Sekarang ini, negara Jepang membutuhkan banyak pekerja asing. Karena hal tersebut, pemerintah Indonesia dan Jepang melakukan kerja sama dalam bidang tenaga kerja. Menjadi pekerja asing banyak diminati sebagian orang karena pengalaman dan gaji yang berbeda dibanding di Indonesia. Salah satu peluang kerja yang banyak dibutuhkan adalah menjadi perawat Jepang.
Menjadi perawat di Jepang bukanlah suatu hal yang mudah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan baik. Pekerja asing yang menjadi perawat di Jepang bisa mendapatkan gaji yang tinggi. Namun, apakah gaji tinggi ini dapat membuat perawat Indonesia di Jepang bahagia? Yuk, simak informasi lengkapnya dalam uraian di bawah ini.
Apakah Anda memiliki kesulitan dalam mencari pekerjaan di Jepang?
Apakah Perawat Indonesia di Jepang Bahagia?
Perawat Jepang bisa dipastikan mendapatkan gaji yang tinggi dalam setiap bulannya. Namun, bekerja di negara yang berbeda bahasa dan budaya kerja tentu bukan hal yang mudah. Apalagi, biaya hidup di Jepang sangat tinggi jika dibanding di Indonesia. Tekanan demi tekanan yang dirasakan perawat di Jepang dapat membuat kesehatan mental terganggu.
Terganggunya kesehatan mental perawat di Jepang ini dipengaruhi oleh kemampuan beradaptasi dalam sosial dan budaya Jepang. Adaptasi sosial dan budaya ini berupa kemampuan berbahasa Jepang, komunikasi secara interpersonal, dan penyesuaian dengan lingkungan sekitar. Selain kesehatan mental yang terganggu, perawat di Jepang yang tertekan juga tidak akan bahagia.
Perawat yang dapat dengan mudah beradaptasi tentu kesehatan mentalnya tetap baik dan bisa hidup bahagia. Pemerintah Indonesia jarang memperhatikan isu kesehatan mental para perawat Jepang. Padahal, hal ini sangatlah penting untuk menjaga kualitas dari perawat yang mengikuti program pengiriman perawat ke Jepang.
Namun, pemerintah Jepang mempunyai persyaratan khusus agar pelayanan kesehatan yang diberikan tetap terjaga. Perawat yang akan bekerja harus mengikuti ujian nasional khusus perawat. Ujian ini tidak lain dilakukan agar perawat dapat bekerja dengan profesional. Perawat yang tidak lolos dalam ujian khusus perawat disebut dengan kandidat perawat atau kouhosei.
Calon perawat untuk rumah sakit di Jepang mempunyai tiga kali kesempatan dalam masa kontrak untuk mengikuti ujian nasional. Untuk perawat khusus lanjut usia, kesempatan untuk mengikuti ujian nasional hanya satu kali dalam masa kontrak. Jika tidak lolos ujian nasional, kandidat perawat ini harus kembali ke Indonesia setelah masa kontrak habis.
Bisa dikatakan bahwa indikator berhasilnya program pengiriman perawat dari Indonesia ke Jepang adalah psikologis perawat yang tetap sehat. Melalui hal ini, pemerintah dapat mengukur bagaimana program pengiriman perawat dapat membuat hidup perawat di Jepang sejahtera.
Artikel Pilihan
Gaji Perawat di Jepang
Perawat dari Indonesia yang bekerja di Jepang rata-rata mendapatkan gaji yang tinggi. Besarnya gaji yang didapat ini berdasarkan dari lolos atau tidaknya ujian nasional khusus perawat yang dilaksanakan oleh pemerintah Jepang. Karena ujian nasional yang sangat sulit, hanya 9% dari keseluruhan jumlah perawat yang dapat lolos.
Untuk perawat Jepang yang lolos ujian nasional dan mendapat sertifikat, bisa mendapatkan gaji sekitar 21 sampai 30 juta rupiah setiap bulan. Seleksi dalam ujian nasional tersebut sangat ketat, tidak heran jika gaji yang didapatkan perawat juga tinggi.
Jika perawat tidak lolos ujian nasional khusus perawat, perawat ini disebut sebagai kandidat atau calon perawat. Kandidat perawat tersebut tetap dapat bekerja dan mendapat gaji. Namun gaji yang didapatkan tentunya berbeda dari perawat yang sudah bersertifikat.
Gaji yang didapat perawat rumah sakit tidak lebih dari 20 juta rupiah, yaitu sekitar 15 sampai 18 juta. Sedikit berbeda dengan gaji perawat khusus lanjut usia, gaji yang didapat sekitar 12 sampai 15 juta setiap bulan. Masalah terkait gaji ini juga dapat menyebabkan perawat stress dan tidak bahagia.
Kontrak Kerja Perawat di Jepang
Bekerja sebagai perawat Jepang terjadi karena kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Jepang dalam bidang penyediaan tenaga kerja. Karena hal inilah, semua persiapan dan biaya keberangkatan dibiayai oleh pemerintah. Sebelum mengikuti program pengiriman perawat di Jepang, calon perawat harus mengikuti kursus bahasa Jepang dan pembekalan selama 6 bulan.
Sistem kontrak perawat di Jepang biasanya berkisar sekitar 3 sampai 4 tahun. Namun sebelum itu, ada beberapa proses seleksi yang menghabiskan waktu sekitar 1 tahun. Proses seleksi ini dilakukan untuk mengetahui perawat yang benar-benar berkualitas. Jadi, tidak heran kalau gaji perawat di Jepang tinggi karena pekerjaan ini tidak sembarangan.
Hal yang Harus Diperhatikan Tentang Perawat Jepang
Bekerja dengan menjadi seorang perawat bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi menjadi perawat di Jepang. Sebelum berniat untuk menjadi perawat di Jepang, sebaiknya ketahui dulu beberapa hal penting tentang pekerjaan ini. Berikut ini adalah hal yang harus diperhatikan tentang perawat di Jepang.
1. Perawat di Jepang Tidak Boleh Sembarangan
Hal pertama yang harus diperhatikan untuk menjadi perawat Jepang adalah tidak boleh sembarangan. Untuk menjadi perawat, minimal latar belakang pendidikan harus setara dengan Diploma 3 Keperawatan. Bukan hanya pendidikan saja, usia untuk menjadi perawat pun tidak boleh lebih dari 35 tahun.
2. Lolos Ujian Nasional Khusus Perawat
Saat pertama kali tiba di Jepang, perawat Indonesia masih berstatus menjadi kandidat perawat. Meskipun demikian, kandidat perawat ini tetap dapat bekerja dan mendapat gaji. Namun, gaji yang didapat tentunya tidak sebesar gaji perawat yang sudah lolos ujian nasional khusus perawat.
Perawat yang sudah lolos ujian nasional khusus perawat, bisa bekerja dan mendapat gaji yang tinggi. Sebutan untuk perawat yang sudah lolos ujian nasional adalah perawat yang mendapat sertifikasi. Gaji yang didapat pun tidak main-main, yaitu sekitar 21 sampai 35 juta rupiah setiap bulan.
Perlu diketahui bahwa ujian nasional khusus perawat ini merupakan ujian yang sulit. Rata-rata, hanya 9 persen orang yang lolos dari keseluruhan perawat yang mengikuti ujian. Sulitnya ujian nasional ini bisa digunakan untuk menjaga kualitas perawat di Jepang. Jadi, perawat yang lolos benar-benar perawat yang berkualitas.
3. Kerja Sampai Pensiun
Keuntungan yang didapatkan perawat Jepang setelah lolos ujian nasional khusus perawat bukan hanya gaji tinggi saja. Perawat yang sudah mendapat sertifikat lolos ujian perawat dapat bekerja sampai pensiun. Selain itu, perawat ini juga dapat membawa serta keluarga di Indonesia untuk tinggal di jepang. Sangat menarik kan?
4. Perbedaan Bahasa Dan Budaya
Hal penting lainnya yang harus diperhatikan sebelum menjadi perawat di Jepang adalah tentang perbedaan bahasa dan budaya. Bekerja di negara yang bahasa dan budaya yang berbeda merupakan hal yang tidak mudah. Karena hal inilah, perawat dari Indonesia yang bekerja di Jepang seharusnya menguasai bahasa Jepang dengan baik.
Selain perbedaan bahasa, perbedaan budaya Jepang dan Indonesia juga dapat menjadi masalah. Jepang terkenal dengan budaya dan etos kerja yang tinggi dan sangat disiplin. Maka dari itu, perawat dari Indonesia di Jepang harus dapat menyesuaikan dengan budaya kerja Jepang.
Itulah informasi lengkap terkait perawat Jepang yang mendapat gaji tinggi. Dengan gaji tinggi tersebut, perawat dari Indonesia di Jepang akan bahagia jika mempunyai kesehatan mental yang baik. Sebelum menjadi perawat di Jepang, sebaiknya calon perawat memperhatikan beberapa hal penting. Salah satunya adalah ujian nasional khusus perawat.
Baca juga: Lowongan Kerja Luar Negeri Jepang, Pekerjaan Apa yang Paling Populer?
