Aturan Kantor yang Berlaku di Negara Jepang

WeXpats
2022/02/03

Memang sudah dikenal di seluruh dunia, jika Jepang adalah negara yang sangat disiplin dan beretika di dunia kerja. Banyak aturan kantor yang harus dipatuhi oleh para pekerja di setiap perusahaan dah hal ini sudah dianggap sebagai manner dalam bekerja.

Perlu diketahui jika setiap perusahaan di Jepang memiliki aturan yang berbeda-beda. Namun secara garis besar dan hampir perusahaan memiliki aturan yang hampir sama dan akan diulas di bawah ini.

Daftar Isi

  1. Budaya Kerja di Jepang
  2. Larangan Bagi Karyawan Secara Umum
  3. Aturan Jam Kerja di Jepang
  4. Jenis Cuti di Jepang
Apakah Anda memiliki kesulitan dalam mencari pekerjaan di Jepang?
Apakah Anda menemukan pekerjaan yang cocok dengan diri Anda? Tidak tahu bagaimana caranya mencari pekerjaan di Jepang Tidak bisa menemukan loker yang menerima WNA Ada kekhawatiran tentang bahasa Jepang
Jika Anda memiliki kesulitan dalam mencari kerja, WeXpats siap membantu Anda. Cari pekerjaan dengan WeXpats Jobs

Budaya Kerja di Jepang

Selain adanya aturan kantor sebagai aturan tertulis bagi semua pekerja, di Jepang juga terdapat budaya kerja yang tidak tertulis dan selalu dilakukan di setiap perusahaan. Bagi yang tertarik berkarir di negeri Sakura maka wajib mengetahui budaya kerja yang ada di sana, agar tidak merasa kaget karena pastinya akan sangat berbeda dengan Indonesia, seperti di bawah ini:

  • Sensitif terhadap waktu. Budaya tepat waktu memang sudah melekat dalam semua sendi kehidupan di Jepang termasuk di dunia kerja. Para karyawan akan datang lebih cepat dari jam kerja untuk menyiapkan segala hal sehingga saat jam kerja dimulai karyawan sudah siap melakukan pekerjaannya.

  • Suka lembur/ overwork. Selain tepat waktu, lembur di Jepang sudah dianggap biasa karena pada dasarnya hampir semua orang Jepang nyaman dengan hal itu. Karyawan di Jepang memang sangat mencintai pekerjaannya bahkan bisa disebut gila kerja, maka dari itu budaya lembur adalah hal yang wajar di sana.

  • Terdapat nomikai. Ini adalah ajang para karyawan di Jepang untuk sosialisasi dengan sesama teman kantor. Namun mungkin bagi yang tidak menyukainya ajang nomikain ini sedikit mengganggu karena dianggap mengurangi jatah waktu bersama keluarga.

  • Diskusi dengan atasan. Di Jepang semua keputusan dalam pekerjaan harus didiskusikan dengan atasan. Bahkan jika keputusan tersebut harus diambil dalam tempo yang singkat atau darurat, atasan harus menyetujui.

  • Senioritas dijunjung tinggi. Memang sudah menjadi budaya di Jepang yang selalu menghormati siapapun yang lebih senior. Di dunia kerja pun seperti itu, karyawan yang memiliki masa kerja lebih panjang akan selalu dihormati. Perusahaan juga akan memprioritaskan karyawan-karyawan yang memiliki masa kerja panjang atau sudah senior dalam segala hal.

Nah itu adalah kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan orang Jepang dalam dunia kerja, kebiasaan yang sudah membudaya di masyarakat Jepang. Budaya kerja tersebut adalah peraturan yang tidak tertulis namun selalu dilakukan.

Larangan Bagi Karyawan Secara Umum

Sudah sewajarnya jika terdapat kewajiban dan larangan bagi karyawan sebuah perusahaan. Hal ini semata-mata agar perusahaan dapat berjalan tertib dan lancar sehingga produktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik. Berikut ini beberapa larangan dan kewajiban bagi karyawan secara umum:

  • Ngobrol saat bekerja. Karyawan perusahaan di Jepang sebagian besar sudah tau tentang larangan tidak tertulis ini tentang larangan ngobrol di jam kerja. Hal ini tidak lepas dari kedisiplinan semua karyawan, semua tahu di jam kerja adalah waktu untuk bekerja produktif bukan untuk mengobrol dengan sesama karyawan.

  • Duduk saat bekerja. Dengan alasan produktivitas pula keluar larangan duduk saat bekerja di sebuah perusahaan di Jepang. Untuk karyawan yang ingin menyelesaikan tugasnya akan diberi waktu 45 menit di sebuah workstation dengan berdiri. Namun untuk pekerjaan yang membutuhkan waktu lama karyawan diperbolehkan duduk di bangku.

Aturan Jam Kerja di Jepang

Sudah terkenal di seluruh dunia jika orang Jepang memiliki sifat gila kerja atau work a holic, namun pemerintah Jepang memiliki aturan ketat terkait jam kerja. Semuanya telah diatur Kementerian Kesehatan Jepang dan harus dipatuhi oleh perusahaan dan karyawannya. Dalam sehari jam kerja tidak boleh melebihi 8 jam dan dalam seminggu tidak boleh melebihi 40 jam. Jam kerja tersebut dibagi ke dalam 3 jenis yaitu seperti di bawah ini:

1. Fixed Time System

Sistem jam kerja yang pertama adalah waktu tetap atau kotei jikan seido, ini adalah aturan kantor yang umum dipakai orang di Jepang. Jika sebuah perusahaan menggunakan sistem ini maka jam kerja tetap dimulai jam 08.00 sampai jam 17.00 atau jam 09.00-18.00.

Itu artinya kebanyakan orang Jepang memiliki jam kerja 8 jam/ hari atau 40/ minggu. Jika dalam perjalanannya terdapat overtime atau lembur, maka tidak perlu khawatir karena semua akan diperhitungkan upahnya.

2. Flexible Time System

Sistem jam kerja ini lebih fleksibel dibanding yang pertama sesuai dengan namanya yang disebut furikusu taimu seido dalam bahasa Jepang. Jika pekerja memilih flexible time, maka jam kerja dimulai dan diakhiri sesuai kesepakatan antara pekerja dan perusahaan. Asalkan tetap sesuai ketentuan yaitu 8 jam/ hari dan 40 jam/ minggu.

Perlu diingat meskipun fleksibel, perusahaan akan tetap menentukan waktu inti atau waktu wajib bagi semua karyawannya. Tujuannya adalah jika sewaktu-waktu diperlukan waktu untuk diskusi atau Kerjasama tim tetap bisa dilakukan.

3. Discretionary Labor System

Sistem jam kerja yang terakhir adalah yang paling fleksibel, biasanya diperuntukkan kepada tenaga professional atau management yang susah menentukan jam kerja. Dalam hal ini jam kerja hanya diatur dengan kesepakatan antara perusahaan dan karyawan profesional yang bersangkutan. Tenaga profesional dapat lebih fleksibel dalam bekerja karena tidak terikat dengan waktu.

Jenis Cuti di Jepang

Selain aturan jam kerja, ada juga aturan kantor tentang cuti di setiap perusahaan Jepang. Secara garis besar cuti di Jepang dibagi dalam dua kelompok besar, seperti dibawah ini:

1. Cuti Wajib

Di Jepang ada kelompok cuti yang wajib hukumnya diberikan kepada karyawan oleh perusahaan, yang dinamakan cuti wajib. Ada beberapa jenis cuti yang masuk dalam kelompok cuti wajib dan pasti setiap perusahaan akan memberikannya pada seluruh karyawan yang memenuhi persyaratan. 

Berikut ini adalah contoh jenis cuti wajib yang bisa diambil karyawan: Cuti berbayar, cuti hamil, cuti mengasuh anak, cuti merawat keluarga, cuti perawatan dan cuti haid.

2. Cuti Tidak Wajib

Selain cuti wajib di atas, perusahaan juga bisa memberikan cuti tidak wajib sesuai dengan ketetapan masing-masing perusahaan. Jenis-jenis cuti di bawah ini masuk ke dalam cuti tidak wajib artinya perusahaan boleh memberikan oleh tidak kepada karyawannya. Apa saja jenis cuti tidak wajib? Cuti berduka, cuti menikah, cuti refreshing, cuti wedding anniversary, cuti pendidikan dan cuti sukarela. 

Jenis cuti tersebut lebih fleksibel untuk diberikan. Perusahaan boleh memberikannya pada karyawan atau pun tidak, sesuai dengan kesepakatan atau kontrak kerja yang disepakati di awal.

Itulah informasi tentang aturan kantor yang tertulis dan tidak tertulis di perusahaan Jepang yang harus dipatuhi karyawannya. Hal ini perlu diketahui bagi siapa saja yang ingin meniti karir di Jepang. Mungkin terlihat begitu ketat dan disiplin jika dibandingkan di Indonesia. Namun memang setiap negara memiliki aturan masing-masing dan harus dipatuhi, jika ingin sukses maka harus mematuhi aturan tersebut.

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie