Animasi telah menjadi bagian dari budaya pop Jepang yang terkenal di seluruh dunia. Anime, sebutan untuk karakter dalam animasi Jepang adalah hasil karya dari para animator. Pekerjaan seorang animator tampak menyenangkan karena dekat dunia kreatif dan teknologi. Tidak salah jika gaji animator di Jepang banyak diperbincangkan.
Studio-studio animasi di Jepang telah menelurkan karya yang mendunia. Saking populernya, banyak orang yang ingin belajar menjadi animator langsung di Jepang. Mereka berharap bisa bekerja sebagai animator di Jepang. Sebelum buru-buru pergi ke Jepang untuk jadi animator, simak dulu serba-serbi kehidupan dan pekerjaan seorang animator di Jepang dalam artikel ini.
Daftar Isi
Tanggung Jawab vs Gaji yang Didapat
Gap Gaji Animator Muda dan Animator Senior
Hampir Terlupakan, Ini 5 Studio Animasi di Jepang
Tanggung Jawab vs Gaji yang Didapat
Sebagai negara penghasil anime, Jepang memiliki banyak sekali animator. Rata-rata orang Jepang mampu menggambar manga dan anime, jadi tidak sulit mencari orang yang bisa bekerja sebagai animator. Proyek pembuatan anime juga selalu tersedia di Jepang.
Namun, banyaknya proyek dan lapangan kerja bagi animator tidak lantas membuat pekerjaan ini memiliki gaji yang tinggi. Gaji animator di Jepang justru seringkali tidak sebanding dengan tanggung jawab dan beban kerjanya. Percaya atau tidak, animator di Jepang banyak yang bergaji rendah.
Seorang animator harus setidaknya membuat 300-500 frame dimana untuk satu episode bisa memiliki 3000-10.000 frame. Pengerjaan satu episode bisa memakan waktu satu minggu dengan bayaran yang tidak begitu besar apalagi untuk animator freelance.
Di tahun 2017, gaji seorang animator pemula adalah sekitar 770 yen per jam. Jika seorang animator pemula bekerja 8 jam sehari, kira-kira ia bisa membawa pulang uang sekitar 15 juta rupiah. Tampak besar memang, namun jika dibandingkan dengan mahalnya biaya hidup di Jepang, bayaran ini cenderung rendah. Bahkan lebih rendah dari karyawan minimarket yang bisa mengantongi 900 yen per jam.
Moncernya industri animasi di Jepang tidak yang diklaim mampu membukukan penjualan sampai 220 triliun rupiah tidak berdampak apa-apa pada studio animasi. Pun bagi para animator yang bekerja keras bahkan terkesan dieksploitasi. Pasalnya, pendapatan dari industri animasi tidak ada yang masuk ke studio animasi di Jepang.
Budaya kerja workaholic, banyaknya proyek dan schedule yang padat membuat banyak animator yang meninggalkan pekerjaan mereka. Bagi animator yang bekerja di perusahaan atau industri, gaji yang diterima lebih banyak daripada yang freelance. Namun tetap saja, animator di perusahaan gajinya tergolong kecil.
Artikel Pilihan
Gap Gaji Animator Muda dan Animator Senior
Di Jepang, tidak ada batasan usia untuk menjadi seorang animator. Di sebuah studio animasi, bisa dijumpai animator yang berusia 60 tahun, merekalah generasi senior. Gaji animator muda berusia 20 - 24 tahun tentu tidak sama dengan animator senior.
Perbedaan gaji animator di Jepang ini ternyata menimbulkan masalah tersendiri pasalnya gap gaji terlalu jauh padahal tanggung jawabnya sama. Animator muda dan senior sama-sama harus memenuhi target pekerjaan yaitu membuat anime. Gaji animator muda di Jepang per tahunnya sekitar 1,5 juta yen. Tampak besar namun ini belum bisa mencukupi biaya kebutuhan hidup yang tinggi di Jepang.
Sedangkan untuk animator senior di perusahaan animasi besar, mereka bisa membawa pulang uang sekitar 5 juta yen setahunnya. Tentu ada gap yang sangat lebar antara animator muda dan senior. Ini memicu keengganan dari kaum muda di Jepang untuk menjadi animator. Tentu ini sangat berbahaya dampaknya bagi masa depan bisnis anime di Jepang.
Pola Kerja Animator di Jepang
Para animator di Jepang bekerja sangat keras bahkan terkesan seperti kerja paksa. Banyak di antara mereka yang bekerja lebih dari 11 jam sehari. Tidak jarang mereka tidak punya waktu untuk perjalanan pulang dan memilih tidur di kantor.
Ada sebutan yang umum di Jepang tentang para animator yaitu orang-orang yang bau. Ini karena mereka kadang tidak punya waktu untuk mandi karena padatnya jam kerja. Deadline yang ketat dan banyaknya frame yang harus dikerjakan membuat mereka tidak punya waktu untuk sekedar mengurus diri.
Animator-animator muda justru banyak yang memilih bekerja secara freelance. Dengan cara seperti ini mereka bisa mengerjakan proyek yang bisa mereka kerjakan saja. Ketika tidak ada proyek, mereka bisa bekerja sambilan yang lain sambil menunggu proyek lain datang.
Bagi animator yang bekerja tetap untuk sebuah studio, waktu mereka kebanyakan habis di studio. Tuntutan atau pesanan dari klien sangat banyak dan itu membuat para animator harus bekerja keras. Pengerjaan satu frame saja membutuhkan waktu yang lama karena karakter anime di Jepang adalah sangat memperhatikan detail.
Pola kerja yang bisa dibilang tidak sehat ini mengancam kelangsungan hidup bisnis anime di Jepang. Banyak dari para animator itu yang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan mereka. Gaji animator di Jepang serta dianggap tidak sebanding dengan tuntutan yang sangat tinggi serta resiko stress secara mental.
Hampir Terlupakan, Ini 5 Studio Animasi di Jepang
Studi animasi berkontribusi besar untuk industri animasi di Jepang. Namun, beberapa pelopor justru mulai dilupakan padahal kontribusinya masih besar. Berikut ini daftar 5 studio animasi di Jepang yang karyanya telah dinikmati masyarakat dunia:
1. A-1 Picture
Fans berat anime pasti kenal dengan studio A-1 Picture yang menelurkan karya Sword Art Online dan Darling in the FranXX. Produktivitas dari studio ini sangat tinggi bahkan bisa menghasilkan 4 judul series anime dalam satu season. Gambar dari studio yang satu ini sangat indah dan dan memiliki opening soundtrack yang memukau.
2. Ufotable
Ufotable terkenal dengan warna-warna mencolok pada anime-nya. Animator di studio ini sangat berbakat dan semua karakter digambar secara manual. Karya dari studio ini salah satunya adalah seri Fate yang episodenya sangat banyak. Sayangnya, studio ini hanya mampu menghasilkan satu serial dalam satu tahunnya. Ini karena tingkat kesulitan yang tinggi dan detail yang cukup rumit.
3. Trigger
Animator di studio Trigger adalah jebolan studio Gainax yang legendaris. Anime hasil karya studio Trigger cukup unik karena alur ceritanya sulit ditebak dan mengandung pesan tersembunyi. Trigger dikenal dengan anime-nya yang gelap dan sedikit berat, contohnya pada Kill La Kill. Namun, pada karyanya yang lain, Trigger mampu menghasilkan anime kawaii yang dikenal ringan serta menghibur.
4. White Fox
White Fox adalah studio yang menggarap semua genre dengan pengerjaan yang mengedepankan detail. Review yang didapat oleh studio ini selalu bagus dan memuaskan. Karya-karya dari studio yang satu ini selalu populer seperti Akame ga Kill, Jorgmungand, serta The Devil is a Part Timer. Tak lupa masterpiece dari studio ini yaitu Steins:Gate serta Re:Zero.
5. Madhouse
Madhouse adalah inspirasi bagi studio-studio animasi di seluruh dunia. Sejak berdiri di tahun 1972, Madhouse menelurkan karya-karya yang memukau seperti Black Lagoon, Death Note, Hunter x Hunter, dan Kaiji. Film Hollywood seperti Black Swan dan juga Inception terinspirasi dari karya studio ini yaitu Perfect Blue dan Paprika.
Kesimpulannya, dibalik sebuah anime yang seringkali memukau mata dan mengaduk-aduk emosi penonton, ada para animator yang bekerja sangat keras. Gaji animator di Jepang tampaknya harus diperbaiki karena karya seseorang apalagi yang mendunia haruslah dihargai dengan layak.
Baca juga: Budaya Pop Jepang yang Mengglobal dan Menarik Hati Banyak Orang