Bulan November terasa lebih spesial di Jepang karena ada perayaan Shichi Go San yang meriah. Diperingati setiap tanggal 15 tiap tahunnya, ini merupakan festival untuk merayakan pertumbuhan anak-anak pada usia 3,5,dan 7. Sudah berlangsung selama ribuan tahun, tampaknya generasi sekarang tetap mempertahankannya.
Pada tanggal 15 November ini biasanya menjadi hari libur tradisional di Jepang. Yang menyenangkan adalah meriahnya perayaan dengan warna-warni cerah, makanan lezat, permen, serta parade anak-anak dalam baju tradisional Jepang. Mau tahu lebih dalam tentang festival ini? Baca sampai selesai, ya.
Daftar Isi
- Sejarah Munculnya Shichi Go San
- Ajang Berburu Kuliner Khas
- Termasuk Perayaan Musim Gugur
- Fakta Unik Shichi Go San
Sejarah Munculnya Shichi Go San
Tradisi merayakan pertambahan umur seorang anak ternyata sudah dimulai pada ribuan tahun lalu yaitu pada masa Heian. Zaman ini berlangsung sekitar 794-1192 masehi, wah, sudah lama sekali, bukan? Pada waktu itu, anak-anak banyak yang terjangkit penyakit dan banyak sekali kematian pada bayi. Orang tua banyak diliputi kekhawatiran.
Sampai pada akhirnya pada setiap anak laki-laki yang berhasil mencapai usia 3 dan 5 tahun, kemudian 3 dan 7 tahun untuk perempuan, akan diadakan perayaan. Sebagai rasa syukur, masyarakat Jepang akhirnya mengadakan peringatan Shichi Go San ini untuk memanjatkan doa syukur atas kesehatan dan pertumbuhan anak.
Para orang tua akan mengajak anak-anak mereka ke kuil untuk berdoa dengan khidmat. Tradisi ini ternyata berhasil dipertahankan sampai sekarang dan menjadi salah satu perayaan besar di Jepang. Bisa dibilang inilah festival khusus untuk anak yang ada hingga sekarang.
Artikel Pilihan
Ajang Berburu Kuliner Khas
Semua perayaan di Jepang pasti mengusung makanan khasnya sendiri. Pun juga dengan Shichi Go San ini yang artinya tujuh lima tiga. Yang paling diburu dan khas dari festival ini adalah permen Chitose Ame atau disebut juga permen merah putih seribu tahun. Kudapan manis ini sudah ada sejak jaman Edo serta memang melambangkan panjang umur.
Anak-anak yang menginjak usia 3,5,dan 7 tahun bakal mendapatkan permen ini sesuai dengan umur mereka. Uniknya lagi adalah kemasan dari makanan manis ini yaitu dibungkus dengan kertas beras yang dapat dimakan, lalu ada hiasan gambar bangau serta kura-kura. Bukan tanpa makna ada lambang kedua hewan ini, dua-duanya melambangkan usia panjang.
Selain itu, bisa juga ditemui kue-kue lain seperti azuki atau beras merah dan ikan. Di kuil-kuil bakal ditemui banyak permen dan kudapan yang lain ini. Kuil Hie Shrine di Akasaka, Tokyo, adalah yang paling banyak dijadikan destinasi perayaan ini. Maka, ketika kebetulan sedang ada di Jepang pada bulan November dan ingin makanan khas, datanglah ke kuil ini.
Termasuk Perayaan Musim Gugur
Walaupun memang skalanya tidak sebesar festival Asakusa Tori no Ichi atau Takayama, namun perayaan untuk anak-anak ini juga berlangsung di musim gugur. Kuil-kuil Shinto di seluruh Jepang akan dipenuhi oleh para orang tua yang mengantar anaknya merayakan pertambahan umur. Mereka datang dengan menenteng permen chitose ame dalam kantong yang khas tadi.
Sebelum pergi ke kuil, mereka lebih dulu mendandani anaknya dengan pakaian tradisional pertama mereka. Hakama mulai dipakaikan ke anak laki-laki, untuk anak perempuan memakai obi. Ini adalah waktu pertama mereka memakai pakaian tradisional ini sebagai peringatan akan bertambahnya usia mereka.
Tak cukup sampai disitu, keriuhan juga bakal menyebar ke studio-studio foto. Karena ini momen spesial untuk anak, para orang tua ingin mengabadikannya dalam cara yang lebih spesial. Mereka akan berfoto keluarnya dengan anak memakai baju tradisional. Benar-benar menggemaskan.
Fakta Unik Shichi Go San
Ternyata, perayaan ini memiliki arti yang lebih dalam pada perkembangan tumbuh kembang anak. Ada sebabnya mengapa hanya pada usia 3,5,dan 7 saja mereka merayakannya. Jepang banyak dipengaruhi oleh budaya Tionghoa dimana angka ganjil dianggap membawa keberuntungan.
Mau tahu lebih jauh, simak penjelasan fakta menarik lainnya berikut ini:
1. Makna Angka 3
Usia tiga tahun disebut juga Kamioki-no-gi atau. Kami berarti rambut, sedangkan oki artinya menaruh/menyimpan. Setiap anak perempuan dan laki-laki yang mencapai umur 3 tahun bisa ikut perayaan. Mereka diharuskan memotong rambut dengan tujuan menguatkan diri. Ini adalah tradisi sejak jaman dulu.
Itu sebabnya, anak-anak yang umurnya belum mencapai 3 tahun tidak boleh memanjangkan rambut. Mereka harus selalu bercukur. Baru setelah lebih dari usia 3 tahun, rambut boleh dipanjangkan. Wah, ada larangan gondrong, nih.
2. Makna Angka 5
Merayakan pencapaian usia 5 tahun hanya diperuntukkan untuk anak laki-laki. Usia ini ditandai sebagai titik awal seorang anak menuju kedewasaan. Sebelum perayaan, mereka akan menggunakan kimono saja sebagai pakaian. Sedangkan pada hari H, hakama mulai dipakai.
Sedangkan untuk anak laki-laki yang berasal dari keluarga samurai biasanya mengenakan haori sebagai luaran hakama. Haori adalah pakaian menyerupai jaket panjang tebal dan lazim dipakai oleh para Samurai.
3. Makna Angka 7
Kebalikan dari umur 5 tahun, hanya anak perempuan saja yang merayakan pencapaian usia 7 tahun. Di usia ini, obi mulai dipakai yang gunanya untuk mengikat kimono. Sedangkan sebelum umur ini, anak perempuan tidak memakai obi melainkan tali biasa saja untuk mengikat kimono supaya tidak lepas.
Usia ini juga biasanya disebut dengan obitoki-no-gi yang jika diartikan berarti menemukan obi. Bagi anak perempuan, mencapai usia 7 tahun berarti mereka siap menjadi wanita dewasa. Upacara di kuil akan menjadi bagian perjalanan hidup mereka.
4. Kimono dan Haori Khas
Pada hari H perayaan, orang tua di Jepang mendandani anak mereka dengan kimono serta haori yang khas. Terutama untuk anak perempuan, mereka bakal tampil dalam balutan kimono berwarna cerah seperti merah, ungu, kuning, dan juga dipenuhi motif-motif bunga. Setelah upacara ini, mereka tak lagi hanya mengenakan tali sederhana melainkan boleh memakai obi.
Sedangkan untuk anak laki-laki, haori mereka juga berwarna terang seperti biru, abu-abu cerah, serta putih. Haori ini juga dilengkapi dengan gambar pemandangan, hewan, serta motif-motif unik. Anak laki-laki dianggap dewasa sehingga sudah boleh mengubah cara berpakaian mereka.
5. Chitose-Ame, Permen Seribu Tahun
Merupakan makanan yang wajib dan selalu ada di perayaan ini. Diberikan sebagai hadiah bagi anak-anak yang berhasil melalui tahapan penting dalam kehidupan mereka yaitu usia 3,5,dan 7 tahun. Setidaknya setiap anak bakal mendapat permen ini dua kali dalam hidupnya.
Dijuluki permen seribu tahun karena memang inilah arti harafiah dari chitoseame. Populer sejak jaman Edo dimana kedai-kedai permen ada di sepanjang jalanan serta halaman kuil. Permen ini berbentuk pipa panjang berwarna merah muda dan putih. Pada festival anak, inilah makanan khasnya tak tidak pernah luput.
Nah itulah pembahasan soal Shichi Go San, perayaan yang melambangkan rasa syukur atas pencapaian usia anak-anak di Jepang. Ini juga digunakan untuk memperingati tahapan penting perjalanan hidup anak menuju kedewasaan. Ditandai dengan perubahan pakaian yang mereka kenakan, aksesorisnya tidak lagi sesederhana ketika mereka masih kecil.