Semua yang menjadi karakter Jepang sangat menarik, termasuk budaya dan pakaiannya. Bahkan saking terkenalnya, kimono khas Jepang ini telah mendunia dan dipadupadankan dengan item fashion lainnya sehingga membuat pemakainya lebih modis. Walaupun berasal dari Negara sakura namun banyak orang yang mengenal jenis pakaian ini sebagai pakaian untuk tidur.
Di Jepang sendiri seseorang yang memakai baju adat tradisional Jepang, khususnya wanita sangat disanjung dan memiliki kesan yang anggun. Bahkan warga Negara Jepang berpendapat bahwa seorang wanita yang memakai baju adat khas Jepang ini, kecantikannya akan bertambah hingga beberapa persen.. Pasalnya baju adat Jepang yang diperuntukan untuk wanita ini menjunjung tinggi nilai keanggunan.
Daftar Isi
- Asal-usul Kimono
- Bahan untuk Membuat Kimono
- Jenis-Jenis Kimono
- Waktu Terbaik untuk Menggunakan Kimono
Asal-usul Kimono
Setiap Negara memiliki baju adat masing-masing tidak terkecuali Jepang. Pakaian adat Jepang ini disebut sebagai kimono, yang diambil dari kata ki dan mono dalam bahasa Jepang. Ki berarti pakai, sementara mono berarti barang. Pakaian ini telah ada sejak tahun 710 pada masa Nara di Jepang, hingga berlanjut ke masa Helan.
Pada masa Nara, baju adat Jepang ini dibuat dalam bentuk satu stel yaitu atasan dan bawahan. Biasanya dibuat dalam bentuk rok dan celana ataupun terusan. Hingga berlanjut ke masa Helan, mulai diresmikan pembuatan baju tradisional Jepang ini. Pada masa itu warga Jepang mulai banyak membuatnya, baik untuk acara resmi maupun pakaian sehari-hari.
Saat itu, baju adat tradisional Jepang pertama kali dibuat dengan potongan lurus yang dijahit secara bersamaan. Dengan demikian menghasilkan pakaian yang tidak terlalu memperhatikan bentuk tubuh pemakainya. Pakaian tradisional Jepang pun dibuat dengan kain yang cukup lebar tanpa memperlihatkan bentuk tubuh pemakainya. Sebagai pelengkap pakaian adat Jepang ini menggunakan obi, yaitu sabuk kain khusus sebagai pelengkap pakaian tersebut.
Pakaian adat khas Jepang ini pun dibedakan berdasarkan usia pemakainya. Dengan demikian bisa dikenali usia seseorang melalui jenis pakaian adat Jepang yang dikenakannya. Walaupun identik dengan keanggunan namun pakaian adat Jepang ini pun dibuat juga untuk pria. Perbedaannya hanya dari rok dan celana yang dikenakannya. Pria memakai pakaian adat Jepang dengan tangan lebar yang dipadukan dengan celana.
Artikel Pilihan
Bahan untuk Membuat Kimono
Pada zaman dahulu, baju adat Jepang tersebut seringkali digunakan untuk berbagai acara resmi dan juga untuk aktivitas sehari-hari. Hal tersebut membuat perbedaan dari penggunaan bahan yang akan digunakan untuk membuat baju adat Jepang ini. Kain katun dan sutra seringkali dipilih untuk membuat baju adat Jepang yang resmi, sementara untuk aktivitas sehari-hari seringkali menggunakan kain katun yang tipis.
Dikarenakan baju khas Jepang ini memiliki terdapat macam-macam jenis dan peruntukannya sehingga bahan yang digunakannya pun berbeda-beda. Maka dari itu, setiap pengguna harus mengetahui terlebih dahulu jenis pakaian tersebut ketika akan digunakan. Apabila pakaian adat Jepang ini digunakan untuk menghadiri upacara maka sebaiknya menggunakan kain dengan tambahan kain sutra.
Selain bahan yang digunakan, berpengaruh juga pada motif yang harus dikenakan oleh seseorang pemakai baju adat Jepang tersebut. Motif cerah biasa dipakai oleh anak-anak dan remaja. Sementara motif lebih gelap biasa digunakan untuk wanita dewasa yang sudah menikah. Penggunaan bahan untuk baju adat tradisional Jepang pun disesuaikan
Jenis-Jenis Kimono
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa bahan yang digunakan untuk membuat baju adat Jepang tersebut berbeda-beda yang disesuaikan dengan jenis-jenis baju adat Jepang yang berbeda-beda. Walaupun jenisnya berbeda namun memiliki potongan khusus yang memiliki ciri khas khusus dari model dan cara menjahitnya. Berikut ini perbedaan masing-masing dari jenis baju adat jepang ini:
1. Yukata
Jenis baju adat Jepang ini disebut sebagai yukata, yang potongan dan cara menjahitnya sama dengan baju adat Jepang lainnya,hanya saja berbeda dari bahan yang digunakan. Dikarenakan digunakan untuk acara casual sehingga bahan yang digunakan lebih tipis dan tanpa harus menggunakan dalaman seperti baju adat untuk acara formal.
2. Furisode
Berasal dari bahasa Jepang , yang diambil dari kata furi dan sode. Furi artinya berkibas sementara sode artinya lengan baju. Maka dari itu, furisode merupakan baju adat khas Jepang yang memiliki lengan baju yang panjang dan berkibas. Bahkan panjang lengan tersebut bisa mencapai 124 cm atau semata kaki. Pakaian adat Jepang ini banyak digunakan oleh wanita Jepang yang belum menikah.
3. Komon
Pakaian adat Jepang ini memiliki motif yang khas yaitu berukuran kecil dengan motif yang berulang. Penggunaannya untuk menghadiri acara santai serta tidak terlalu formal, seperti jalan-jalan atau menonton pertunjukan pentas seni. Semua wanita dewasa baik yang sudah menikah ataupun belum menikah boleh menggunakan jenis pakaian adat Jepang ini.
4. Hikizuri
Baju adat tradisional Jepang ini diperuntukan khusus untuk wanita, khususnya para Geisha. Di Jepang mengenal istilah Geisha sebagai wanita yang kerap menghibur dengan tarian tradisional Jepang. Para Geisha tersebut terkenal sebagai wanita cantik di Jepang, serta kecantikannya semakin bertambah dengan menggunakan Hikizuri. Ciri khas pakaian adat Jepang ini memiliki rok panjang menjuntai bahkan seperti menyapu lantai.
5. Kimono untuk Pengantin
Setiap pengantin di Jepang selalu menggunakan pakaian tradisional khas Jepang. Penggunaannya semakin istimewa dan mewah karena menggunakan bahan sutra dan juga benang emas. Khususnya untuk pengantin wanita, dengan memakainya akan membuat penampilan berbeda. Ciri khas pakaian ini seperti jubah tidak menggunakan obi seperti baju tradisional khas Jepang pada umumnya.
6. Iromuji
Jenis ini digunakan untuk baju tradisional khas Jepang yang memiliki 1 warna. Iromuji sendiri berarti warna tunggal. Dengan demikian, pakaian tradisional khas Jepang ini memiliki satu warna. Pakaian tradisional khas Jepang ini digunakan oleh wanita yang belum dan sudah menikah untuk menghadiri acara formal seperti jamuan minum teh.
7. Kimono untuk Pria
Tidak hanya untuk wanita, baju adat tradisional Jepang pun bisa digunakan untuk pria. Perbedaannya hanya dari bawahannya saja, untuk pria menggunakan model celana lebar sementara untuk wanita menggunakan rok. Ciri khas baju tradisional Jepang untuk pria berwarna gelap . Baju tradisional Jepang ini dinamakan Montsuki. Montsuki adalah Jenis baju Jepang untuk pria paling formal yang digunakan sebagai pakaian untuk pengantin pria, digunakan bersama Haori dan hakama.
Waktu Terbaik untuk Menggunakan Kimono
Dengan adanya macam-macam pakaian tradisional Jepang, sehingga memungkinkan baju tersebut digunakan kapan saja baik formal maupun informal. Namun saat ini keberadaan kimono telah tergeser oleh pakaian modern yang membuatnya jarang digunakan lagi, kecuali pada acara-acara tertentu.
Semakin jarangnya pemakai baju tradisional Jepang tersebut, sehingga membuat waktu terbaik untuk memakai baju tersebut yaitu saat adanya jamuan minum teh bersama. Beberapa keluarga di Jepang sering mengadakan jamuan minum teh bersama untuk menambah kehangatan di antara keluarga, khususnya untuk acara reuni keluarga.
Kimono bukan hanya sekedar busana tradisional melainkan bagian dari budaya Jepang. Itulah sebabnya pakaian ini pun seringkali digunakan pada berbagai festival di Jepang. Itulah waktu yang tepat menggunakan baju tradisional Jepang, lengkap dengan sabuk kain yang dinamakan obi serta alas kaki khusus ketika menggunakan baju tradisional Jepang.