Suka dengan Tokyo Tower? Maka jangan melewatkan menara Tsutenkaku. Menara ini berdiri di distrik Shinsekai, Osaka. Namanya memiliki arti “dunia baru” (new world) karena terdiri dari dua kata, yaitu “shin” (baru) dan “sekai” (dunia). Distrik yang telah ada ratusan tahun lalu ini juga menyediakan suasana malam yang penuh nostalgia.
Saat berjalan menyusuri Yokocho (gang) di daerah selatan membuat seseorang seperti sedang ada di era Showa (pada abad ke-20). Namun kawasan selatan ini juga dibangun menyerupai pulau Coney yang ada di New York. Di sisi lain, bagian utara Shinsekai nampak seperti serpihan kota Eropa sebab menara Tsutenkaku sekilas mirip menara Eiffel yang terkenal di Paris.
Daftar Isi
- Tentang Distrik Shinsekai
- Akses Menuju Lokasi
- Menjelajahi Sekitar Kota
- Cicipi Kushikatsu, Makanan Khas Shinsekai
Tentang Distrik Shinsekai
Pada zaman dahulu, distrik ini sangat berkembang dan termasuk wilayah yang diunggulkan di Jepang. Tahun 1903 pernah diselenggarakan National Industrial Expo yang mengakibatkan 5 juta orang bertransmigrasi ke sana dan hidup selama 5 bulan. Walaupun expo telah berakhir, pembangunan tidak berhenti. Sebaliknya, kawasan ini terus berkembang dan diperbarui.
Saat Perang Dunia II meletus dan menghancurkan menara Tsutenkaku, Shinsekai sempat diabaikan selama beberapa dekade. Kawasan ini termasuk daerah yang tidak dapat dikunjungi sehingga pernah menjadi lokasi kumuh di Osaka. Orang-orang membuka pub, izakaya, ruang tamu pachinko, dan tempat-tempat hiburan dewasa lainnya, baik secara legal maupun ilegal.
Barulah pada tahun 1953, masyarakat melakukan lobi dengan pemerintah untuk melakukan pemulihan terhadap daerah tersebut. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan membangun kembali menara Tsutenkaku sebagai ikon kota. Akhirnya kini distrik ini kembali bangkit dan menjadi salah satu destinasi wisata di Jepang.
Selain menara tersebut, ada sejumlah tempat yang bisa dikunjungi, seperti bioskop yang mengingatkan pada memori Luna Park, spa, berbagai kedai makanan, pachinko, kasino, dan sebagainya. Belum lagi pemandangan lampion-lampion di pinggir jalan serta ornamen pertokoan yang menyala di malam hari. Atmosfer kerinduan Jepang di masa lalu akan begitu terasa seiring dengan semangat masyarakat lokal yang terus memajukan kawasan tersebut.
Artikel Pilihan
Akses Menuju Lokasi
Jalanan utama kawasan ini tergolong penuh dan sibuk dengan orang-orang berlalu lalang. Oleh sebab itu, disarankan menggunakan transportasi umum apabila hendak pergi ke sana. Untungnya, lokasi Shinsekai dekat dengan beberapa subway dan stasiun kereta.
-
Gunakan Midosuji Subway Line dari stasiun Umeda menuju stasiun Dobutsuen-Mae. Setelah turun, tinggal lanjutkan dengan berjalan kaki melalui gang Janjan Yokocho.
-
Naik Nankai-Koya Line dari stasiun Namba menuju stasiun Shin-Imamiya. Setelah itu, berjalanlah menuju menara Tsutenkaku.
-
Naik Osaka Loop Line dari stasiun Osaka menuju stasiun Shin-Imamiya. Lalu turun dan lanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 10 menit.
-
Alternatif lainnya, bisa juga turun di stasiun Tennoji lalu berjalan kaki hingga tiba di area pusat kota.
Menjelajahi Sekitar Kota
Dilihat dari maknanya “dunia baru”, mungkin beberapa orang ada yang mendapat kesan terbalik dari kawasan ini. Memang, distrik Shinsekai selain sempat menjadi kawasan kumuh juga terkenal dengan tempat pekerja seks dan sindikat kejahatan. Tapi itu semua adalah kisah gelap di masa lalu. Kini kota tersebut kental dengan suasana retro dan nostalgia. Inilah berbagai kegiatan yang bisa dinikmati selama di sana:
1. Telusuri Area Tsutenkaku
Menara Tsutenkaku adalah tempat pertama yang harus dikunjungi. Menara ini memiliki tinggi 103 meter. Pengunjung yang menaikinya bisa menikmati pemandangan seluruh kota Osaka. Jam beroperasinya mulai dari pukul 7 pagi sampai 9 malam. Oleh sebab itu, pergilah ke sana dan nikmati pemandangan gemerlap kota Osaka dari atas.
Selain observatorium, bagian lain yang menarik dari menara Tsutenkaku adalah langit-langitnya. Saat di dalam bangunan, lihatlah ke bagian atas. Di sana ada lukisan tiga burung merak yang dikelilingi bunga peony dan bunga kamelia. Di sekitar bangunan juga ada coffee shop, toko souvenir, dan kedai-kedai makanan. Satu lagi, lampu yang mengelilingi bangunan akan menampilkan iluminasi dengan warna yang berbeda-beda tergantung musim atau cuaca saat itu. Cahaya ini sungguh indah disaksikan saat malam hari.
2. Wisata Naik Becak Jinrikisha
Wisatawan bisa merasakan naik becak khas Jepang saat berada di kota Tokyo. Namun rasakan sensasi yang berbeda saat menaikinya di kawasan Shinsekai. Bentuk becaknya sama, yakni sebuah gerobak yang ditarik oleh manusia. Hal yang membuatnya beda adalah desain becak yang unik dan pemandangan sepanjang perjalanan. Tentu saja suasana kota Tokyo akan berbeda dengan area distrik tersebut.
3. Mengunjungi Tennoji Zoo
Kebun binatang Tennoji berada di bagian timur distrik ini, tepatnya kurang lebih 100 meter dari area tersebut. Luas kebun binatang Tennoji sekitar 11 hektar dan telah ada sejak tahun 1915. Maka, tak heran kalau Tennoji Zoo termasuk dalam kebun binatang terluas sekaligus tertua di Osaka. Ada berbagai hewan khas Afrika, seperti hyena, singa, gajah, jerapah, zebra, serta kuda nil. Di area Reptil House, pengunjung bisa melihat aneka reptil, lalu ada juga panda merah dan berbagai jenis burung di sana.
4. Datang ke Komplek Mandi Besar
Selain terkenal sebagai tempat pachinko, kawasan ini pun rumahnya Spa World alias sebuah tempat pemandian yang besar dengan berbagai kolam renang di dalamnya. Setiap lantai memiliki tema, seperti Eropa dan Asia, serta tempat terpisah untuk setiap jenis kelamin. Airnya bersumber dari mata air panas yang dipompa langsung dari permukaan bumi.
5. Lihat Billiken
Billiken adalah boneka jimat Osaka yang sangat terkenal. Ada juga yang menganggapnya sebagai peri atau dewa. Sosok ini sebenarnya diciptakan pertama kali oleh seorang guru kesenian dari Amerika pada tahun 1900-an. Keberadaannya menjadi populer di sekitar Osaka saat dipasang di Luna Park pada tahun 1912. Sayangnya, taman tersebut ditutup pada tahun 1923.
Orang-orang Jepang percaya kalau menggelitik atau mengusap kaki Billiken akan mendapatkan keberuntungan. Oleh sebab itu, patung ini banyak dijumpai di kuil-kuil, tempat-tempat pemujaan dewa, serta di depan pintu kedai makan.
6. Coba ke Janjan Yokocho dan Tobita Shinchi
Tak jauh dari kawasan Shinsekai ada Janjan Yokocho, yaitu jalanan yang dipenuhi restoran lokal serta toko-toko eceran kecil. Daerah ini sangat kental dengan suasana retro Jepang kuno. Bisa dilihat dari bangunan dan aktivitas masyarakat lokalnya. Memang tidak banyak wisatawan asing ke sana sebab warganya tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik.
Beberapa gang dari Janjan Yokocho ada Tobita Shinchi. Bisa dibilang area ini adalah area prostitusi terbuka sehingga ada beberapa aturan yang harus dipatuhi, seperti dilarang melakukan pemotretan dan pengambilan video rekaman. Usaha prostitusi dibalut dengan layanan restoran atau kedai minum. Namun begitu memasuki bangunan langsung bisa melihat deretan wanita yang duduk-duduk di atas tatami.
Cicipi Kushikatsu, Makanan Khas Shinsekai
Menu makanan yang harus dicoba selama berada di Osaka adalah takoyaki dan okonomiyaki, namun yang paling utama adalah kushikatsu. Kushikatsu merupakan makanan khas distrik ini yang paling terkenal. Bentuknya seperti sate yang berisi daging ayam, daging sapi, labu, dan asparagus. Sate tersebut akan ditaburi remah-remah roti lalu digoreng sampai garing.
Saat dihidangkan, kushikatsu disertai dengan wadah lain. Biasanya dari kaleng atau tanah liat. Di dalam wadah ada saus untuk mencelup kushikatsu sebelum disantap. Etika memakan hidangan ini adalah dengan tidak mencelupkannya dua kali. Kalau merasa sausnya kurang, bisa menggunakan kubis untuk menyendok sausnya.
Restoran takoyaki yang terkenal adalah Aji no Daimaru. Ciri khas restoran ini adalah patung gurita merah raksasa di bagian depannya. Pengunjung tidak hanya menikmati takoyaki terenak, tapi juga bisa melihat tata cara membuat adonan takoyaki, memotong gurita yang benar, hingga cara memasaknya.
Fugu juga makanan khas di sana, namun tak banyak orang yang berani mencicipinya. Ikan ini mengandung racun yang belum ada penawarnya, maka dari itu hanya juru masak berlisensi yang dapat mengolahnya agar aman dikonsumsi. Kalau penasaran mau mencobanya, bisa datang ke restoran Zuboraya.
Nuansa sejarah dan ala Eropa serta Amerika yang kontras di Shinsekai menjadi daya tarik tersendiri wilayah tersebut. Ini adalah tempat yang cocok untuk dikunjungi bagi mereka penggemar kehidupan lokal suatu negara. Siapapun yang datang ke sana, bisa merasakan kehidupan Jepang di masa lampau sekaligus masa kini.
Baca juga: Dotonbori, Malioboro Jepang yang Wajib Dikunjungi