Banyak destinasi wisata di Jepang yang menarik untuk dikunjungi. Termasuk adanya destinasi wisata budaya yang unik. Tidak jarang para wisatawan yang datang berkunjung pun ingin mempelajari kebudayaanya. Maka dari itu harus mengunjungi kota Higashiyama.
Kota ini terkenal sebagai kota tradisional Jepang karena banyak bangunan tradisional khas Jepang terdapat di kota ini. Tidak hanya itu, tradisi masyarakatnya pun masih menggunakan pakaian dan tradisi adat tradisional masyarakat Jepang. Dengan demikian, bagi wisatawan yang ingin mempelajari budaya Jepang tempo dulu, sangat direkomendasikan untuk mengunjungi kota ini.
Daftar Isi
- Letak Geografis Higashiyama
- Tradisi Masyarakat Higashiyama
- Destinasi Wisata di Higashiyama
- Makanan Khas Kota Higashiyama
Letak Geografis Higashiyama
Kota yang terkenal dengan tradisi kuno masyarakat Jepang ini, berada di sebelah timur kota Kyoto lama. Higashiyama ini merupakan bagian dari kota Kyoto. Dengan demikian, tradisi masyarakatnya pun mengadopsi sebagian tradisi masyarakat Kyoto. Demikian juga bentuk bangunan rumahnya yang memiliki banyak kemiripan dengan masyarakat Kyoto.
Secara geografis, kota ini terletak di tengah-tengah antara sungai Kamo dan gunung Higashiyama. Berdasarkan letak geografis tersebut, kota ini merupakan kota yang memiliki kawasan lahan yang subur sehingga cocok digunakan untuk bercocok tanam atau pertanian. Kawasan ini pun sebagai distrik, yang merupakan bagian dari Kyoto.
Artikel Pilihan
Tradisi Masyarakat Higashiyama
Mengunjungi distrik ini sama dengan berwisata budaya ke Jepang. Terutama bagi mereka yang ingin mempelajari kebudayaan jepang kuno, sangatlah cocok untuk mengunjungi distrik ini. Dikarenakan distrik ini khusus diperuntukan melestarikan kebudayaan Jepang kuno. Dengan demikian, tradisi masyarakatnya pun masih mengusung tradisi kebudayaan Jepang tradisional.
Sebuah pemandangan yang biasa terjadi di distrik ini bila melihat wanita dewasa yang menggunakan yukata sebagai pakaian sehari-harinya. Yukata merupakan salah satu pakaian tradisional khas Jepang. Begitu juga dengan perumahannya, masih menggunakan rumah kayu khas Jepang. Wisatawan pun bisa menyewa pakaian tradisional tersebut dan menyewa rumah kayunya sebagai tempat menginap.
Masyarakat di sini masih menjadikan seni merangkai bunga atau ikebana sebagai salah satu mata pencahariannya. Ketika berinteraksi sosial pun masyarakat di distrik ini biasa melakukan jamuan minum teh untuk berinteraksi dengan para tetangganya. Tradisi tersebut telah berkembang dari tahun 1929 dan tidak berubah hingga saat ini.
Destinasi Wisata di Higashiyama
Sebagai kawasan tradisional, distrik ini pun memiliki beberapa destinasi wisata yang berkonsep tradisional. Dengan demikian bila ingin mengunjungi distrik ini bisa sekaligus berwisata dengan penuh kedamaian. Dikatakan penuh kedamaian karena konsep yang diusungnya berupa alam tradisional khas Jepang. Berikut ini beberapa destinasi wisatanya:
1. Kuil Kiyomizu Dera
Masyarakat di distrik ini penganut agama Budha yang taat. Dengan demikian, hal yang mudah untuk menemukan kuil tersebut. Termasuk diantaranya kuil Kiyomizu Dera, kuil ini bisa dijadikan sebagai destinasi wisata budaya. Nama kuil ini bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah kuil air suci, karena airnya dipercaya memberikan manfaat.
Kuil yang dicatat sebagai salah satu warisan budaya dunia UNESCO ini,memiliki pemandangan alam yang indah. Hal tersebut dikarenakan kuil ini berlokasi di antara pepohonan dan dekat dengan mata air Otowa. Lokasi tersebut menginspirasi nama kuil ini. Wisatawan pun akan takjub melihat sebuah tempat peribadatan yang megah dengan pemandangan bak lukisan alam.
2. Air Terjun Otowa
Masih berada di wilayah sekitar kuil Kiyomizu Dera terdapat air terjun Otawa, yang indah. Pemandangan yang masih alami menjadikannya sangat khas sebagai kawasan wisata alam dengan gaya tradisional khas Jepang. Masyarakat Jepang percaya dengan meminum air terjun ini dapat panjang umur, sukses di sekolah, serta lebih beruntung dalam urusan percintaan.
Berdasarkan hal tersebut, pihak setempat membagi air terjun tersebut ke dalam 3 pipa besar agar airnya bisa dialirkan masing-masing ke dalam tiga bagian dan pengunjung pun bisa mendapatkan manfaat air tersebut sesuai dengan keinginannya masing-masing. Air tersebut dihubungkan langsung melalui pipa ke halaman depan kuil, agar pengunjung mudah untuk mendapatkannya.
3. Pagoda Yasaka
Destinasi wisata berikutnya yaitu Pagoda Yasaka. Pagoda yang memiliki nama lain kuil Hokanji ini dibangun pada tahun 592. Tinggi dari pagoda ini adalah 46 meter dan dinyatakan sebagai salah satu kekayaan budaya oleh Pemerintah di distrik ini. Pagoda ini dibangun berdasarkan inspirasi dari sebuah mimpi sang penciptanya.
Dengan mengunjungi pagoda ini, pengunjung bisa terhibur dengan detail bangunan yang mewah. Tidak ada waktu khusus untuk melihat pagoda yang menakjubkan ini, karena pagoda ini dibuka setiap hari mulai pukul 10.00 pagi sampai pukul 16.00 sore. Pengunjung bisa langsung ke daerah Yasaka Kamimachi.
4. Kuil Yasaka
Pengunjung yang akan mengunjungi kuil ini biasanya tertarik untuk melihat festival musim panas, yaitu festival Gion Matsuri. Selebihnya untuk beribadah, karena kuil budha shinto ini terdapat honden yaitu tempat pemujaan dan haiden atau tempat penyucian diri, yang dibangun dalam satu bangunan, sehingga memudahkan pengunjung bagi yang ingin beribadat.
Akses menuju kuil tersebut bisa dengan cara naik bis 100 atau 206 dari stasiun Kyoto. Waktu yang ditempuh sekitar 20 menit. Bila ingin menggunakan kereta pun, bisa dilalui dengan cara naik dari stasiun Gion Shijo atau stasiun Kawaramachi. Sebagaimana tempat peribadatan lainnya, kuil ini buka tiap hari dan pengunjung bisa mengunjunginya tanpa dipungut bayaran.
5. Jalan Nene No Michi Menuju Kuil Kodaiji
Sebagaimana distrik ini yang dijadikan sebagai pusat kawasan budaya tradisional, pengunjung pun bisa melewati jalan ini dengan konsep tradisional. Jualan ini masih terdiri dari susunan batu alam yang dibuat rapi. Nama jalan ini diambil dari nama istri Toyotomi Hideyoshi, yaitu Nene no Michi. Jalan yang menyerupai labirin ini merupakan akses menuju kuil Kodaiji.
Kuil Kodaiji dibangun untuk mengenang Toyotomi Hideyoshi, seorang politikus besar pada abad pertengahan. Di kawasan ini pun terdapat kuil Entoku in, yaitu sebuah kuil untuk mengenang istrinya ketika menghabiskan masa tuanya. Jalan ini menjadi bersejarah dan simbol kesetiaan. Maka dari itu, banyak orang yang ingin mengunjungi jalan ini. Pengunjung bisa berwisata budaya dengan menyusuri jalan ini.
Makanan Khas Kota Higashiyama
Sebagai destinasi wisata tradisional di Jepang, tentunya sangat mudah untuk menemukan berbagai penganan tradisional khas Jepang. Sebagaimana tradisi masyarakat Jepang yang sering minum teh lengkap dengan kue beras khas Jepang, begitu juga dengan makanan tradisional di distrik ini. Di distrik ini mudah untuk ditemukan kue beras tradisional khas Jepang.
Tidak hanya makanannya saja, bangunan yang menjual makanan tersebut telah didirikan berabad-abad lamanya. Dengan mempertahankan warung makan khas tradisional Jepang, pengunjung pun seakan ditarik pada sebuah lorong waktu untuk menyantap makanan khas distrik ini dengan suasana tempo dulu.
Beberapa restoran dan warung makan yang telah didirikan berabad-abad. Di distrik ini pun menyediakan penganan utama yaitu nasi Jepang lengkap dengan lauk pauknya . Berbagai olahan tersebut berupa sushi, ramen, dan berbagai jenis olahan ikan. Jenis sushi yang dijual di salah satu restoran di distrik ini yaitu Izuju dan shaba. Kedua sushi tersebut sangat terkenal di distrik ini.
Kebudayaan Jepang sangat menarik untuk dipelajari, seakan tidak pernah ada habisnya untuk mempelajarinya. Terlebih adanya kawasan di negara sakura ini yang menjadi saksi sejarah masyarakat tersebut. Kawasan tersebut bisa dijadikan destinasi wisata budaya yang menarik, seperti kawasan distrik Higashiyama.
Baca juga: Seijin Shiki, Upacara Hari Kedewasaan Bagi Remaja Jepang. Selamat Datang di Fase Baru Kehidupan!