Pertempuran Okinawa, Peristiwa Berdarah dalam Sejarah Jepang

WeXpats
2021/01/08

Tanggal 1 April hingga 22 Juni 1945 menjadi hari-hari bersejarah bagi masyarakat Jepang. Mereka tidak akan melupakan peristiwa pertempuran Okinawa yang menyebabkan ratusan ribu orang meninggal. Tak heran kalau pertempuran ini menjadi salah satu perang terbesar dalam Perang Dunia II. 

Namun, puncak dari pertempuran ini adalah kehancuran Hiroshima dan Nagasaki akibat bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat. Kala itu adalah pertama kalinya bom atom digunakan. Mengetahui ada dua tempat berhasil dilumpuhkan, banyak pihak yang percaya kalau Amerika Serikat memiliki lebih dari satu bom atom dan siap dijatuhkan apabila Jepang tak kunjung menyerah. Maka akhirnya Jepang pun menyerah tanpa syarat ke pihak Sekutu pada 2 September 1945 dengan menandatangani sebuah perjanjian di atas kapal perang Amerika Serikat, Missouri, yang sedang berlabuh di Teluk Tokyo.

Daftar Isi

  1. Penyebab Terjadinya Pertempuran Okinawa
  2. Pasukan OHKA, Pasukan Kamikaze
  3. Bangkitnya Jepang Setelah Bom Atom
  4. Saksi Bisu Tragedi Bom Atom di Jepang

Penyebab Terjadinya Pertempuran Okinawa

Jepang terlibat pada Perang Dunia II dikarenakan ketidakpuasannya terhadap hasil dari Perang Dunia I. Salah satunya adalah dominasi negara-negara barat terhadap tatanan dunia. Sebagai negara yang mulai berhasil membangun kekuatan militer serta menjunjung tinggi harga diri, saat itu Jepang merasa harus menjadi pemimpin Asia.

Keterlibatan Jepang semakin jelas saat penyerangan mereka ke pangkalan angkatan laut Amerika Serikat, yaitu Pearl Harbor, pada 7 Desember 1941. Hal ini cukup mengejutkan Amerika karena merasa “ditusuk” dari belakang sebab saat itu mereka sedang dalam agenda perdamaian. Dengan adanya serangan ke Pearl Harbor akhirnya memicu pertempuran Okinawa yang dimulai pada tanggal 1 April 1945 dan berlangsung selama 82 hari.

Perang ini merupakan pertempuran antara angkatan laut dan darat Amerika Serikat dengan angkatan darat kekaisaran Jepang. Sebelum Okinawa diserang habis-habisan, pasukan Amerika didaratkan terlebih dahulu di pulau-pulau kecil sekitar. Pada saat pendaratan, pasukan Amerika menemukan sejumlah perahu dengan bahan peledak untuk serangan. Akhirnya, perahu-perahu itu dihancurkan dan pasukan Amerika mengambil alih beberapa pulau.

Keberhasilan menguasai pulau-pulau ini membuat Amerika mampu menghujani Okinawa dengan tembakan-tembakan selama enam hari. Belum lagi para penyelam Amerika, UDT (Underwater Demolition Team – Regu Peledakan dalam Air) menyisir pantai Okinawa dari ranjau-ranjau laut untuk memperlancar serangannya.

Pasukan OHKA, Pasukan Kamikaze

Dalam keadaan cadangan tentara yang menipis serta posisi terdesak, Jepang membangun pasukan baru dengan nama pasukan kamikaze. Nama pasukan ini diambil dari nama angin topan yang telah menyelamatkan Jepang dari serangan Mongol pimpinan Kubilai Khan. Angin tersebut sangat kuat dan dipercaya sebagai “angin dewa”.

Dengan mengadopsi nama dari “angin dewa”, harapannya pasukan kamikaze mampu memenangkan Jepang dalam melawan pasukan Amerika. Pasukan ini berisi pemuda Jepang yang usianya rata-rata di bawah 25 tahun. Mereka yang lolos seleksi dilatih fisik dan cara menerbangkan pesawat untuk ditabrakkan ke sisi kapal perang Amerika.

Tak hanya itu, mereka pun dilatih secara emosional untuk menekan rasa takut terhadap kematian. Sebaliknya, pemikiran menjadi kematian dalam pertempuran Okinawa adalah sebuah kehormatan karena bentuk kesetiaan kepada kaisar sekaligus bela negara. Hal ini tentunya tidak mudah sebab ada beberapa pemuda yang akhirnya mengalami gangguan psikis.

Bagi mereka yang lanjut menjadi relawan akan mengendarai pesawat dengan sebutan “ohka” atau “pesawat bunga sakura”. Pesawat ini mampu membawa bom seberat 1.800 kg di bagian depan yang akan langsung meledak begitu menabrak. Selain itu, rancangan khusus pesawat ohka adalah tenaganya yang seperti roket. Begitu pesawat ohka dilepaskan oleh pesawat pembom, maka akan langsung meluncur dengan kecepatan tinggi menuju targetnya.

Bangkitnya Jepang Setelah Bom Atom

Pertempuran Okinawa tidak hanya menyisakan luka mendalam bagi masyarakat Jepang. Berbagai kerusakan serta kerugian yang nilainya begitu tinggi harus ditanggung juga. Ini memang babak yang tak mudah bagi Jepang. Namun orang Jepang memang terkenal pantang menyerah. Dengan semangatnya, mereka mampu bangkit lewat cara-cara berikut :

1. Jalan Damai Secara Politis

Cara pertama yang ditempuh untuk menghentikan kehancuran lebih lanjut adalah berdamai dengan pihak Sekutu. Artinya, sudah tidak ada lagi pertempuran apalagi bom ke daerah Jepang. Taktik politis ini cukup efektif untuk memulai pemulihan negara Jepang dari pertempuran Okinawa dan serangan-serangan setelahnya, baik secara senjata maupun tekanan psikis.

2. Membangun Kota

Bangunan di kota Hiroshima dan Nagasaki masih banyak yang terbuat dari kayu. Kalaupun ada yang terbuat dari beton tidak mampu menahan kekuatan bom atom yang meledak. Langkah penting diambil pada 6 Agustus 1949, yakni lewat UU Konstruksi Peringatan Perdamaian Hiroshima orang-orang berupaya mengabdikan diri memajukan kota.

Hingga akhirnya kini Hiroshima mampu bangkit menjadi kota industri sebagai pusat perkantoran, fasilitas publik, dan perguruan tinggi. Sedangkan kota Nagasaki menjadi pusat wisata Jepang yang aktif melarang penggunaan tenaga nuklir dalam peperangan.

3. Rehabilitasi Ekonomi

Kegiatan ekonomi di Hiroshima dan Nagasaki bukan hanya lumpuh, tetapi mati total. Namun dengan kedisiplinan dan etos kerja yang profesional, pada pertengahan tahun 1950-an ekonomi Jepang mengalami perbaikan berkat reformasi ekonomi dari pemerintah. Paham ultranasionalisme mulai ditinggalkan, demokrasi disambut, para investor berdatangan, dan industrialisasi bergerak kembali. Memasuki tahun 1980-an Jepang menjadi salah satu negara eksportir tersukses.

4. Pemulihan Pendidikan

Keberadaan seorang guru sangat berarti di mata kaisar Hirohito saat itu. Baginya, salah satu cara membangun Jepang kembali lewat pendidikan. Maka, strategi lain yang dilakukan adalah mengumpulkan semua guru yang tersisa dan memberikan arahan khusus. Kaisar Hirohito mengharuskan rakyatnya terus belajar untuk mengejar ketertinggalan pengetahuan dari negara barat serta regenerasi praktisi, pekerja, dan para profesional lainnya yang gugur akibat serangan bom.

Saksi Bisu Tragedi Bom Atom di Jepang

Hingga saat ini sisa-sisa pertempuran Okinawa masih bisa disaksikan. Ada juga beberapa bangunan yang didirikan untuk mengenang kejadian tersebut. Di bawah ini adalah sejumlah saksi sejarah akan kelamnya Jepang di masa lalu:

1. Museum Bom Atom Nagasaki

Begitu memasuki museum, pengunjung akan melihat menara air yang rusak total. Menara ini berada sekitar 800 meter dari titik pusat bom meledak. Selain itu, ada pula barang-barang korban yang dipamerkan di sana, seperti mainan anak-anak, pakaian berdarah, hingga jam tangan yang berhenti seketika bom jatuh dan meledak. Bangun ini berisi benda-benda dan cerita yang membuktikan bom telah meluluhlantakkan kota Nagasaki.

2. Museum Perdamaian Hiroshima

Museum ini terletak di area Hiroshima Peace Memorial Park. Di dalamnya terdapat barang-barang sisa dari peristiwa bom atom Hiroshima. Selain itu, foto-foto yang menggambarkan situasi kelam saat itu dan korban-korban pun dipajang. Sebelum keluar gedung, ada foto-foto tokoh dunia yang pernah mengunjungi museum tersebut. Di bagian luar gedung terdapat sebuah tugu dan patung yang mengingatkan pengunjung akan peristiwa bom atom di Hiroshima.

3. Atomic Bomb Dome

Bangunan ini dulunya adalah Hiroshima Prefecture Industrial Products Display Hall yang berfungsi sebagai museum seni dan pameran-pameran. Namun sejak ledakan bom atom bangunannya rusak. Meski bagian kerangka dan kubahnya tetap ada, kini bangunan tersebut tidak digunakan seperti dulu lagi dan namanya berganti menjadi Atomic Bom Dome.

4. Children’s Peace Monument

Tujuan dibuatnya monumen ini untuk mengenang anak-anak yang menjadi korban bom atom. Patung ini adalah Sadako Sasaki, salah seorang anak yang meninggal karena leukemia akibat radiasi bom atom. Ia terkena radiasi pada usia 2 tahun dan meninggal 10 tahun kemudian. Sebelum meninggal, ia sempat membuat 1.000 origami burung bangau sebagai bentuk pengharapan. Oleh sebab itu, patung ini berbentuk anak perempuan yang diatasnya mengangkat origami burung bangau.

5. The Memorial Cenotaph

Sebenarnya nama monumen ini adalah Memorial Monument for Hiroshima, City of Peach. Bentuknya batu melengkung yang didalamnya terdapat nama-nama korban bom atom. Sudah ada 290 ribu nama yang tertulis dan masih akan bertambah jika diketahui ada korban baru yang belum tercantum di sana.

6. Student Mobilization Memorial Tower

Bangunan ini memiliki tinggi 12 meter dan didedikasikan khusus untuk anak-anak sekolah di Jepang. Pada masa pemulihan akibat Perang Dunia II, banyak anak-anak Jepang yang diharuskan bekerja di pabrik. Walaupun mereka tidak gugur dalam tragedi bom atom, namun mereka terkena dampak dari peristiwa tersebut dan menjadi korbannya. Maka, dibuatlah bangunan ini sebagai bentuk penghormatan.

7. Gates of Peace

Di dekat Hiroshima Peace Memorial Museum terdapat 10 gerbang berjejer dengan tinggi 9 meter dan lebar 2,6 meter. Ini adalah simbol perdamaian dunia karena di dalamnya tertulis kata “peace” yang diterjemahkan ke dalam 49 bahasa di seluruh dunia. Beberapa orang percaya kalau gerbang ini mampu menghubungkan ingatan di masa lalu dengan harapan di masa depan.

Pertempuran Okinawa menyisakan kenangan tersendiri bagi masyarakat Jepang. Dari sana sesungguhnya bangsa lain bisa belajar betapa kuatnya Jepang bangkit dan membangun kembali negaranya. Usaha yang dilakukan dengan penuh disiplin kini membuahkan hasil yang setimpal. Jepang hadir sebagai negara maju dan diperhitungkan di antara negara-negara lain, termasuk Eropa dan Amerika.

Baca juga: Hannya, Setan Jepang dengan Sosok Wanita Pencemburu yang Menyeramkan

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Sejarah Jepang/ Pertempuran Okinawa, Peristiwa Berdarah dalam Sejarah Jepang

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie