Menempuh studi di luar Indonesia, seperti Jepang, pastinya akan menjadi kesan yang menyenangkan. Meskipun terkadang, terjadi kejenuhan atau bahkan keuangan mulai menipis. Itulah mengapa, banyak mahasiswa di sana yang mencari pekerjaan paruh waktu, yang dikenal dengan Arubaito. Istilah sehari-hari menyebutnya dengan Baito.
Pekerjaan part time ini adalah solusi bagi mahasiswa luar Jepang yang ingin mencari tambahan uang saku. Tidak hanya itu, ada banyak hal lain yang akan mengesankan dengan bergabung menjadi Baito.
Meski begitu, mahasiswa sebaiknya mempelajari dengan detail segala hal terkait program kerja part time ala Jepang ini.
Daftar Isi
Apa Itu Arubaito?
Jika diterjemahkan, Arubaito bisa diartikan menjadi kerja sampingan. Awalnya, fenomena mahasiswa bekerja ini muncul sejak banyak pemuda-pemuda di sana yang ingin membantu ekonomi keluarganya. Kondisi seperti ini terus berjalan, hingga akhirnya banyak perusahaan di Jepang yang dengan sengaja membuka kontrak kerja paruh waktu bagi mahasiswa.
Kontrak kerja sementara tersebut dibuat dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini tentu saja untuk mengakomodasi kebutuhan mahasiswa, selain kecenderungan meninggalkan pekerjaan setelah studi selesai. Aktivitas ini bermanfaat, bukan hanya pada urusan keuangan, tetapi juga akan melatih mahasiswa kepada dunia kerja.
Selain itu, pekerjaan ini juga akan membuat mahasiswa semakin membaur ke kehidupan sosial masyarakat Jepang. Dengan demikian, selain memperluas jaringan, kegiatan ini juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan skill bahasa Jepang.
Artikel Pilihan
Ketentuan Umum Arubaito
Meskipun terlihat menyenangkan, namun tidak semua pelajar atau mahasiswa dapat memanfaatkan Baito ini di sela waktu yang dimiliki. Jepang menerapkan batasan-batasan yang umum bagi perusahaan yang akan merekrut pegawai paruh waktu ini.
1. Usia
Bekerja part time dapat dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa yang berusia di atas 18 Tahun. Jika diperhitungkan dengan sistem belajar di Indonesia, usia tersebut adalah jenjang SMA Kelas XII atau mahasiswa tingkat I. Demikian halnya di Jepang yang pola pendidikan dasarnya mirip dengan Indonesia, yaitu 6-3-3-4.
2. Visa
Bekerja part time hanya diberlakukan oleh warga negara luar Jepang, khususnya pemilik visa pelajar. Artinya, siswa-siswi asli negara ini tidak mempunyai peluang untuk ikut mendapat pekerjaan dengan sistem ini. Selain itu, orang asing namun dengan visa turis maupun selain visa non-pelajar, juga tidak diperbolehkan mendaftar Arubaito.
3. Tujuan Bekerja
Peluang ini dibuka bagi pelajar yang ingin menambah pemasukan. Namun, tujuannya harus jelas, yaitu untuk membantu biaya pendidikan, maupun biaya lainnya selama mahasiswa tersebut menempuh studi di Jepang. Hal ini sesuai dengan tujuan awal adanya Baito di Jepang.
Selain itu, karena hanya untuk membantu biaya pendidikan, program ini tidak diperbolehkan mengganggu studi. Dalam hal ini perusahaan Jepang akan sangat ketat, bahkan izin untuk Baito sudah mulai dipikirkan untuk diajukan sejak kedatangan ke Jepang kepada kantor imigrasi. Dengan begitu, kartu identitas pelajar asing akan diberi tanda khusus untuk menjadi pemohon Baito.
4. Jenis Pekerjaan
Para pemohon Baito tidak diperkenankan memilih pekerjaan di perusahaan ilegal. Tidak juga mencari pekerjaan yang melanggar hukum negara Jepang, atau tempat-tempat hiburan dewasa seperti klub malam. Hal tersebut akan berpengaruh kepada pelajar tersebut, bahkan bukan tidak mungkin akan mengancam studinya.
5. Jumlah Jam Kerja
Penerapan jam kerja Baito pun sangat diperhatikan, yaitu tidak boleh melebihi 28 jam setiap minggunya. Jam kerja ini berbeda bagi pelajar yang memegang visa research atau audit, yang hanya boleh bekerja 14 jam seminggu. Pengecualian ada di masa liburan, di mana Baito bisa mencapai 40 jam dalam satu minggu.
Pilihan Jenis Pekerjaan
Beragam peluang pekerjaan dapat dimanfaatkan oleh pelajar atau mahasiswa Baito. Batasan yang ketat di tempat ilegal dan tempat hiburan, tidak mengurangi kesempatan untuk mendapat pekerjaan di bidang pekerjaan yang lain.
1. Mini Market
Jika berkunjung ke Jepang dan mampir ke minimarket, sering sekali ditemui orang asing yang melayani. Hal itu karena minimarket memang menjadi tempat yang paling banyak menerima pemohon Arubaito. Banyak terdapat lowongan di tempat ini untuk orang asing yang ingin bekerja paruh waktu.
2. Restoran
Tempat berikutnya yang sering digunakan untuk Arubaito adalah restoran. Banyak tempat di restoran yang bisa dimasuki oleh kalangan pelajar yang ingin bekerja. Mulai dari dapur hingga ke bagian penyajian. Bekerja di restoran tentu mengharuskan seseorang untuk melatih skill Bahasa Jepangnya ke level yang lebih sopan, karena akan bertemu dengan customer.
3. Pabrik
Pekerjaan ini juga dapat dipilih sebagai ladang Baito. Bekerja di pabrik tidak mengharuskan seseorang untuk menguasai level bahasa tertentu, namun dibutuhkan tenaga yang lebih besar terutama jika harus mengangkat-angkat barang.
4. Pengajar Bahasa
Bagi siswa asing yang menyukai dunia pendidikan, menjadi pengajar bahasa juga peluang yang bisa dimanfaatkan. Di Jepang banyak juga ditemui tempat kursus bahasa, terutama Bahasa Inggris, baik publik maupun privat. Jika memiliki kemampuan bahasa yang baik, kesempatan ini bisa diambil untuk Arubaito.
5. Special Event
Bukan hanya pada hal-hal yang sifatnya kontinyu, Baito juga diperbolehkan untuk pekerjaan insidental. Tidak sedikit event-event yang diselenggarakan seperti konser music, pameran kesenian, pertandingan olahraga, atau acara seminar yang membutuhkan tenaga kepanitiaan. Mahasiswa pun bisa mendaftar untuk pekerjaan semacam ini.
Apa yang Harus Dipersiapkan?
Ketika seorang pelajar asing memutuskan untuk menjadi pemohon kegiatan ini, tidak serta merta dapat langsung terjun ke tempat kerja tersebut. Selain mengajukan permohonan langsung kepada kantor imigrasi, pelajar sebaiknya mempersiapkan beberapa hal penting, agar pekerjaan ini dapat dioptimalkan, dan tidak memicu gangguan baik bagi pelajar atau perusahaan tempat bekerja.
1. Memahami Detail Pekerjaan
Pelajar asing harus mau belajar dan mencari tahu detail pekerjaan, sebelum terjun ke tempat bekerja. Hal ini sangat penting, karena iklim bekerja tentu berbeda dengan iklim pendidikan. Pekerjaan umumnya harus diselesaikan dengan target kerja harian. Contohnya minimarket, yang tidak mungkin menghitung hasil penjualan pada keesokan harinya.
Oleh karenanya, sangat penting untuk mengetahui terlebih dahulu iklim bekerja, dan juga jenis pekerjaan seperti apa yang akan dimasuki. Jangan sampai kehadiran para Baito justru mengganggu siklus kerja perusahaan yang sudah mapan.
2. Memilih Waktu yang Tepat
Pekerjaan paruh waktu adalah pekerjaan yang sangat fleksibel. Itu sebabnya, pelajar asing juga harus pintar-pintar mengelola waktu, serta memilih waktu yang tepat untuk bekerja. Menjadi Baito bukan berarti harus mengorbankan waktu belajar, justru adanya sistem ini adalah untuk membantu pelajar asing untuk studinya.
3. Mempersiapkan Wawancara Kerja
Meskipun hanya paruh waktu, bukan berarti tidak ada wawancara kerja. Sistem ini tidak familiar dengan walk-in. Dengan demikian, pelajar seharusnya bisa memaksimalkan waktu untuk persiapan kerja. Pastikan setidaknya berpakaian rapi dan membawa dokumen penting, berperilaku dan berbahasa sopan, serta persiapan dengan memikirkan pertanyaan yang mungkin diajukan saat wawancara.
Menjadi pemohon Arubaito tampaknya sangat menyenangkan. Selain waktu kerja yang sangat fleksibel, kegiatan ini sangat mendukung siswa asing untuk mendapat pengalaman dan menambah uang saku. Jepang lagi-lagi membuktikan diri sebagai negara yang concern memajukan generasi muda, dengan tidak mengesampingkan masalah pendidikan.