Matahari identik dengan logo Jepang. Namun sebenarnya negeri sakura ini memiliki banyak simbol yang kerap dikaitkan dengan kondisi masyarakat, pemerintahan, dan kebudayaannya. Contoh lainnya adalah bunga krisan yang dijadikan sebagai lambang kekaisaran Jepang. Untuk simbol-simbol lainnya, temukan pembahasannya dalam artikel di bawah ini.
Hal yang menarik saat membicarakan logo Jepang dan simbol-simbol lainnya adalah nilai filosofis di balik itu semua. Selalu ada pelajaran yang bisa dipetik dan dijadikan teladan meskipun bukan sebagai orang Jepang. Di tengah kesederhanaan dan kebijakannya, orang Jepang menghormati apapun yang ada di sekitarnya sehingga setiap hal memiliki makna tersendiri.
Daftar Isi
- Makna di Balik Warna Putih dan Lingkaran Merah
- Tentang Lambang Kekaisaran Jepang: Cap Bunga Krisan
- Mengenal Kamon: Simbol Kekeluargaan di Jepang
- Arti Khusus Lambang-Lambang dari Hewan
Makna di Balik Warna Putih dan Lingkaran Merah
Bendera Jepang adalah logo Jepang yang paling sering digunakan. Sekilas bendera ini terlihat kombinasi warna merah dan putih. Warna merah berbentuk lingkaran ditempatkan tepat di tengah bidang putih. Namun sebenarnya warna merah ini adalah warna crimson. Di samping itu, ukurannya pun harus 3/5 dari lebar bendera. Jadi membuat bendera Jepang harus detail dan tidak bisa sembarangan.
Nama resmi dari bendera Jepang adalah “Nissho-ki”, namun masyarakat Jepang banyak yang menyebutnya juga dengan “Hinomaru”. Walaupun demikian, arti keduanya sama, yaitu “lingkaran matahari”. Makna tersebut ditujukan untuk lingkaran merah, sedangkan warna putih melambangkan sikap jujur dan integritas dari orang Jepang.
Matahari diambil sebagai logo Jepang sebenarnya mewakili Dewi Amaterasu. Ia adalah dewi matahari dalam mitologi Jepang. Dalam kepercayaan agama Shinto, Dewi Amaterasu dianggap sebagai pendiri Jepang sekaligus nenek moyang para kaisar Jepang.
Selain bendera Nissho-ki atau Hinomaru, ada juga bendera Kyokujitsu-ki, yakni bendera tentara Jepang selama Perang Dunia berlangsung. Bendera ini kerap menjadi logo Jepang sebagai lambang kemenangan. Namun beberapa negara menganggap bendera tersebut tak pantas lagi dikibarkan karena melambangkan peperangan. Meski begitu, masih ada beberapa orang Jepang yang mengibarkan bendera ini di momen tertentu.
Artikel Pilihan
Tentang Lambang Kekaisaran Jepang: Cap Bunga Krisan
Bunga krisan pertama kali dibudidayakan di Tiongkok. Barulah sekitar pada 400 masehi dibawa oleh para biksu ke Jepang hingga akhirnya dijadikan logo Jepang sebagai lambang kekaisaran. Oleh sebab itu, orang Jepang menyebutnya “kikumon” (cap krisan) atau “ik kikunogomon” (lambang krisan).
Dulu, pada periode Meiji, kaisar Jepang menggunakan lambang bunga krisan dengan 16 kelopak bunga. Sedangkan untuk anggota keluarganya lambang ini sedikit dimodifikasi. Namun kini cap bunga krisan bisa ditemukan di beberapa benda, seperti passport atau barang-barang lain yang mewakili kekaisaran Jepang.
Bagi orang Jepang, kata “krisan” sendiri memiliki arti “kecantikan” dan “kemurnian”. Maka dari itu, bunga ini selalu hadir dalam perayaan “Festival of Happiness”. Bunga-bunga krisan yang hadir dalam festival memiliki kelopak yang besar saat mekar, menjuntai, dan berwarna mencolok.
Mengenal Kamon: Simbol Kekeluargaan di Jepang
Selain kekaisaran, ternyata keluarga di Jepang pun memiliki simbolnya sendiri. “Kamon” disebut juga dengan “mon”, “monsho”, atau “mondokoro” adalah simbol-simbol yang dipakai oleh keluarga Jepang untuk membedakan keluarga satu dengan lainnya. Dulu, kamon dijahitkan pada umbul-umbul, bendera, atau baju para pejabat atau para samurai.
Motif yang digunakan pada kamon adalah bunga, tanaman, angka, atau kombinasi diantaranya. Dengan melihat kamon, seseorang bisa mengetahui asal keluarga orang lain, garis keturunan, dan kedudukannya. Sebenarnya, kamon pertama kali digunakan hanya di kalangan bangsawan untuk menghiasi gerobak kendaraan. Namun semakin lama semakin banyak bangsawan dan hal ini menjadi kebiasaan yang diturunkan ke anak cucu mereka.
Kemudian, kebiasaan tersebut diikuti oleh para samurai untuk menunjukkan klan atau pencapaian mereka. Barulah pada zaman Edo para rakyat mulai melakukan hal yang sama, seperti kalangan petani, pemain teater, dan sebagainya. Akhirnya, hingga kini masyarakat Jepang memajang kamon sebagai simbol keturunan yang biasa ditunjukkan pada acara-acara tertentu.
Contoh dari kamon adalah bunga paulownia yang digunakan oleh Toyotomi Hideyoshi, desain mokko yang digunakan oleh klan Oda, dan sebagainya. Zaman sekarang, kamon tak hanya dipasang di baju atau umbul-umbul saja, tetapi bisa juga ditemukan pada batu nisan, gagang pedang, dan benda-benda lainnya yang dianggap penting.
Arti Khusus Lambang-Lambang dari Hewan
Logo Jepang tak hanya berasal dari matahari, bunga, dan tumbuh-tumbuhan saja. Hewan-hewan pun kerap dijadikan lambang bagi masyarakat Jepang. Setiap hewan memiliki maknanya masing-masing, berikut adalah hewan-hewan yang biasa dijadikan lambang di Jepang:
1. Ikan Koi
Ikan koi merupakan bahasa Jepang asli yang artinya “ikan air tawar”. Bagi masyarakat Jepang, ikan koi melambangkan ketekunan sebab ikan ini sering berenang dari hulu sungai dan menahan pada aliran yang deras. Selain itu, ikan koi juga menunjukkan sikap kesetiaan dan kerja keras. Oleh sebab itu, ikan koi sering dijadikan lambang pada acara pernikahan dan Festival Hari Anak pada tanggal 5 Mei.
2. Kupu-Kupu
Kupu-kupu sudah dijadikan simbol bagi masyarakat Jepang sejak zaman kuno. Hewan ini dipercaya sebagai bentuk jiwa yang sudah mati dan sedang melakukan perjalanan ke dunia lain. Namun kini kupu-kupu juga sering menjadi lambang wanita-wanita muda yang beranjak dewasa. Apabila simbol kupu-kupu muncul dalam acara pernikahan, artinya kebahagiaan diharapkan selalu menaungi keluarga baru tersebut.
3. Burung Bangau
Bangau disebut juga dengan “tsuru” yang memiliki arti umur panjang dan keberuntungannya. Dalam sebuah mitos Jepang, hewan ini dikisahkan dapat hidup hingga 1.000 tahun. Melihat maknanya yang begitu positif, maka dari itu burung bangau banyak dipakai masyarakat Jepang pada berbagai hal, misalnya motif kimono, dekorasi pernikahan, dekorasi acara tahun baru, dan sebagainya.
4. Kura-Kura
Orang Jepang menyebut kura-kura dengan sebutan “kame”. Sejak zaman dulu kura-kura melambangkan sebagai sikap kebijaksanaan, perlindungan, umur panjang, serta keberuntungan. Nilai kepercayaan ini sama seperti yang dipegang oleh orang-orang Tiongkok. Dilihat dari sisi lain, kura-kura juga dianggap sebagai simbol langit dan bumi. Bagian atas cangkang adalah sisi langit, sedangkan bagian bawahnya adalah bumi.
5. Naga
Naga memiliki makna tersendiri bagi orang Jepang. Hewan ini adalah simbol kedermawanan dan perlindungan bagi manusia. Oleh sebab itu, orang Jepang yang memiliki tato naga dianggap sebagai orang yang kuat, bijaksana, dan berani. Jika naga diberi warna, maka akan mempunyai makna tertentu. Misalnya, naga hitam berarti sosok yang berpengalaman dan bijaksana, naga biru adalah orang yang pemaaf dan baik hati, dan masih banyak lagi.
6. Singa
Meskipun singa bukan hewan asli Jepang, namun hewan ini banyak ditemui di berbagai tempat. Sosok singa melambangkan keberanian, kekuatan, serta perlindungan. Biasanya tempat-tempat ibadah dan wisata memajang patung singa untuk mengusir roh-roh jahat.
7. Kucing
Hewan kucing pun tak kalah pentingnya di tengah masyarakat Jepang. Kucing sangat dipercaya mampu membawa keberuntungan sehingga hewan ini dijadikan jimat oleh banyak orang. Mereka berharap dengan menyimpan atau memasang logo kucing dapat menjadi kaya, beruntung, dan hidup makmur. Maka jangan heran kalau di setiap toko Jepang akan menjumpai “Maneki Neko”, yaitu patung kucing yang tangannya bergoyang-goyang seakan sedang memanggil seseorang.
Ternyata memang logo Jepang menyimpan cerita-cerita menarik di baliknya. Itulah sebabnya mengapa orang-orang Jepang sering menyimpang jimat dengan lambang-lambang tertentu. Selain diharapkan bisa membawa hal-hal baik, mereka pun menghormati nilai filosofis sejarah yang diturunkan dari nenek moyangnya.