Jepang adalah salah satu negara yang terkenal dengan keragaman budaya yang dimilikinya. Keragaman ini membawa Jepang menjadi semakin terkenal di seluruh dunia dan menjadi destinasi wisata. Selain pemandangannya, Jepang juga terkenal tentang festivalnya yang beragam, salah satunya adalah Festival Hinamatsuri.
Ketika cuaca menjadi lebih hangat, keseluruhan Jepang sedang mengucapkan selamat tinggal kepada musim dingin. Musim liburan di Jepang juga sebentar lagi telah tiba dan ini waktu yang pas untuk festival Hina Matsuri. Diadakan pada tanggal 3 Maret, festival ini juga berarti festival boneka, berdoa untuk kebahagiaan dan kesuksesan.
Daftar Isi
- Sejarah Panjang Hinamatsuri
- Peletakan Benda di Tingkat Berbeda
- Makanan Khas Hinamatsuri
- Acara dalam Festival
Sejarah Panjang Hinamatsuri
Dalam bahasa Jepang sendiri, festival Hina Matsuri ini juga dikenal dengan sebutan Momo no Sekku atau festival buah peach. Festival ini bermula pada saat periode Heian. Masyarakat Jepang pada saat itu percaya akan boneka mempunyai kekuatan untuk mengontrol setan atau iblis.
Dulu, masyarakat setempat biasa meletakkan boneka di sungai kemudian menghanyutkannya hingga mencapai lautan. Kegiatan tersebut biasa disebut dengan nagashi bina yang menyimbolkan bahwa kekuatan gaib akan dibawa oleh boneka-boneka itu.
Festival kuno seperti itu masih dijalankan hingga saat ini di beberapa wilayah bagian Jepang. Boneka yang dihanyutkan tadi kemudian akan diselamatkan setelah berada di laut untuk kemudian dikirim ke kuil. Di kuil, nantinya akan dilakukan beberapa ritual terhadap boneka tersebut lalu dibakar.
Tradisi meletakkan boneka di rumah sebagai display yang ada saat ini bermula pada saat periode Edo. Biasanya, boneka-boneka tersebut akan diletakkan di sana selama pertengahan bulan Februari dan dikembalikan kembali setelah festival selesai.
Penyingkiran boneka yang ada di festival ini harus segera dilakukan setelah selesai festival. Ada mitos setempat yang mengatakan jika terlalu lama menyingkirkan boneka-boneka tersebut, maka anak wanita nantinya akan sulit menikah.
Artikel Pilihan
Peletakan Benda di Tingkat Berbeda
Tidak ada peletakan berurutan dari kanan ke kiri yang dianut oleh keseluruhan wilayah Jepang. Semuanya bergantung pada tradisi yang ada di setiap keluarganya dan juga lokasi, tetapi perihal tingkatan, semuanya sama. Setiap layer di tiap tingkatan tersebut ditutup dengan karpet merah atau disebut dengan dankake atau hi-mosen.
1. Letak Paling Atas (Tingkat Pertama)
Di bagian paling atas, terdapat dua boneka yang biasa disebut dengan boneka kekaisaran atau dairi-bina. Kata dairi berarti tempat kerajaan di mana ada boneka obinna yang memegang tongkat ritual dan juga mebina yang memegang kipas. Sepasang boneka tersebut biasa juga diketahui dengan nama tono dan hime, raja dan ratu.
Kedua boneka itu biasa juga dikenal dengan permaisuri dan kaisar yang hanya menyimbolkan posisi saja, bukan secara individual. Tetapi ada juga dua jenis boneka tersebut yang berasal dari periode Meiji yang mencerminkan kaisar dan permaisuri pada saat itu. Biasanya, keduanya diletakkan di depan byobu dan hibokuro.
2. Bagian Kedua
Di bagian kedua, ada 3 boneka pembantu yang disebut dengan san-nin kanjo yang biasanya berfungsi memberikan sake ke obinna dan mebina. Dua dari boneka tersebut biasanya berpose berdiri dengan memegang peralatan saji yang berbeda. Satu membawakan yang berlengan panjang, nagae no chosi, satunya lagi pendek, kuwae no chosi.
Satu boneka yang berada di tengah seringkali dalam posisi duduk ataupun berdiri dengan satu meja kecil. Ketika boneka di tengah duduk, maka posisinya bersimpuh sangat sopan dan anggun. Ada juga aksesoris yang diletakkan di antara perempuan tersebut yang disebut Takatsuki dengan jajanan manis termasuk hishimochi.
3. Baris Ketiga
Pada baris ketiga diisi semuanya oleh boneka laki-laki saja tanpa adanya boneka wanita. Di baris ini, ada lima musisi laki-laki yang disebut gonin bayashi. Ada set lama yang berisi 7 atau 10 musisi dengan satu musisi wanita diantaranya. Kesemuanya memegang instrumen khas berbeda kecuali penyanyinya yang memegang kipas.
Satu orang di antaranya akan duduk dengan memegang drum kecil (taiko) dan satu lagi memegang drum besar (Otsuzumi) dengan posisi berdiri. Ada lagi drum tangan (Kotsuzumi) yang dipegang oleh boneka laki-laki dalam posisi berdiri. Satu lagi memegang flute atau Yokobue duduk.
4. Baris Keempat
Ada set yang berbeda di baris keempat boneka hinamatsuri ini yakni dua perdana menteri atau biasa juga sebagai bodyguards. Keduanya biasa dipersenjatai lengkap dengan panah dan busurnya. Boneka yang memiliki posisi bagian kanan di sini berarti lebih muda dan di sebelah kiri cenderung lebih tua dan senior.
Di antara kedua boneka tersebut, diletakkan beberapa makanan manis yang di taruh di atas mangkuk. Beberapa hiasan tersebut melambangkan hadiah untuk pasangan kaisar dan permaisurinya. Di bawah menteri tersebut diletakkan hiasan berupa pohon jeruk mandarin dan juga bunga sakura.
5. Baris Kelima
Pada baris kelima ini, ada beberapa tanaman dan juga tiga boneka yang bersifat sebagai pelindung dari permaisuri dan kaisar. Ketiganya dilambangkan dengan pemabuk atau peminum yang memiliki kebiasaan berbeda ketika mabuk.
Satu boneka disebut sebagai nakijogo atau pemabuk yang memiliki kebiasaan menangis. Ada juga boneka okorijogo atau si pemabuk yang tukang marah dan satunya lagi waraijogo atau pemabuk yang suka tertawa.
6. Baris Keenam
Dalam boneka yang dipajang di festival hinamatsuri ini, ada baris keenam yang biasanya hanya bersifat sebagai tambahan saja. Ada boneka tansu atau lemari dengan lima laci dan nagamochi atau peti yang berbentuk memanjang dengan fungsi sebagai tempat penyimpanan kimono.
Di baris ini juga ada hasamibako, sejenis tempat penyimpanan pakaian juga tetapi berdimensi lebih kecil dan diletakkan di atas nagamochi. Ada juga kyodai atau tempat berias dengan cermin, peralatan menjahit (haribako), dua anglo, serta satu set peralatan minum teh.
7. Baris Ketujuh
Ini adalah barang yang biasa digunakan keluarga istana ketika bepergian dan jauh dari istana. Ada satu set jubako atau set kotak makan dengan tali, gokago atau tandu, dan juga goshoguruma sejenis kereta yang ditarik oleh lembu.
Baris ketujuh ini sebenarnya sama dengan baris keenam yang hanya berfungsi sebagai tambahan saja. Di baris ini juga ada hanaruguma atau seekor lembu penarik yang digambarkan dengan gerobak bunga.
Makanan Khas Hinamatsuri
Seperti yang diketahui dari Jepang, makanan dan minuman memiliki peran penting dalam festival ini. Biasanya, makanan yang menjadi favorit adalah anggur beras dengan kue beras. Dihidangkan juga bunga persik, shiro-zake atau anggur beras putih yang difermentasi, dan juga hishimochi.
Ada makanan unik yang biasa disajikan untuk anak-anak perempuan di hari festival ini. Biasanya akan disajikan makanan gurih seperti chirashi atau makanan seperti sushi yang diberi cuka dengan tambahan ikan mentah. Ada juga sup kerang, nasi dengan beras merah dan kedelai, serta edamame.
Acara dalam Festival
Inti dari perayaan festival ini sebenarnya berada pada hiasan boneka Hina-Ningyo bersama dengan ketujuh baris tadi. Tetapi ada juga makanan yang memang dijual oleh toko atau kedai bertepatan dengan acara festival. Adat Nagashi Bina pun masih dijalankan hingga sekarang.
Hinamatsuri memiliki beragam adat berbeda yang sangat menarik untuk dialami sendiri karena memang tidak ada lagi di negara lain. Jepang dan keunikannya yang satu ini benar-benar tidak boleh dilewatkan.
Baca juga: Libur di Jepang Ada di Setiap Musim, Lho! Cek di Sini Tanggalnya!