Jepang menjadi salah satu negara yang sistem pendidikannya menarik perhatian dunia. Banyak praktisi akademis, peneliti, hingga pelajar itu sendiri pergi ke sana untuk melihat dan merasakan sendiri bagaimana pendidikan yang diterapkan. Mereka datang ke berbagai tingkatan sekolah di Jepang untuk mengetahui fokus serta target pendidikan bagi masyarakatnya.
Bagi negeri sakura ini, sekolah bukanlah sekedar tempat belajar berhitung, membaca, dan berkesenian. Lebih dari itu, sekolah adalah sarana untuk mengembangkan keterampilan diri, leadership skill, penanaman nilai-nilai moral, serta membentuk karakter agar tumbuh menjadi generasi yang beretika dan memiliki daya saing. Maka, kurikulum, mata pelajaran, hingga kegiatan ekstrakurikuler benar-benar diperhatikan.
Jenjang Pendidikan Sekolah di Jepang
Pemerintah Jepang mewajibkan anak-anak Jepang untuk menempuh pendidikan 9 tahun, yakni pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Sekolah Dasar ditempuh selama 6 tahun, sedangkan Sekolah Menengah Pertama selama 3 tahun. Bagi mereka yang sekolah di bawah sekolah pemerintah pusat atau daerah, tidak usah membayar alias gratis. Simak penjelasan lebih lengkapnya tentang tingkatan sekolah di Jepang di bawah ini:
1. Taman Kanak-Kanak (Youchien)
Anak-anak yang bersekolah di youchien lebih banyak bermain dibandingkan berfokus pada materi pelajaran. Walaupun begitu, kegiatan bermain ini bukan sekedar menghabiskan waktu. Ada nilai-nilai moral dan keterampilan hidup yang disisipkan di dalamnya. Sebab tujuan seorang anak masuk ke youchien adalah untuk memahami tata cara hidup sehari-hari. Dengan begitu, saat masuk SD dan menjalani pendidikan tingkat selanjutnya nilai-nilai moral sudah tertanam.
2. Sekolah Dasar (Shougakkou)
Ini adalah tingkatan sekolah di Jepang pertama yang diwajibkan oleh pemerintah. Saat di tingkat satu dan dua, anak-anak masih berfokus pada keterampilan hidup meski sudah mulai mempelajari cara membaca dan berhitung serta kesenian-kesenian sederhana. Semakin tinggi kelasnya, maka pelajaran pembiasaan tidak dijadikan materi khusus. Namun wali kelas mengintegrasikannya dengan mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler.
3. Sekolah Menengah Pertama (Chuugakkou)
Di tingkat chuugakkou pendidikan baru dititikberatkan pada hal-hal akademis. Subjek pelajaran ditambah, misalnya bahasa Jepang, IPA, IPS, Matematika, dan bahasa asing. Sejak tahun 2002, bahasa Inggris mulai diwajibkan di tingkap chuugakkou. Dan sekarang pelajaran bahasa Inggris sudah bisa ditemukan di sekolah dasar. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler pun mulai beragam. Di sini anak-anak semakin mengasah kemampuan dan bakat yang dimilikinya.
4. Sekolah Menengah Atas (Koutougakkou/Koukou)
Untuk tingkat koutougakkou, kurikulumnya memang lebih sering berubah. Selain itu, ada tiga pilihan sekolah yang bisa didaftar, yaitu sekolah negeri di bawah naungan pemerintah pusat, sekolah negeri yang dikelola pemerintah daerah, serta sekolah swasta. Murid-murid koutougakkou belajar sesuai dengan jurusan yang diminatinya, misalnya IPA, IPS, atau bahasa. Masing-masing keilmuan memiliki mata pelajarannya sendiri untuk didalami hingga mereka lulus.
Artikel Pilihan
Pendidikan Lanjutan
Keempat tingkatan sekolah di Jepang di atas adalah pendidikan dasar bagi anak-anak di sana. Meskipun pemerintah hanya mewajibkan 9 tahun belajar, tak sedikit yang akhirnya melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (koutougakkou). Sisanya mereka menempuh jenjang pendidikan di universitas juga, bahkan hingga meraih gelar doktor. Untuk pendidikan lanjutan atau perguruan tinggi, berikut adalah macam-macamnya:
1. Sekolah Bahasa Jepang (Nihongo Gakko)
Nihongo Gakko adalah sekolah khusus untuk mempelajari bahasa Jepang, hanya saja sekolah ini diperuntukkan bagi pelajar asing yang ada di sana. Jadi buat mereka yang akan melanjutkan studi di Jepang namun ingin mengasah kemampuan bahasa Jepangnya, maka bisa masuk ke sekolah ini dulu. Sebab belum banyak koutougakkou yang memiliki bahasa pengantar bahasa Inggris.
2. Diploma/Junior College (Tanki Daigaku)
Tanki daigaku dikenal juga dengan sebutan “Tandai”. Tingkatan sekolah di Jepang ini setara dengan pendidikan diploma. Namun lulusan sekolah diploma ini tidak seperti di Indonesia. Para lulusan tanki daigaku tidak bisa melanjutkan ke jenjang universitas lewat jalur ekstensi. Jadi mereka harus masuk dari tingkat awal (tingkat 1) layaknya mahasiswa baru seperti anak-anak SMA lanjut ke universitas.
3. Sekolah Tinggi Kejuruan/Professional Training College (Senmon Gakko)
Senmon gakko cukup diminati, baik oleh pelajar Jepang maupun asing. Kalau melanjutkan pendidikan di senmon gakko, maka seseorang akan mendalami satu keahlian tertentu, misalnya animasi, IT, desain, musik, fashion, dan masih banyak lagi. Orang-orang yang belajar di senmon gakko cocok jika ingin memiliki keahlian di bidang praktik dan langsung kerja atau membuka usaha sendiri. Jika mereka sudah lulus dari koutougakkou baru bisa mendaftar ke sini.
4. Universitas (Daigaku)
Tingkatan sekolah di Jepang selanjutnya adalah universitas (daigaku). Untuk jenjang pendidikan ini sama seperti di sejumlah negara lainnya. Lamanya studi adalah delapan semester atau empat tahun, serta saat pendaftaran ada beberapa tes yang harus dilewati. Bagi mahasiswa asing, bisa mengikuti kelas persiapan (Nihongo Gakko). Walaupun saat ini beberapa universitas di Jepang sudah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, namun untuk kelancaran studi sebaiknya mahasiswa asing pun memiliki kemampuan bahasa Jepang.
Kehidupan Murid-Murid di Jepang
Jika melihat kehidupan murid-muridnya, ada beberapa hal menarik yang patut dicontoh. Kebiasaan-kebiasaan ini menunjukkan keterampilan hidup mereka. Sudah sejak pendidikan dini kebiasaan ini dilakukan sehingga tak heran generasi-generasi Jepang memegang nilai moral yang kuat, yaitu sebagai berikut:
1. Budaya Makan Siang dengan Guru
Hubungan antara guru dan murid di Jepang begitu kuat. Keakraban ini terbangun karena adanya kebiasaan makan siang bersama dengan guru-guru di SD dan beberapa SMP. Mereka akan duduk di dalam ruangan yang sama serta menyantap menu yang sama juga. Untuk di sekolah Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, guru menjadi cermin murid-muridnya saat berada di meja makan.
2. Membersihkan Sekolah Bersama
Anak-anak di Jepang sudah diajarkan tentang kesadaran lingkungan sejak di bangku sekolah. Di sana tidak ada tenaga khusus kebersihan sekolah sehingga seluruh murid dilibatkan dalam membersihkan lingkungan sekolah, mulai dari ruang kelas, halaman, hingga toilet. Kebiasaan ini juga memupuk rasa memiliki terhadap apa yang ada di sekitarnya serta membangun kerja sama antar murid di berbagai tingkat.
3. Tas dan Sepatu Khusus
Ada satu hal menarik dari anak-anak tingkat shougakkou, yaitu tas yang digunakan. Randoseru adalah tas ransel khusus yang dipakai oleh murid-murid SD. Bentuknya kotak dan terbuat dari bahan khusus sehingga awet dipakai sampai mereka lulus SD. Muatannya pun cukup banyak di bagian dalamnya. Selain itu, ada juga sepatu khusus yang digunakan, namanya uwabaki (sepatu kanvas putih). Namun seiring dengan berkembangnya fashion, kini uwabaki dapat ditemui dengan berbagai model dan warna.
4. Aktivitas Klub Sekolah
Setiap tingkatan sekolah di Jepang memiliki kegiatan ekstrakurikuler, bahkan hingga level universitas. Berbagai kegiatan di luar jam pelajaran diadakan untuk mengasah minat dan bakat setiap anak, contohnya klub musik, kelompok debat bahasa Inggris, hingga grup olahraga. Aktivitas klub sekolah biasanya dilakukan setelah jam sekolah usai selama satu hingga dua jam. Beberapa sekolah ada juga yang menyediakan satu hari khusus untuk ekstrakurikuler.
5. Perayaan Festival
Setiap tahunnya sekolah-sekolah di Jepang mengadakan festival budaya dinamakan “bunkasai”. Waktu penyelenggaraannya tidak sama, namun biasanya di musim panas atau musim gugur. Selama dua hari murid-murid sekolah menampilkan pertunjukkan kesenian sebagai perwakilan dari kelas atau klubnya. Festival ini menjadi kenangan bagi murid-murid saat mereka menjelang kelulusan.
Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini di Jepang
Pendidikan anak-anak di Jepang sebenarnya tidak hanya ditanamkan di sekolah, tetapi juga sejak kecil berada di rumah. Bagi orang Jepang, pendidikan anak usia dini sangat penting sebab nilai-nilai tata krama harus ditanamkan sedari awal. Dengan demikian, sekolah adalah pihak yang mendukung untuk menguatkan nilai-nilai tersebut.
Anak-anak diprioritaskan pendidikan moral, bukan hanya skill dan kepintaran mata pelajaran saja. Mereka tidak harus berkompetisi secara akademik saat masih kecil. Justru, kebersamaan, rasa memiliki, dan tanggung jawab lah yang dibangun. Selain itu, kreativitas pun ditekankan. Maka tak heran apabila generasi-generasi Jepang tumbuh menjadi manusia yang kreatif dan beretika profesional.
Di berbagai tingkatan sekolah di Jepang guru tidak berperan sebagai pemberi materi. Mereka hanya mengarahkan anak-anak untuk memberi pengertian yang benar serta mengembangkan pemahaman. Kualitas sekolah yang hampir merata di seluruh wilayah Jepang membuat negara ini wajar dijadikan pilihan studi bagi anak-anak dari seluruh dunia.
Baca juga: Seifuku: Seragam Sekolah Jepang Dulu dan Sekarang