Membacakan dongeng menjadi salah satu alternatif pengantar tidur bagi anak-anak. Salah satu dongeng asal Jepang yang menarik untuk disimak yaitu berjudul Issun Boushi yang menceritakan petualangan seorang pemuda bertubuh kecil. Ada banyak versi yang berkembang mengangkat kisah dari dongeng ini. Agar dapat memahaminya, berikut penjelasan yang perlu disimak bagi pembaca!
Daftar Isi
Apa Itu Issun Boushi?
Beberapa orang mungkin pernah membaca dongeng Issun Boushi entah pada buku maupun internet. Dongeng ini dapat ditemukan pada buku bergambar Jepang berjudul Otogizoshi. Tokoh serta tema yang diangkat pada kisah tersebut pada dasarnya juga hampir memiliki kemiripan dengan kisah yang ada di negara lain. Misalnya kisah Tom Thumb yang terdapat di Inggris.
Dongeng Boushi dituliskan pada buku anak-anak, misalnya Nihon Mukshibanashi terbit tahun 1896. Versi ini menghadirkan tokoh Boushi yang baik dan dicintai para pembacanya. Buku tersebut populer pada masanya dan tersebar luas di Jepang. Selain itu, dongeng yang sama dibubuhkan pada buku bergambar yang ditulis oleh Ishii Momoko pada tahun 1965.
Selain ditemukan pada buku dongeng, cerita ini juga pernah dimasukkan pada Jinjo Shogaku atau lagu-lagu umum anak sekolah. Tepatnya pada tahun 1905, Iwaya Sazanami membuat lagu anak-anak yang membahas tentang dongeng tersebut. Hingga saat ini ada banyak anak-anak kecil di Jepang yang menyanyikan lagu-lagu tersebut sebagai sebuah hiburan.
Artikel Pilihan
Ringkasan Dongeng
Diceritakan bahwa sepasang suami istri memohon kepada Sanjin Sumiyoshi agar diberikan keturunan. Karena keduanya berdo'a dengan khusuk, akhirnya permohonan tersebut dikabulkan. Tetapi, anak yang terlahir hanya setinggi 1 inci (dalam bahasa Jepang dikenal dengan 1 sun). Hingga pada akhirnya Issun Boushi dipilih menjadi nama dari bocah tersebut.
Setelah dewasa, Boushi memutuskan untuk berpetualang mencari jalan hidupnya sendiri. Meski berat, kedua orang tua tersebut akhirnya merestui perjalanan sang anak. Diberikan bekal berupa mangkuk sebagai perahu, sumpit untuk mendayung, serta sebuah jarum sebagai senjata. Dengan tekad yang kuat, Boushi akhirnya pergi hingga sampai di sebuah istana yang megah.
Pada suatu ketika, seorang oni atau raksasa jahat menculik sang gadis dari istana. Boushi menyelamatkannya dengan cara memenggal lidah raksasa tersebut menggunakan jarum yang selalu dibawanya. Oni yang kesakitan akhirnya lari hingga meninggalkan sebuah palu ajaib yang dapat mengabulkan segala permintaan.
Boushi mengambil palu tersebut dan membuat permintaan agar badannya dapat tumbuh layaknya manusia normal. Setiap kali palu tersebut diayunkan, tubuh Boushi berkembang menjadi besar sampai 6 shaku (kurang lebih 182 cm). Kemudian, palu tersebut digunakan untuk menyulap harta, makanan, dan lainnya. Hingga akhirnya keluarga Boushi menjadi makmur berkat palu ajaib tersebut.
Versi Lain Issun Boushi
Dalam penyampaian dongeng anak-anak ini, terdapat perbedaan di setiap alur yang diceritakan. Perbedaan tersebut umumnya meliputi adanya karakter dewa dan dewi yang terdapat dalam dongeng, yang mana umumnya disesuaikan dengan kepercayaan setempat. Agar dapat memahami beberapa versi dari dongeng ini, berikut versi lain Issun Boushi yang dapat disimak:
1. Versi Mamesuke
Ada cerita yang mengatakan bahwa Boushi tidak dilahirkan melalui rahim ibu pada umumnya. Berdasarkan versi ini, Boushi lahir dari pembengkakan ibu jari milik ibunya. Sehingga, orang-orang menyebutnya sebagai Mamesuke yang artinya anak kacang. Di samping itu, ada sejumlah objek dalam dongeng tersebut yang diceritakan berbeda dari kisah sebelumnya.
Bukannya dibekali sumpit, mangkuk, dan jarum, tetapi pada versi ini Mamesuke memiliki sekantong tepung. Selain itu, berubahnya Mamesuke menjadi berbadan normal bukan dikarenakan oleh palu ajaib. Melainkan terjadi karena sang putri yang membawa sapu dan mengaduk air untuk menenggelamkan Mamesuke. Secara tiba-tiba sang pemuda berubah menjadi pria berukuran penuh.
2. Versi Kisah Cinta
Pada versi ini, Boushi yang berpetualang akhirnya tiba di sebuah istana, kemudian menawarkan diri untuk menjadi pelayan. Akhirnya Boushi diterima bekerja untuk menemani sang putri. Pada suatu ketika, terjadi tragedi saat sang putri pergi ke kuil untuk berdo'a. Selama perjalanan sang putri diganggu oleh raksasa jahat. Pada akhirnya Boushi menyerang raksasa tersebut dan meninggalkan palu ajaib.
Sang putri mengambil palu ajaib dan memohon agar Boushi bisa memiliki ukuran tubuh normal. Diayunkan palu tersebut sehingga tubuh Boushi terus membesar dan menjadi pria yang berbadan penuh. Sepulangnya menuju istana, sang putri menceritakan kejadian tersebut pada raja. Tanpa disadari, perasaan cinta telah tumbuh di hati tuan putri dan Boushi. Keduanya pun menikah dan hidup bahagia.
3. Versi Modern
Pada versi yang lebih modern, dongeng ini diceritakan hampir serupa dengan yang telah dipahami di awal. Tetapi ada beberapa poin yang sedikit diubah, seperti pada saat Boushi memutuskan untuk berpetualang. Pada versi modern, diceritakan bahwa Boushi sengaja bepergian untuk belajar lebih jauh. Dikisahkan pula bahwa kisah cinta itu bermula dari Boushi yang menyimpan perasaan suka pada sang putri.
Ada banyak versi mengenai dongeng ini. Bahkan diantaranya justru menyudutkan tokoh Boushi dalam menyusun strategi agar dapat menikah dengan putri. Akan tetapi, kebanyakan kisah yang beredar telah disesuaikan dengan nilai-nilai yang bisa diterima bagi sebagian besar orang. Itulah sebabnya, pembaca tidak perlu heran saat membaca dongeng ini diceritakan dengan alur yang berbeda.
Amanah yang Terdapat dalam Dongeng
Selayaknya dongeng lain, ada beberapa nilai tersirat yang bisa diambil pada alur cerita Issun Boushi sesuai ringkasan di atas. Meski merupakan karangan fiksi, amanat yang terkandung dalam dongeng tetap baik untuk diterapkan di masa sekarang. Sehingga, dongeng ini juga cocok untuk diceritakan pada anak-anak. Berikut beberapa pesan yang dapat diambil dari dongeng Jepang tersebut:
1. Khusuk dalam Berdo'a
Pada kisah Boushi di atas telah dijelaskan bahwa sepasang suami istri berdo'a dengan khusuk memohon seorang anak. Akhirnya permohonan tersebut dikabulkan dan lahirlah Boushi. Dari sini dapat dipetik hikmah bahwa salah satu upaya untuk mendapatkan sesuatu diperlukan kedekatan dengan sang pencipta. Sehingga, saat berdo'a sebaiknya dilakukan dengan sungguh-sungguh.
2. Gigih dalam Berusaha
Meski hanya bermodalkan mangkuk, sumpit, dan jarum, Boushi tetap bertekad untuk memulai petualangan. Kegigihannya dalam berusaha ini patut dijadikan sebagai contoh bahwa siapa pun dapat memperoleh apa yang telah diniatkan ketika sudah berusaha. Itulah sebabnya, saat menginginkan suatu hal diperlukan perjuangan dan kerja keras agar mampu meraihnya.
3. Memberikan Pertolongan pada Orang yang Membutuhkan
Meski bertubuh kecil, Issun Boushi tetap bertekad menolong putri dengan cara melawan raksasa. Pada akhirnya, Boushi memperoleh buah dari kebaikan tersebut dan berhasil kembali ke wujud normal. Ini mengajarkan bahwa tidak ada kerugian apa pun yang akan diperoleh saat seseorang berniat tulus untuk membantu sesama. Sehingga, diperlukan keikhlasan saat memberi pertolongan pada orang lain.
Terlepas dari berbagai versi mengenai dongeng Issun Boushi, kisah ini sebenarnya merupakan cerita yang dibuat untuk anak-anak. Dengan demikian, pembaca tidak perlu mencari kebenaran dari cerita fiksi ini. Poin paling penting bahwa adanya kisah Boushi tersebut mengajarkan pada anak-anak pentingnya nilai moral seperti berdo'a, berusaha, dan saling tolong-menolong.