Hampir setiap tahun di Jepang mengadakan upacara sehingga membuatnya semakin terkenal sebagai negara yang memiliki kekayaan tradisi, salah satunya seijin shiki. Saat menginjak usia 20 tahun, warga Jepang selalu mengadakan upacara untuk memperingatinya. Upacara tersebut disebut sebagai peringatan hari kedewasaan.
Khusus di Jepang saat seseorang menginjak usia 20 tahun, harus diresmikan dengan sebuah upacara. Pasalnya usia tersebut merupakan usia menginjak dewasa . Oleh sebab itu, segala perilaku serta cara berpikirnya harus bersikap dewasa. Maka dari itu, upacara ini pun sebagai simbol agar tidak lagi bersifat kekanak-kanakan.
Daftar Isi
- Apa Itu Seijin Shiki?
- Asal-usul Acara Seijin Shiki
- Ketentuan Mengikuti Upacara Seijin Shiki
- Berbagai Acara dalam Seijin Shiki
Apa Itu Seijin Shiki?
Di Jepang, usia dewasa ditandai saat berusia 20 tahun. Dengan demikian, usia tersebut harus diresmikan dengan sebuah upacara resmi, yang disebut sebagai seijin shiki. Upacara tersebut sebagai peringatan pada mereka yang baru menginjak dewasa untuk meninggalkan sikap remaja atau kekanak-kanakan.
Saat usia 20 tahun, mereka pun diberikan kebebasan untuk memilih, berprinsip bahkan dilegalkan untuk minum-minuman beralkohol. Oleh sebab itu, banyak remaja yang baru menginjak usia 20 tahun menyambut antusias perayaan tersebut. Begitu juga pemerintah menetapkan sebagai hari libur nasional untuk acara tersebut.
Acara tersebut semakin meriah karena ucapan selamat telah dewasa diucapkan langsung oleh walikota. Tidak hanya itu, acara ini pun dimeriahkan oleh live music, peserta acara ini akan diberikan dengan pemberian souvenir atau cinderamata sebagai simbol ucapan selamat karena telah menjadi dewasa.
Kebahagiaan karena telah dewasa tidak hanya dirasakan oleh pribadinya sendiri, tetapi juga dengan keluarga dan orang sekitarnya. Dengan demikian, acara tersebut seringkali diisi dengan berfoto bersama keluarga serta makan bersama. Inilah alasan pemerintah Jepang menetapkan hari libur nasional khusus penyelenggaraan acara tersebut.
Artikel Pilihan
Asal-usul Acara Seijin Shiki
Ketika zaman Edo, terdapat acara tradisional sebagai peringatan hari kedewasaan. Acara tersebut merupakan cikal bakal seijin shiki. Saat itu, ditandai dengan remaja pria yang telah menginjak usia 19 tahun bisa membawa pedang. Hal tersebut sebagai cara untuk menunjukan dirinya telah dewasa. Sementara untuk remaja wanita ditandai dengan ohaguro.
Ohaguro merupakan kegiatan untuk menghitamkan giginya. Saat itu, wanita Jepang akan dianggap telah dewasa bila telah melakukan ohaguro. Mereka pun diberikan kebebasan untuk memilih jalan hidupnya sendiri dan diberikan kebebasan berekspresi saat usia telah menginjak 19 tahun.
Barulah saat 1876, Jepang meresmikan usia dewasa saat menginjak 20 tahun. Hingga saat ini usia dewasa ditandai ketika menginjak usia tersebut. Berbeda dengan 7 abad yang lalu, usia dewasa ditunjukkan oleh pangeran muda dengan cara menunjukan rambut serta pakaiannya. Hingga saat ini hari tersebut merupakan hari istimewa
Pemerintah Jepang menetapkan sebagai hari libur karena acara tersebut sangat istimewa. Peresmian sebagai hari libur telah ditetapkan sejak 1946 untuk penyelenggaraan seijin shiki. Hal tersebut berawal dari sebuah kota turut berpartisipasi pada perayaan para remaja telah memasuki fase usia dewasa. Dikarenakan acara istimewa sehingga memerlukan waktu libur khusus.
Ketentuan Mengikuti Upacara Seijin Shiki
Setiap remaja putra dan putri yang menginjak usia 20 tahun sebelum acara tersebut diselenggarakan wajib untuk menghadiri acara hari kedewasaan ini. Acara yang diselenggarakan pada minggu kedua bulan Januari ini, harus dihadiri oleh peserta dengan beberapa ketentuannya. Peraturan tersebut wajib dilakukan oleh semua peserta acara ini. Berikut beberapa ketentuannya:
1. Menggunakan Kimono Furisode untuk Wanita
Jenis kimono ini digunakan khusus untuk wanita yang belum menikah. Begitu juga dengan acara kedewasaan ini harus dihadiri oleh peserta wanita berusia 20 tahun dengan menggunakan jenis kimono yang memiliki ciri khas tangan lebih lebar dan warna-warna cerah. Setiap peserta wanita wajib mengenakan kimono tersebut.
2. Menggunakan Kimono Hakama untuk Pria
Sama dengan peserta wanita, peserta pria juga wajib mengenakan kimono. Adapun jenis kimono yang digunakan adalah hakama. Setiap pria Jepang akan menggunakan kimono hakama untuk menghadiri berbagai acara resmi. Salah satunya adalah digunakan untuk menghadiri acara hari kedewasaan. Pasalnya kimono ini merupakan baju tradisional Jepang yang wajib dikenakan oleh pria untuk berbagai acara resmi.
3. Wajib Diikuti oleh Remaja Dewasa Berusia 20 Tahun
Tanda kedewasaan seseorang di Jepang, ketika memasuki usia tersebut. Dengan demikian, hari kedewasaan tersebut harus dihadiri oleh mereka dengan usia 20 tahun, sebelum acara tahunan ini dilangsungkan. Perhitungan usia tersebut di Jepang disesuaikan pada perhitungan tahun sekolah, yaitu dimulai pada tanggal 2 April.
Peraturan untuk mengikuti acara tersebut harus dipatuhi oleh setiap peserta. Meskipun acara ini dikemas meriah namun tidak semua orang bisa menghadirinya, kecuali untuk orang-orang yang terikat hubungan keluarga peserta saja.
Jepang memiliki peraturan usia yang dinyatakan dewasa adalah berusia 20 tahun sehingga transisi masa remaja tersebut harus dirayakan dan dikenang. Maka dari itu, peraturan acara tersebut hanya dikhususkan untuk mereka yang berusia 20 tahun. Perayaan tersebut, harus dikenang karena akan menghadirkan pengalaman berkesan.
Berbagai Acara dalam Seijin Shiki
Perayaan kedewasaan ditandai dengan kemeriahan yang dihadiri oleh pejabat daerah setempat dan artis lokal. Pasalnya, kemeriahan acara tersebut sebagai bentuk ucapan selamat untuk peserta karena telah menginjak usia dewasa atau memasuki fase kehidupan baru. Selain itu terdapat berbagai acara lainnya yang diisi untuk memeriahkan acara ini, seperti:
1. Pidato
Sambutan akan disampaikan oleh wali kota sebagai ucapan selamat secara langsung kepada peserta karena telah memasuki usia dewasa. Selain itu, pidato akan disampaikan langsung oleh tokoh dewasa yang telah mapan, berisi wejangan akan makna menjadi dewasa serta tips untuk meraih kesuksesan saat usia dewasa.
2. Penerimaan Cinderamata
Simbol menjadi dewasa ditandai dengan penerimaan cinderamata bagi peserta seijin shiki. Tentu saja cinderamata tersebut akan menjadi kenangan karena hanya diterima seumur hidup sekali saat acara peresmian telah menjadi dewasa. Diharapkan peserta akan teringat untuk mulai bersikap dewasa ketika melihat cinderamata tersebut.
3. Makan Bersama
Acara akan ditutup dengan makan bersama keluarga dan juga pejabat setempat. Tidak lupa ditutup dengan doa serta harapan di fase usia baru. Acara makan bersama ini merupakan acara formal. Peserta juga bisa mengadakan acara santai bersama teman-temannya untuk makan bersama di cafe dan restoran sebagai perayaan hari kedewasaan.
4. Berfoto Bersama
Tidak lupa juga untuk berfoto bersama dengan keluarga dan teman seusia. Acara satu ini tidak boleh dilewatkan dan harus diabadikan karena merupakan momen bahagia. Maka dari itu, berfoto bersama sambil mengenakan kimono menjadi sesuatu yang sangat berharga dan sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Terlepas dari serangkaian acara formal tersebut, hari kedewasaan ini merupakan hari yang membahagiakan. Pasalnya, semua aktivitas dewasa yang sebelumnya dilarang oleh anak kecil bisa dilegalkan saat fase kedewasaan dimulai. Oleh karena alasan tersebut acara ini disambut antusias oleh banyak warga Jepang.
Memasuki usia 20 tahun, merupakan angka kedewasaan bagi warga Jepang. Maka dari itu, ucapan selamat terus mengalir dari keluarga hingga pejabat setempat. Pemerintah Jepang turut andil untuk turut serta berpartisipasi pada momen kebahagiaan tersebut. Bentuk partisipasi pemerintah, diberlakukan hari libur nasional untuk seijin shiki.
Baca juga: Prinsip Bushido Para Samurai Jepang yang Patut Dicontoh