Tingginya biaya hidup di Jepang, mengharuskan setiap orang memiliki penghasilan yang sesuai termasuk para pelajar diharuskan membayar biaya pendidikan serta biaya hidup sehari-hari sehingga harus melakukan baito. Hal tersebut berlaku bagi pelajar asing. Dikarenakan biaya hidup untuk pelajar asing di Jepang cukup tinggi.
Terlebih warga Jepang telah terdidik mandiri sejak dini sehingga mencari penghasilan samping di luar jam belajar adalah solusi yang tepat. Selain mendapatkan penghasilan tambahan, terdapat juga manfaat lainnya dari melakukan pekerjaan sampingan ini. Hal ini merupakan informasi penting untuk mereka yang ingin mengemban ilmu di negeri sakura.
Daftar Isi
- Kenali Lebih Banyak Tentang Baito
- Prinsip Orang Jepang saat Bekerja
- Peraturan Pemerintah Jepang Tentang Baito
- Manfaat Melakukan Baito
Kenali Lebih Banyak Tentang Baito
Siswa yang telah memasuki usia sekolah menengah hingga jenjang kuliah di Jepang, diberi kebebasan untuk mencari penghasilan sampingan di luar jam belajarnya. Hal tersebut mereka lakukan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Terlebih di negara sakura tersebut, biaya hidup dan biaya pendidikan cukup tinggi.
Adapun jenis pekerjaan yang dapat dilakukan sebagai baito ini adalah semua pekerjaan ringan, seperti menjadi pelayan. Dengan demikian, jam untuk bekerjanya tidak mengganggu jam belajarnya. Menjadi seorang pelayan di cafe sebagai seorang pekerja sampingan merupakan jenis pekerjaan yang fleksibel. Dengan demikian, cocok dilakukan oleh pelajar.
Adapun besar penghasilannya dihitung per jam sesuai dengan lama waktu yang dilakukannya untuk bekerja serta kebijakan perusahaan tersebut untuk memberikan upah. Namun penghasilannya tergolong besar bagi kalangan pelajar untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Besarnya upah yang diberikan pun tergantung pada wilayahnya.
Bekerja di perusahaan untuk wilayah metropolitan akan mendapatkan upah lebih besar. Pendapatan upah berbeda atau jauh lebih kecil jika di luar kota Tokyo. Dengan demikian, besar kecilnya upah yang didapat tergantung pada wilayahnya bekerja. Adapun waktu menerima upah tergantung dari perusahaannya.
Dikarenakan banyaknya pelajar yang melakukannya sehingga pemerintah Jepang ikut andil dalam mengeluarkan kebijakan yang melakukan pekerjaan sampingan tersebut. Adapun lama waktu bekerja sampingan bagi pekerja sampingan tersebut adalah 28 jam seminggu di luar jam sekolah. Dengan demikian, memberikan keleluasaan bagi pelajar untuk mencari pekerjaan sampingan.
Artikel Pilihan
Prinsip Orang Jepang saat Bekerja
Meskipun hanya bekerja sebagai pekerja sampingan, namun orang Jepang memiliki etos yang tinggi dalam bekerja. Mereka selalu berprinsip pada Hourensou. Semua perusahaan Jepang menerapkan prinsip tersebut dari level terendah hingga level tertinggi. Dengan demikian, setiap bekerja yang tergabung dalam tim akan bersinergi.
Termasuk di antaranya pekerja baito ini, menggunakan prinsip yang sama dalam bekerja. Dengan demikian, mereka bisa bekerja sama dengan baik, meskipun sebagai pekerja sampingan.
Orang Jepang juga terkenal dengan disiplin dan ritme kerjanya yang cepat. Hal tersebut membuat negara ini menjadi negara paling maju di Asia. Disiplin dalam bekerja serta segala hal merupakan prinsip dasar orang Jepang. Maka dari itu, ketika ingin bekerja di negara sakura tersebut harus bekerja berdasarkan prinsip yang dipegang oleh mereka.
Meskipun pekerjaan tersebut diperuntukkan mahasiswa, yang seringkali berbenturan dengan waktu kuliah namun hal tersebut tidak berpengaruh untuk semua perusahaan Jepang. Semua pekerja paruh waktu harus disiplin dan bekerja cepat sehingga tidak boleh menumpuk pekerjaan serta harus datang tepat waktu ke tempat kerja.
Orang Jepang sangat disiplin dalam segi waktu. Maka dari itu jika ingin bekerja di negara sakura tersebut tidak boleh telat datang ke tempat kerja. Hal tersebut tidak disukai oleh mereka karena sebagai bentuk tidak disiplin. Orang Jepang akan bekerja dengan rasa nyaman. Oleh sebab itu, harus berusaha membuat suasana nyaman.
Peraturan Pemerintah Jepang Tentang Baito
Mengingat banyaknya pelajar asing yang mengambil pekerjaan paruh waktu, sehingga mengharuskan pemerintah turut andil untuk mengaturnya agar berjalan lebih teratur. Terlebih pekerja paruh waktu tersebut adalah seorang mahasiswa sehingga diharuskan untuk pandai membagi waktu antara bekerja paruh waktu dan sekolah.
Peraturan pemerintah Jepang terkait pekerjaan paruh waktu untuk pelajar asing tersebut dengan membatasi waktu untuk bekerja hanya 28 jam seminggu. Dengan demikian, bisa menyeimbangkan waktu antara belajar dan sekolah. Peraturan pemerintah pun cukup ketat dalam perizinan untuk bekerja paruh waktu.
Apabila ingin menjadi seorang pekerja paruh waktu di negara tersebut, harus mengantongi izin terlebih dahulu dari kampus dan pemerintah secara tertulis. Pemerintah tidak akan segan untuk mendeportasi pelajar asing tersebut bila terbukti melakukan pekerjaan paruh waktu tanpa izin tertulis dari pemerintah.
Maka dari itu, saat memutuskan untuk mengemban ilmu sambil bekerja menjadi baito di negara matahari terbit ini, sebaiknya untuk mengurus perizinan terlebih dahulu.Pelajar harus mengurus izin terlebih dahulu di kantor imigrasi atau di Airport saat pertama kali datang ke Jepang. Surat tersebut disebut sebagai ‘surat izin arubaito’.
Surat izin tersebut sangat penting untuk dimiliki sebagai bagian dari taat pada peraturan pemerintah Jepang .Adapun dokumen yang harus dilengkapi untuk mendapatkan surat izin tersebut adalah surat pendaftaran izin untuk melakukannya, kartu tanda penduduk hingga paspor. Untuk mendapatkan surat pendaftaran izin tersebut harus datang langsung ke kantor imigrasi.
Manfaat Melakukan Baito
Meskipun menjadi pelajar di negara tersebut didanai oleh beasiswa namun bekerja paruh waktu seringkali menggiurkan karena terdapat banyak manfaat yang akan didapatkan. Salah satunya mengisi waktu luang dengan kegiatan bermanfaat dan menghasilkan. Berikut ini daftar manfaat lainnya yang akan didapatkan dari bekerja paruh waktu di negara sakura tersebut:
1. Mengenal Etos Kerja Orang Jepang
Dengan bersosialisasi di lingkungan pekerjaan bersama orang Jepang langsung akan mengenal lebih banyak etos kerja mereka. Jika selama ini hanya mengetahui teorinya saja akan etos kerja mereka, dengan menjadi pekerja ini akan memahami lebih banyak akan etos kerja orang Jepang sehingga mudah untuk mencontohnya.
2. Mempelajari Bahasa Jepang Lebih Baik
Dikarenakan pekerja tersebut adalah pelajar asing sehingga bahasa Jepang yang dikuasainya sangat terbatas. Oleh sebab itu harus sering berbicara dengan orang Jepang langsung. Dengan demikian, ini salah satu manfaat dari bekerja menjadi pekerja paruh waktu, yaitu bisa mengasah kemampuan bahasa dari negara sakura tersebut.
3. Mendapatkan Penghasilan Tambahan
Meskipun kuliah di negara sakura tersebut dengan jalur beasiswa yang ditanggung semua biaya oleh beasiswa namun beberapa orang seringkali merasa tidak cukup sehingga membutuhkan penghasilan tambahan. Sebagai solusinya bekerja sebagai baito karena salah satu manfaatnya mendapatkan penghasilan tambahan.
4. Menambah Saudara dan Teman
Berada di negara orang lain merupakan sesuatu yang menantang karena akan hi8dup sendiri dan jauh dari orang tua sehingga sulit untuk meminta bantuan. Oleh sebab itu, sebaiknya untuk bekerja paruh waktu karena akan berjumpa dengan banyak orang sehingga berpeluang untuk mendapatkan keluarga baru dan teman lebih banyak.
5. Belajar Lebih Disiplin
Menjadi pekerja paruh waktu harus pandai membagi waktu antara bekerja dan kuliah. Maka dari itu, inilah salah satu manfaat yang dapat diambil dari bekerja paruh waktu, yaitu belajar lebih disiplin. Terlebih jika bekerja dengan orang Jepang mengharuskan untuk lebih disiplin agar bisa menyesuaikan.
Menjadi seorang pelajar asing di negara sakura ini merupakan keputusan yang sulit namun membanggakan. Hal tersebut dikarenakan biaya hidup yang besar. Maka dari itu, setiap pelajar asing tersebut diharuskan untuk melakukan pekerjaan paruh waktu di negara sakura tersebut atau disebut dengan baito.
Baca juga: Kiprah Daiso Mengisi Celah Toko Pernak-Pernik Unik