Begini Cara Orang Jepang Cari Jodoh. Apa Bedanya dengan Orang Indonesia?

WeXpats
2020/12/17

Apa sudah mulai direcoki dengan pertanyaan kapan punya pacar atau kapan menikah? Masih ingin bersantai dan menikmati masa muda atau sudah mulai menjelajah mencari jodoh? Gimana sih cara muda-mudi Indonesia untuk mencari tambatan hatinya? Ketahui bedanya dengan cara cari jodoh orang Jepang di sini yuk!

Siapa tahu kamu tertarik mencari pacar orang Jepang atau sekadar penasaran dengan budaya orang Jepang. Gak mungkin juga ada taaruf kan di Jepang? Orang Jepang pasti punya kehidupan cinta yang romantis seperti di drama kan? Hmm, bener gak ya? Kalau kehidupan nyata bisa seindah dan sesempurna cerita drama dan film, media sosial gak akan dipenuhi dengan cuitan cuitan galau kesepian dong. 

Menurut survey yang dilakukan oleh majalah Anan dan Zexy serta situs web OZmall (Jepang), tiga cara teratas wanita Jepang bertemu dengan pasangannya adalah:

1.Dengan bergabung dalam klub yang sama di universitas

2.Melalui pekerjaan

3.Melalui perkenalan dari teman mereka

Apa ada jalan untuk cari jodoh lain selain pilihan di atas? Tentu ada dong! WeXpats akan menjabarkannya satu-persatu!

Cari Jodoh di Kegiatan Klub Kampus

Bagi mahasiswa di Jepang, kegiatan klub ekstrakulikuler atau dalam bahasa Jepang disebut “bukatsu” adalah salah satu hal yang paling penting dalam kehidupannya sebagai mahasiswa. Tidak hanya mahasiswa asli Jepang, mahasiswa pertukaran atau mahasiswa asing juga bisa ikut kegiatan klub ini kok! Sama seperti halnya kegiatan klub di universitas-universitas Indonesia, selain bisa menekuni hobi secara serius, pada kegiatan klub di kampus kemampuan bersosialisasi dan bekerja secara team akan berkembang. Ada lagi nih poin plusnya, kamu bisa sekalian cari pacar! Gak sedikit loh orang Jepang yang mendapat pacar di kegiatan klub kampus. Buktinya dari survey pun kegiatan klub di kampus menjadi tempat perjodohan nomor 1 di Jepang. Tapi, tentu ada plus minusnya dong! Hal ini juga harus kamu pikirkan sebelum kamu memantapkan diri untuk mencari pacar dari satu kegiatan klub!

・Plus:

Waktu bersama pacar jadi lebih panjang dan lama.

Ketika sedang kesulitan pun bisa semangat lagi.

Orang-orang di sekitar mendukung hubungan kalian.

Bisa melihat sosok keren dari pacar saat sedang bekerja.

・Minus:

Kalau putus akan sangat canggung (ada kemungkinan salah satunya berhenti dari klub).

Mudah merasa cemburu.

Harus bisa memisahkan kehidupan pribadi dengan urusan klub.

Cari Jodoh Lewat Pekerjaan 

Bukan hal yang mustahil untuk memulai 社内恋愛 (shanai renai) atau hubungan percintaan dalam perusahaan di Jepang. Pesta atau acara di perusahaan mungkin bisa menjadi kesempatan bagus untuk mengenal orang baru terutama orang-orang departemen lain yang hampir tidak ada kesempatan untuk bertegur sapa. Di Jepang, biasanya perusahaan mengadakan kegiatan atau pesta di kantor saat ada hari-hari penting, seperti welcoming party, event piknik musim panas, atau pesta akhir tahun. Saat-saat seperti ini semua pegawai berkumpul dan bersenang-senang juga saling mengenal satu sama lain. Ini dia kesempatanmu! 

Tapi sama seperti cari jodoh lewat klub kampus, ketika kamu tiba-tiba putus, duh pasti canggung banget deh apalagi kalau sang mantan ternyata satu departemen denganmu. Dan meskipun beberapa perusahaan menyatakan mereka mendukung shanai renai, kamu tetap harus jaga jarak dari sang pacar dan melakukan pekerjaan secara profesional. Jangan sampai pekerjaan terganggu saat berantem dengan pacar apalagi sampai membuat sekeliling risih. 

Cari Jodoh dengan Cara Dikenalkan oleh Teman

Terdengar paling aman dan terjamin kualitasnya karena tidak mungkin temanmu memperkenalkan seseorang yang tidak masuk dalam target pencarian jodohmu. Familiar dengan kata-kata “eh, kenalin gue dong sama temen lo”? Nah, ini adalah jawaban dari permintaanmu itu! Orang Jepang pun tidak sedikit yang lebih memilih untuk dikenalkan dengan temannya teman. Tentunya sang teman pasti sudah mengenal orang yang akan dikenalkan dengan baik. Jika berjalan lancar, mungkin saja kalian bisa double date! Tapi ingatlah, kalau suatu hari kalian bertengkar, jangan salahkan temanmu yang sudah berlaku sebagai cupid ya!

Cari Jodoh Lewat Goukon

Budaya goukon ini tidak jarang muncul di manga, novel, drama dan juga film Jepang. Yup, goukon adalah salah satu cara legendaris yang masih diminati para jomblo untuk mendapatkan pacar baru atau teman hidup. Goukon sudah muncul di Jepang sejak berpuluh-puluh tahun lalu. 

Seperti yang sudah pernah WeXpats jabarkan di artikel sebelumnya, Goukon adalah singkatan dari “goudou konpa (合同コンパ)” yang artinya adalah pertemuan campuran. Secara umum, goukon dilakukan di malam hari dalam bentuk makan malam atau karaoke dengan jumlah laki-laki dan perempuan yang sama. Selama dua hingga tiga jam, peserta goukon saling bercengkrama untuk saling mengenal satu sama lain. Setelah goukon selesai, akan ada momen untuk saling bertukar kontak dengan orang yang disukai. Berkat pertukaran kontak ini lah kencan selanjutnya bisa direncanakan. Gak cuma mahasiswa atau anak muda, setelah masuk dunia kerja pun masih bisa kok melakukan goukon. Jadi, jangan patah semangat!

Omiai, Perjodohan Ala Orang Jepang

Omiai, atau perjodohan adalah praktik yang kontroversial dan diakui secara historis. Pernikahan hingga sekitar abad ke-18 biasanya diatur oleh anggota keluarga, dan berbagai negosiasi harus dilakukan mengenai keuangan, kesesuaian, dan berbagai kewajiban. Proses perjodohan telah berbeda di berbagai belahan dunia dan periode waktu. Terkadang pasangan diizinkan untuk bertemu terlebih dahulu, dan terkadang mereka hanya melihat foto sebelum pernikahan! Wow!

Orang asing mungkin berpikir bahwa praktik perjodohan ini tidak ada di negara seperti Jepang. Eits, jangan salah, keberadaan omiai masih bisa ditemui di Jepang loh! Jepang memiliki sejarah panjang perjodohan, yang disebut omiai. Jepang telah sedikit mengubah pandangannya dan saat ini banyak orang memilih pasangan yang mereka kenal dan cintai, tetapi diperkirakan sekitar 5% hingga 6% orang Jepang masih menempuh jalur perjodohan.

Alasan Melakukan Omiai

Jepang secara historis memiliki pandangan yang ketat tentang pernikahan. Misalnya, dulu secara tradisional usia orang yang diharapkan untuk menikah di Jepang adalah 25 tahun untuk wanita dan 30 tahun untuk pria. 

Wanita yang belum menikah pada usia 25 tahun sering dianggap sudah melewati masa kedaluwarsa. Mereka kadang-kadang disebut sebagai 'kue natal', yang berarti mereka 'tidak terjual setelah tanggal 25'. Itu adalah tekanan sosial dan budaya yang nyata untuk menikah pada usia 25 tahun atau akhirnya menikah sama sekali. 

Saat ini, rata-rata usia pernikahan terus meningkat menjadi 29 tahun untuk wanita dan 31 tahun untuk pria. Namun, masih merupakan norma masyarakat untuk menikah sebelum memiliki anak dan tinggal bersama pasangan, dan tekanan sosial kuat bagi orang-orang yang berusia akhir 20-an dan 30-an untuk menikah dan berkeluarga. Atau memang berasal dari keluarga kaya raya yang sudah melakukan perjanjian besanan seperti yang kamu lihat di drama-drama.

Aplikasi Cari Jodoh

Munculnya sekian banyak aplikasi perjodohan ini sempat jadi pembicaraan hangat. Mulai dari Tinder hingga aplikasi lokal buatan Jepang, sekarang penggunanya semakin bertambah. Kebanyakan alasan orang-orang menggunakan aplikasi ini adalah “出会いがない” atau dalam bahasa Indonesia bisa dibilang tidak ada pertemuan. Maksudnya, sedikit kesempatan orang tersebut untuk bertemu dengan lawan jenis di sekitarnya. Entah karena dia sekolah di sekolah khusus putri, terlalu sibuk di klub baseball yang isinya laki-laki semua, atau terlalu fokus pada pekerjaan dan saat sadar, semua lawan jenis di sekitarnya sudah ada yang punya! Waduh, gawat nih! Makanya mereka memulai aplikasi ini dengan harapan bisa bertemu orang baru yang memenuhi kriteria idamannya. Menurut survey Joshi Spa, dari 1000 orang ada 30.6% pengguna yang akhirnya berpacaran, dan 7% menikah. Angka keberhasilan yang tidak buruk bukan? Tapi kamu juga harus berhati-hati saat menggunakan aplikasi ini. Selain banyak akun palsu, tidak jarang pengguna yang menggunakan foto hasil editing habis-habisan sampai kamu tidak akan mengenalinya saat bertemu. Uh oh!

Cari Jodoh dari Kelas Eikaiwa

Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Ya, sambil belajar sekalian cari jodoh! Ini serius loh! Tidak sedikit orang Jepang yang menemukan tambatan hatinya dari kelas Eikaiwa, atau kelas percakapan bahasa Inggris. Di Jepang, banyak komunitas yang menyelenggarakan kelas atau pertemuan untuk bercakap dalam bahasa Inggris. Tentunya diikuti oleh native bahasa Inggris dan orang Jepang itu sendiri. Sambil latihan ngobrol, tau-tau jadi obrolan yang beneran seru! Di sini lah awal mula bibit cinta bersemi di antara tutor dan pesertanya.

Izakaya dan Bar juga Tidak Buruk?

Terdengar sangat klise tapi ternyata ada beberapa kisah nyata percintaan dari orang yang berkenalan di Izakaya atau Bar. Biasanya, ketika kamu dan teman perempuanmu sedang minum berdua, ada saja cowok-cowok yang datang untuk menawarkan diri minum bersama. Kalau kamu tertarik tidak ada salahnya untuk mencoba ngobrol lebih lama. Kamu juga berhak menolak kok. Meskipun begitu, kamu tetap harus hati-hati jika didekati orang tidak di kenal di tempat ini. Plus, jangan pernah meninggalkan minumanmu begitu saja saat kamu pergi ke toilet. Kita harus tetap berhati-hati terhadap segala kemungkinan.

Baca juga: Seputar Gaya Pacaran Orang Jepang yang Diketahui Orang Indonesia, Bener Gak Sih?

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Kencan & Hubungan percintaan di Jepang/ Begini Cara Orang Jepang Cari Jodoh. Apa Bedanya dengan Orang Indonesia?

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie