Jenis Baju Tradisional Jepang Tidak Hanya Kimono. Kenali Perbedaannya!

WeXpats
2020/01/22

Kostum tradisional Jepang adalah salah simbol kebangsaan. Kita dapat melihat berbagai jenis gaya, tekstil dan desain kain yang mengagumkan dalam kostum tersebut di seluruh dunia. Kostum tradisional Jepang terkait erat dengan adat yang telah dipraktikan di suatu daerah sehingga masing-masing pola pakaian mewakili wilayah atau agama untuk mengekspresikan siapa mereka. 

Kostum tradisional Eropa memiliki pola pakaian yang sama dan korset telah digunakan untuk membuat garis tubuh wanita agar terbentuk menjadi 'jam pasir'. Namun berbeda dengan Eropa, di sisi lain, kimono Jepang menyembunyikan garis tubuh wanita. Perbedaan pada kedua pakaian ini menunjukkan pendekatan yang berbeda tentang bagaimana orang dan masyarakat memandang pakaian dan wanita. 'Jam pasir' adalah simbol feminitas dalam tradisi Eropa, tetapi tidak berlaku di Jepang. Hal ini menjelaskan bahwa kostum tradisional Jepang tidak hanya pakaian untuk menghias tubuh wanita, tetapi juga untuk mengekspresikan identitas hidup dan budaya mereka.

Salah satu yang paling terkenal adalah kimono. Namun, pakaian tradisional Jepang yang kental akan budaya Jepang itu sendiri ada beberapa jenis. Berikut penjelasannya!

Baju Tradisional Jepang, Kimono

Kimono secara harfiah berarti 'sesuatu untuk dipakai'. Sejak dulu, kimono digunakan untuk pakaian sehari-hari yang dipakai oleh pria dan wanita. Namun, karena pengaruh Barat pada akhir abad ke-19, penggunaannya sebagai baju sehari-hari mulai berkurang secara bertahap. Saat ini, kimono sebagian besar dipakai untuk acara-acara khusus dan formal, seperti upacara pernikahan dan lain-lain. Kode berpakaian kimono ditunjukkan oleh berbagai warna, pola, dan desain berdasarkan usia dan status perkawinan.

Kimono gaya tradisional dibuat dari potongan-potongan panjang kain sutra, dijahit bersama-sama dengan tangan. Pakaian kimono lengkap terdiri dari 12 potongan kain atau lebih. Panjang jubah berbentuk huruf T dapat disesuaikan dengan melipat kain berlebih di sekitar pinggang dan mengamankan lipatannya dengan sabuk himo koshi sebelum melapisi area pinggang dengan obi. Pastikan bahwa kamu melipat sisi kerah kiri ke kanan karena arah sebaliknya hanya digunakan untuk berpakaian orang mati untuk penguburan.

Seiring berjalannya waktu, kimono mendapatkan reputasi yang tidak terlalu baik karena tidak nyaman dan sulit dipakai. Namun, setelah mengalami beberapa pembaharuan dan sejak pergantian abad, jumlah penggemar kimono terus tumbuh, tidak lupa mempromosikan pakaian sebagai item pakaian yang nyaman dan modis.Orang-orang yang cenderung memakai kimono paling sering adalah pria dan wanita dengan usia lebih tua, geisha, maiko dan pegulat sumo.

Yukata, Baju Khas Jepang di Musim Panas

Yukata (浴衣) adalah versi kasual dari kimono. Yukata adalah jubah yang biasanya terbuat dari katun atau kain sintetis, dililit dan diikat ke tubuh dengan selempang (obi). Yukata secara harfiah berarti "kain mandi", yang pada tujuan awalnya dibuat memang untuk mandi. Secara tradisional, pakaian dikenakan setelah mandi di pemandian umum, berfungsi sebagai cara cepat untuk menutupi tubuh dan menyerap sisa kelembaban.

Tepatnya, yukata sering dipakai di kota-kota onsen. Secara khusus, pakaian ini adalah kode berpakaian khas untuk tamu di ryokan. Mengunjungi kota onsen dapat memberikan pengalaman menyenangkan berjalan-jalan dengan yukata dan geta (bakiak kayu), menghasilkan pemandangan yang mengingatkan kita pada Jepang abad-abad lalu.

Baru-baru ini, yukata juga menjadi cara berpakaian untuk festival musim panas. Desain yang semakin modis telah muncul ke tingkat yang kadang-kadang sulit bagi mata yang tidak terlatih untuk membedakan antara yukata dan kimono. Yukata untuk pria umumnya memiliki warna lebih gelap atau lebih tenang, sedangkan untuk wanita muda biasanya cerah dan berwarna-warni, seringnya dengan desain bunga. Yukata untuk wanita dewasa cenderung lebih kalem dan kurang mencolok.

Ryokan: Penginapan Tradisional Jepang dan Pemandian Air Panas

Hakama, Baju Jepang untuk Upacara Kelulusan

Hakama adalah celana mirip rok yang dikenakan oleh beberapa Aikidoka. Penggunaan hakama dimulai sebagai pakaian lama di zaman kuno dan dalam waktu yang lebih baru telah dipakai sebagai bagian standar dari pakaian upacara pria dan seniman bela diri. Standar yang dikenakan di Aikido dan juga dalam seni bela diri lainnya seperti Judo atau Karate awalnya dipakai di bawah pakaian. Mengenakannya adalah bagian dari tradisi sebagian besar sekolah Aikido. Awalnya, hakama dikenakan sebagai pakaian luar untuk melindungi kaki para prajurit samurai saat mereka mengendarai kuda mereka. Namun karena samurai lebih sedikit menggunakan kuda, mereka seterusnya mengenakan hakama sebagai sejenis seragam pengenal. 

Hakama pada awalnya dimaksudkan untuk melindungi kaki penunggang kuda dari memar dan lain-lain, seperti cowboy yang menggunakan sepatu kulit. Karena kulit sulit didapat di Jepang, kain tebal lah yang akhirnya digunakan. Setelah samurai tidak menunggangi kuda lagi, mereka tetap memakai pakaian penunggang kuda karena hakama ini membuat mereka berbeda dan membuat mereka mudah dikenali.

Furisode, Baju Jepang Anggun yang Menawan

Furisode, secara harfiah berarti "lengan yang berayun" adalah gaya kimono yang dapat dengan mudah dibedakan karena bagian lengannya yang panjang dan panjangnya beragam mulai dari 85 sentimeter untuk kofurisode (小 振 袖) hingga 114 sentimeter untuk sebuah daifurisode (大振 袖). Furisode adalah gaya kimono paling formal yang dikenakan oleh wanita muda yang belum menikah di Jepang.

Furisode terbuat dari sutra yang sangat halus, berwarna cerah, dan biasanya disewa atau dibeli oleh orang tua untuk dipakai anak perempuan mereka ketika merayakan Coming of Age Day, hari pada tahun mereka berusia 20 tahun. Dengan mengenakan furisode, seorang wanita muda menandakan bahwa dia lajang dan sudah dewasa secara hukum, maka dengan demikian sudah siap untuk menikah. Dalam pengertian ini, sebuah furisode mungkin disamakan dengan gaun formal dikenakan oleh debutan di Barat.

Furisode umumnya dipakai untuk fungsi sosial formal seperti upacara minum teh atau upacara pernikahan kerabat. Karena furisodes bisa sangat mahal, banyak wanita yang menyewanya sesuai kebutuhan daripada membelinya.

Menurut teks abad ke-17, anak laki-laki dapat mengenakan furisode sampai usia 18 tahun atau sampai mereka mencapai usia dewasa, sementara anak perempuan seharusnya berhenti memakainya pada hari pernikahan atau saat ia mencapai usia ke-20. Pada awalnya furisode tidak dibedakan secara mencolok bagi kedua jenis kelamin, tetapi desain kain mulai menjadi lebih conding ke gender perempuan pada abad ke-19. Pada abad ke-20 furisode benar-benar menjadi terbatas hanya perempuan, sebagai bagian dari meningkatnya kekhususan atau kejelasan gender dari pakaian anak-anak yang berkembang setelah masuknya pengaruh Barat. 

Happi, Outer Simpel untuk Festival Jepang

Happi adalah mantel tradisional berlengan lurus. Mereka biasanya dipakai hanya selama festival. Biasanya ini mewakili lambang keluarga, karena happi dipakai oleh pelayan rumah. Pemadam kebakaran di masa lalu juga digunakan untuk memakai happi, simbol di punggung mereka merujuk pada kelompok yang mereka asosiasikan. 

Haori, Outer Kimono Penghangat Badan

Haori adalah mantel ringan sepanjang jaket yang dikenakan di atas kimono. Haori untuk pria sedikit lebih pendek dan cenderung dibuat dalam desain yang sederhana, sedangkan untuk wanita menampilkan variasi warna dan pola yang lebih besar. Dalam beberapa tahun terakhir, haori telah menaklukkan kancah mode global sebagai jaket yang trendi.

Jinbei, Baju Khas Jepang untuk Pria

Pakaian dua potong ini, terdiri dari celana pendek dan jaket lengan pendek, secara tradisional dipakai oleh pria, tetapi baru-baru ini menjadi sangat populer di kalangan wanita juga dengan desain seperti yukata-nya. Terbuat dari katun atau linen, sangat cocok untuk hari-hari musim panas yang panas dan sebagian besar dipakai di sekitar rumah atau di festival kembang api. Lengan baju jinbei tidak langsung dijahit ke jaket, tetapi dilampirkan dengan benang linen, yang membentuk celah terbuka untuk sirkulasi udara.

Berburu Makanan Festival Jepang. Semuanya Wajib Kamu Coba!

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Tradisi budaya Jepang/ Jenis Baju Tradisional Jepang Tidak Hanya Kimono. Kenali Perbedaannya!

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie