Adat Jepang di Keluarga dan Masyarakat yang Masih Dilestarikan Sampai Sekarang

WeXpats
2020/09/14

Jika membicarakan adat Jepang, ada banyak hal yang bisa dibahas. Namun dalam tulisan ini yang akan dibicarakan adalah macam-macam upacara adatnya serta sejumlah kebudayaan Jepang yang terkenal secara internasional. Sebab kegiatan seremonial Jepang memiliki hal-hal unik untuk diulas dan diambil pelajarannya. Satu lagi, ada juga tradisi mereka yang sangat memperhatikan kelestarian lingkungan sekitar.

Daftar Isi

Belajar dari Jepang yang Memelihara Budayanya

Macam-Macam Upacara Adat Jepang Dalam Keluarga

Beberapa Kebudayaan Jepang yang Sudah Mendunia

Tradisi untuk Lingkungan Hidup

Belajar dari Jepang yang Memelihara Budayanya

Kecintaan terhadap seni budaya telah ditanamkan sejak usia dini pada anak-anak Jepang. Di bangku Taman Kanak-Kanak (TK), mereka tidak dituntut untuk pintar secara akademis. Pembiasaan hidup dan tanggung jawab terhadap diri sendiri adalah fokus utamanya. Pendidikan tersebut dilengkapi dengan berbagai keterampilan seni, seperti bernyanyi, lukis, tari, teater, dan sebagainya.

Menginjak ke pendidikan yang lebih tinggi, aturan-aturan di sekolah menjadi pembentuk karakter mereka. Inipun didukung dengan budaya di dalam keluarga serta kehidupan di masyarakat. Seluruh pihak mendukung dalam pelestarian budaya dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hal kecil, seperti saat makan, kebiasaan saat bertamu, hingga penyelenggaraan berbagai acara.

Oleh sebab itu, jika bangsa lain berinteraksi dengan orang Jepang, mereka akan sangat merasakan adat Jepang yang kental di berbagai aspek kehidupan. Nilai-nilai adat tidak bisa dipisahkan dan menjadi bagian dari diri setiap warga Jepang. Jadi jangan heran kalau tradisi Jepang cepat terkenal karena dibawa oleh setiap individunya. Di mana pun mereka berada, mereka tidak seperti “kacang yang lupa akan kulitnya”.

Macam-Macam Upacara Adat Jepang Dalam Keluarga

Nilai-nilai leluhur sangat kuat ditanamkan dari dalam keluarga. Berbagai ritual dilaksanakan tak hanya untuk mengenang arwah mereka yang telah pergi, tetapi juga untuk merayakan hal-hal spesial. Di bawah ini adalah beberapa upacara adat Jepang yang dilakukan dalam keluarga pada momen-momen tertentu:

1. Obi Iwai

Acara ini dikenal juga dengan tradisi perayaan obi atau sabuk untuk kimono. Dalam acara tersebut obi dipakaikan kepada wanita yang sedang hamil untuk melindungi bayinya. Harapannya bayi yang sedang dalam kandungan bisa lahir dengan sehat dan selamat. Maka, beberapa keluarga ada yang menyelenggarakannya di kuil sambil do’a bersama. Hari peringatannya disebut “hari anjing”, yakni di bulan kelima kehamilan.

2. Oshichiya

Dalam adat Jepang, bayi yang lahir tidak langsung diumumkan namanya. Pihak keluarga harus menunggu hingga malam ketujuh barulah diselenggarakan oshichiya. Di sini nama si bayi diberitahukan secara resmi dan biasanya si ayah menuliskan nama serta tanggal kelahiran di atas kerta putih kaligrafi tradisional Jepang. Ini adalah upacara pertama saat seseorang lahir ke dunia secara kebudayaan Jepang.

3. Omiyamairi

Setelah satu bulan lahir, perayaan selanjutnya adalah omiyamairi. Ini merupakan upacara ketika si bayi pertama kali mengunjungi kuil. Tujuannya tak lain untuk menunjukkan bayi kepada dewa-dewa agar diberikan kebahagiaan dan kesehatan selalu. Bayi akan dipakaikan baju formal dari pihak keluarga ibu, kemudian si nenek yang akan menggendongnya hingga masuk kuil.

4. Okuizome

Pada saat upacara okuizome akan ada banyak hidangan tradisional yang disajikan. Acara ini diselenggarakan untuk merayakan hari pertama seorang anak mengigit makanan. Biasanya diadakan pada hari ke-100 atau ke-120 setelah kelahiran. Alat makan berwarna merah digunakan untuk anak laki-laki, sedangkan anak perempuan alat makannya berwarna hitam. Orang tua si bayi akan bergiliran menyuapi sambil melayangkan do’a agar anaknya dianugerahi banyak makanan.

5. Hatsu-zeku

Setiap tanggal 3 Maret pertama dalam hidup anak perempuan akan diselenggarakan upacara hatsu-zeku. Sedangkan untuk anak laki-laki hatsu-zeku jatuh pada tanggal 5 Mei. Jika anaknya perempuan, maka para orang tua akan membuat dekorasi boneka-boneka hina, menyajikan berbagai macam sushi, dan menghidangkan sake. Namun kalau anaknya laki-laki hiasannya adalah boneka-boneka samurai dan baju zirah, serta di bagian luar akan dipasang koinobori (bendera ikan berbentuk ikan koi).

6. Shichi-go-san

Sama halnya seperti hatsu-zeku, upacara shichi-go-san pun berlaku bagi anak laki-laki dan perempuan. Shichi-go-san anak laki-laki diselenggarakan pada saat si anak berusia 3 dan 5 tahun, sedangkan untuk anak perempuan ketika mereka menginjak usia 3, 5, dan 8 tahun. Anak-anak akan mengenakan kimono formal dan pergi ke kuil untuk melakukan do’a khusus. Setelah itu mereka bisa berfoto dengan keluarga untuk mengenang momen spesial tersebut.

7. Seijinshiki

Berdasarkan adat Jepang, setiap anak yang memasuki usia dewasa harus diadakan ritual khusus, yaitu seijinshiki. Ini termasuk hari peringatan besar di Jepang, bahkan dijadikan hari libur nasional. Sebab setiap anak yang menginjak usia 20 tahun akan memakai kimono formal untuk menghadiri upacara seijinshiki di kotanya. Sejak inilah anak-anak diberi tanggung jawab lebih dan bisa lebih banyak berpartisipasi dalam masyarakat.

Beberapa Kebudayaan Jepang yang Sudah Mendunia

Kesenian dan kebudayaan Jepang yang khas membuat banyak orang menyukainya. Beberapa orang sampai membentuk komunitas untuk terus melakukan kegiatan ini. Maka tak heran kalau hal-hal di bawah ini kemungkinan ditemukan di negara lainnya, yaitu:

1. Ikebana

Ini adalah seni merangkai bunga menggunakan berbagai jenis bunga dan rumput-rumputan. Tujuannya tak hanya menciptakan keindahan, namun juga keseimbangan agar hasilnya proporsional. Tiga unsur utama yang diperhatikan adalah langit, bumi, dan manusia. Inilah yang membedakan ikebana dengan seni merangkai bunga dari barat. Ada beberapa aliran ikebana, seperti harus menyusun dari bagian depan atau merangkai dalam bentuk tiga dimensi.

2. Sado/Chado

Sado/Chado adalah adat Jepang yang paling khas, unik, dan terkenal di dunia. Acara minum teh ini tidak sembarangan, melainkan ada ritual khusus yang memiliki makna dalam setiap gerakannya. Tuan rumah tidak hanya menyajikan teh, tetapi juga harus tepat dalam memilih lukisan dinding (kakejiku), bunga (chabana), hingga peralatan yang digunakan. Upacara minum teh ini sangat filosofis dan banyak komunitas yang kini turut melestarikannya di berbagai negara.

3. Matsuri

Matsuri merupakan nama lain dari festival. Ada banyak sekali festival di Jepang setiap musimnya sepanjang tahun. Inilah salah satu daya tarik wisata Jepang karena acara-acara matsuri memiliki kekhasannya tersendiri. Hampir seluruh matsuri melibatkan banyak warga Jepang sehingga jalanan padat dan suasana begitu meriah.

4. Kabuki

Sebenarnya ada banyak seni pertunjukkan tradisional dari Jepang, namun yang terkenal adalah kabuki. UNESCO telah menetapkan kabuki sebagai warisan budaya asli Jepang yang diakui secara internasional. Para pemainnya mengenakan kostum mewah, tata rias yang mencolok, serta menari dengan gerakan yang indah. Kekhasan dari kabuki adalah pemainnya yang berwajah putih pucat seperti porselen.

5. Judo dan Sumo

Kedua olahraga ini sangat terkenal di berbagai negara, bahkan kini pemainnya ada yang dari non-Jepang. Namun ada dua perbedaan yang mencolok dari Judo dan Sumo, yaitu dari ukuran pemainnya. Seluruh pemain sumo berbadan gemuk dan tambun. Semakin besar badannya, maka kemungkinan menang pun semakin besar. Kebalikan dari sumo, para pemain judo harus menjaga badannya karena mereka harus bertahan dengan tangan kosong atau senjata yang minim dan mengandalkan pertahanan diri.

6. Shodo

Penulisan kaligrafi aksara Jepang yang indah disebut “shodo”. Kesenian ini sudah ada sejak lama dan dilakukan oleh kaum bangsawan serta samurai. Namun kini siapapun bisa menulisnya, misalnya untuk kartu ucapan ulang tahun atau tahun baru. Aksara Jepang ditulis di atas kertas bernama “washi” dengan kuas dan tinta. Ada tiga teknik yang digunakan saat membuat shodo, yaitu “gaisho” (teliti dalam bentuk dan urutan menulis), “gyosho” (bentuk sederhana dari gaisho), dan “sosho” (teknik bebas tanpa memperhatikan jumlah goresan dan bentuk huruf).

Tradisi untuk Lingkungan Hidup

Satu lagi tentang adat Jepang yang harus diketahui adalah bagaimana mereka memelihara lingkungan sekitar. Kebiasaan ini tidak hanya dilihat dari kedisiplinan dalam membuang sampah pada tempatnya dan sebagainya. Ada dua konsep yang sangat dihormati oleh masyarakat di sana, yaitu:

1. Mottainai

Orang Jepang jika mendengar kata “mottainai” akan sangat menghormati karena frasa ini menggambarkan sikap rendah diri dan rasa syukur sehingga orang Jepang tidak pernah menyia-nyiakan apa yang dimilikinya. Maka dari itu, perilaku reduce, reuse, dan recycle dilengkapi dengan sikap respect. Semua benda dijaga kondisinya dan dipakai secara maksimal hingga tidak dapat memberikan fungsi apapun lagi.

2. Oosouji

Oosouji dilakukan untuk menyambut tahun baru. Seluruh anggota keluarga melakukan bersih-bersih rumah secara besar-besaran supaya supaya debu dan kotoran di tahun lalu tidak menghambat keberkahan di tahun yang baru. Namun yang unik dari kebudayaan ini adalah sikap gotong-royong semua orang dalam menjaga kebersihan. Meski tidak selesai dalam satu hari, seluruh anggota keluarga berkomitmen untuk menciptakan suasana bersih dan baru di tempat tinggal mereka.

Adat Jepang memiliki nilai-nilai positif yang patut dicontoh oleh semua orang. Dimulai dari diri sendiri, lalu beranjak ke lingkungan sekitar. Bahkan tak sedikit yang memberikan dampak positif bagi pelakunya. Maka jangan heran kalau kebudayaan negara satu ini sangat diminati oleh orang-orang dari berbagai belahan dunia.

Baca juga: Ninja Jepang, Prajurit Rahasia yang Legendaris

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Tradisi budaya Jepang/ Adat Jepang di Keluarga dan Masyarakat yang Masih Dilestarikan Sampai Sekarang

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie