akses Menuju ke Sana
Berada di bagian selatan Kyoto, kuil ini cukup mudah dijangkau. Untuk menuju ke Fushimi Inari Taisha mudah sekali dilakukan dengan menggunakan jalur kereta. Lokasi kuil berada tepat di dekat Stasiun Kereta Inari, stasiun kedua setelah Stasiun Kyoto di jalur Nara.
Ongkos yang harus dikeluarkan adalah sekitar 150 yen untuk 5 menit perjalanan dari Stasiun Kyoto. Sayangnya, lokasi ini tidak dilewati oleh kereta cepat.
Bagi yang berada di daerah pusat kota Kyoto dan enggan naik kereta, maka bisa memilih opsi untuk naik taksi. Untuk 6 perjalanan dengan taksi dari pusat kota menuju ke Fushimi Inari, tarif yang dikenakan adalah sekitar 330 – 400 ribu rupiah.
Rekomendasi Hotel Terdekat
Ada banyak pilihan hotel jika ingin menginap di dekat Fushimi Inari, baik hotel berbintang maupun penginapan untuk para backpacker. Jika rela merogoh kocek yang tak sedikit, maka Hyatt Regency Kyoto Hotel bisa jadi pilihan. Harga yang mahal jelas sebanding dengan fasilitas mewah yang ditawarkan.
Hotel Granvia yang berada di dalam Stasiun Kyoto sudah bergelar bintang 4 dan bisa dijadikan alternatif tempat menginap, andai tak ingin dipusingkan dengan masalah transportasi. Hanya saja, karena masih termasuk hotel berbintang, maka harga per malamnya pun cukup menguras isi dompet.
Apabila ingin berhemat, maka bisa memilih penginapan bergaya hostel. Ada Ks House Kyoto yang sudah terkenal sebagai hostelnya untuk para backpacker. Lokasinya berjarak lebih kurang sepuluh menit berjalan kaki dari Stasiun Kyoto.
Pilihan penginapan murah selanjutnya, ada Khaosan Kyoto Guest House. Hanya saja, dibandingkan dengan tempat menginap lainnya, yang satu ini berlokasi cukup jauh. Letaknya justru lebih dekat dengan Stasiun Kawaramachi.
Sebagai salah satu ikon Jepang, masih belum lengkap rasanya jika datang ke Kyoto dan belum mengunjungi Fushimi Inari Taisha. Bahkan rasanya, sekali datang saja juga belum cukup. Apalagi, ada 2 jalur ‘lorong’ senbon torii yang bisa dilewati untuk sampai ke kuil tengah.
Baca juga: Lokasi Wisata di Osaka dan Tips Jalan-jalan di Jepang