Jepang memiliki kehidupan di pedesaan yang unik. Desa-desa di Jepang memiliki keunikannya sendiri-sendiri baik dari segi kontur tanah, bentang alam, cuaca, hasil bumi, tradisi, dan juga kulinernya. Desa jepang selalu menarik untuk diulas dan juga tentunya dikunjungi.
Menariknya, pandemi virus corona yang sampai sekarang masih membayangi dunia berdampak sangat signifikan pada pedesaan di Jepang. Jika sebelum pandemic desa-desa di Jepang biasa dikunjungi untuk berwisata atau sekedar mengunjungi kerabat, sekarang justru untuk tempat tinggal. Kok, bisa, sih? Seperti apa sebenarnya kehidupan pedesaan di Jepang? Simak artikel ini sampai habis.
Daftar Isi
- Karakteristik Desa Jepang
- Dulu Ditinggalkan, Kini Ditinggali
- Desa-Desa Unik di Jepang
- Ingin Merasakan Kehidupan Desa Jepang, Datang Saja ke Tokushima
Karakteristik Desa Jepang
Jepang adalah negara agraris karena mayoritas penduduknya sejak dulu adalah petani atau bekerja di bidang pertanian. Itulah mengapa karakteristik desa Jepang adalah desa pertanian dengan sawah-sawah menghampar. Karena nasi merupakan makanan pokok orang Jepang, maka tidak heran jika padi adalah tanaman pertanian yang paling banyak ditemukan di pedesaan.
Di desa pertanian, lahan-lahan pertanian akan berdampingan dengan rumah para petani. Selain itu, desa juga dilengkapi dengan infrastruktur yang menunjang pertanian seperti sistem pengairan, saluran air minum, saluran air kotor, kantor pos, dan juga sekolah. Sedangkan untuk hasil pertaniannya sangat tergantung pada wilayah.
Kegiatan pertanian yang sudah ada sejak kurang lebih 300 tahun sebelum masehi. Di waktu itu, pemukiman biasanya berada di sepanjang sungai karena mendekati sumber air. Pada zaman Edo, pembangunan mulai terjadi yaitu dengan membuat saluran irigasi karena area persawahan juga makin luas. Pembangunan ini membuat desa pertanian di Jepang pada saat itu menjadi indah.
Di beberapa kawasan seperti Shirakawa di Gifu orang-orang masih bisa melihat landscape pedesaan zaman dulu karena memang dilestarikan. Di tempat ini bisa ditemui rumah petani Jepang zaman dulu yang disebut Gassho-Zukuri atau rumah dengan atap dari jerami berbentuk segitiga.
Artikel Pilihan
Dulu Ditinggalkan, Kini Ditinggali
Seperti disinggung di atas bahwa ada fenomena menarik yang terjadi pada desa-desa di Jepang dengan adanya pandemi corona ini. Fenomena itu adalah desa-desa pertanian yang dulu ditinggalkan penduduknya, kini ramai ditinggali oleh orang dari kota yang pindah ke desa. Jepang, adalah negara yang mengalami masalah jumlah penduduk tua yang banyak di pedesaan.
Penduduk desa yang mengurus pertanian semakin tua sementara penduduk muda di desa pindah ke kota. Hal ini menimbulkan daerah dengan penduduk usia lebih dari 65 tahun mengalami peningkatan. Ini tentu menimbulkan masalah misalnya banyak rumah kosong dan terbengkalai. Desa-desa yang ditinggalkan banyak yang tidak terurus dan ditumbuhi belukar alih-alih persawahan indah.
Menariknya, pandemic corona membuat orang-orang meninggalkan kota karena justru terjadi kelangkaan pangan di sana. Desa-desa Jepang yang dulu terbengkalai kini justru jadi hidup kembali. Studi yang dilakukan kepada 10.000 penduduk Tokyo dan tiga perfektur sekitarnya memberikan hasil bahwa 49,8% ingin tinggal di pedesaan nantinya. Studi ini dilakukan pada Februari, sesaat setelah corona menghantam Jepang.
Orang kembali ke desa untuk menjaga ketahanan pangan mereka. Mie instan dan beras sempat hilang dari peredaran karena corona. Itulah sebabnya pemerintah Jepang juga membuat kebijakan untuk merevitalisasi desa terbengkalai agar bisa ditinggali. Revitalisasi pedesaan ini dilakukan karena pemerintah sadar bahwa desa ternyata bisa menopang ekonomi negara.
Desa-Desa Unik di Jepang
Terlepas dari masalah khas rural, desa Jepang mendunia karena keunikannya. Setiap wilayah atau prefektur memiliki keunikan masing-masing yang membuatnya semakin istimewa. Inilah deretan desa di Jepang yang unik dan bisa dikunjungi wisatawan:
1. Tsurui
Terletak di Hokkaido yang mempesona, desa Tsurui adalah tempat tinggal untuk ribuan bangau liar yang cantik. Bukan sekedar bangau liar namun bangau mahkota merah. Tempat ini benar-benar pas untuk wisatawan yang ingin bersantai dan suka memotret pemandangan yang khas. Bangau-bangau liar tadi akan sangat cantik di tengah salju yang menghampar.
2. Biei-Cho
Masih dari Hokkaido, Biei-Cho sangat eksotis karena memiliki kontur perbukitan yang indah dan dilengkapi dengan area perkebunan. Biei sendiri merupakan desa pertanian yang sudah sedikit modern. Namun begitu, menikmati Biei dari ketinggian sangat memanjakan mata. Siapkan kamera, ya.
3. Higashinaruse
Desa Jepang yang satu ini sangat terkenal dengan pemandangan malamnya yang indah. Udara yang sangat bersih membuat taburan bintang terlihat jelas ketika malam. Selain itu, masih banyak pepohonan, air terjun, sumber air, serta hutan Suzukoya no Mori yang tetap asri padahal berumur lebih dari 200 tahun. Hutan ini dipenuhi dengan pohon beech Jepang yang istimewa.
4. Nakanojo-Cho Kuni
Ini merupakan desa tempat para sastrawan mencari inspirasi karena keindahan dan ketenangannya. Alamnya berupa pegunungan dan gurun yang hijau dan hening. Di sini juga ada danau yang unik bernama Nozoriko. Danau ini akan berubah layaknya taman bunga di musim panas sampai musim gugur. Selain itu, koloni lumut langka membuat danau tampak seperti gundukan-gundukan hijau yang unik.
5. Totsukawa
Merupakan desa paling luas di Jepang dengan 96% wilayahnya adalah hutan pegunungan. Penduduk di sini benar-benar hidup berdampingan dengan alam. Desa Jepang yang satu ini juga merupakan situs suci karena termasuk dalam rute ziarah ke Kii Mountain Range. Situs ini termasuk situs suci warisan dunia dari UNESCO.
6. Shimoguri
Terletak di Nagano, tempat ini sampai jadi inspirasi studio Ghibli ketika membuat film. Kontur tanahnya adalah lereng-lereng curam yang memiliki kemiringan 38 derajat. Berada di ketinggian 800-1100 mdpl, seolah-olah desa ini sejajar dengan awan. Benar-benar pemandangan yang luar biasa.
7. Shirakawa-Go
Dulu desa ini terisolir dan sulit dijelajahi karena letaknya di kaki gunung Haku tepatnya di lembah sungai Shokawa. Namun sekarang desa ini bisa didatangi dan sangat memukau. Memiliki pemandangan alam yang cantik dan juga kehidupan desa yang khas. Rumah tradisional desa Jepang jaman dulu bisa ditemui disini dan masih terjaga dengan baik.
Ingin Merasakan Kehidupan Desa Jepang, Datang Saja ke Tokushima
Adalah Nourin Gyouka Minshuku atau penginapan yang memungkinkan tamunya merasakan kehidupan lokal dan pertanian di Jepang. Penginapan semacam ini ada banyak di Jepang namun yang terbaik ada di Tokushima di Shikoku. Bukan hanya karena alam yang indah dan lengkap karena ada pegunungan maupun pantai yang tidak banyak tersentuh modernisasi, tapi karena dikelola dengan benar.
Syarat membuka Nourin Gyouka Minshuku memang cukup ketat yaitu harus dikelola sendiri atau secara langsung oleh petani dan nelayan. Tujuannya adalah agar bisa memberikan pelayanan dan pengalaman yang asli layaknya kehidupan petani Jepang jaman dulu. Ada banyak sekali kegiatan seperti menanam padi, menjala ikan, membuat mi soba, dan kegiatan kehidupan desa yang lain.
Kesimpulannya, semakin banyak orang yang kini bisa bekerja dari rumah memilih untuk tinggal di desa. Mereka menjalankan bisnisnya dari desa sambil juga menggarap lahan untuk bercocok tanam. Bahkan banyak dari orang kota yang pindah ke desa Jepang menganggap hidup di desa lebih baik. Jauh dari stress, lingkungan bersih, serta dipenuhi dengan makanan lezat dan aktivitas yang menyenangkan.
Baca juga: Slang ala Jepang, Makin Mudah Bergaul dengan Orang Jepang