Dari dulu sampai sekarang Doraemon Movie tetap konsisten menghadirkan cerita menarik untuk anak-anak. Meski jalan ceritanya hanya berpusat pada kehidupan sekumpulan anak sekolah dan robot kucing. Tetapi, film kartun ini juga kerap kali ditonton oleh kaum dewasa. Agar lebih mengerti tentang film kartun asal Jepang tersebut, berikut informasi untuk disimak.
Daftar Isi
Sejarah
Judul Doraemon Movie sebetulnya berangkat dari sebuah manga karya Fujiko F. Fujio yang populer. Manga ini diluncurkan pada 1 Juni 1969 yang menceritakan siswa SD yang pemalas dan robot kucing. Doraemon merupakan nama panggilan untuk sang robot yang memiliki kemampuan dalam memunculkan benda-benda ajaib dalam sekejap.
Bulan Desember 1969, kisah Doraemon dituangkan dalam 6 judul manga yang terbit pada majalah anak-anak. Karena cerita yang diangkat selalu berbeda tiap part, maka pengarang perlu menulis lebih dari 6 alur untuk diterbitkan bulanan. Cerita Doraemon ini juga diangkat menjadi anime oleh studio Shin-ei Animation dengan sutradara Tsutomu Shibayama.
Penyebutan Dora sebetulnya berasal dari kata 'Nora-Neko' yang mempunyai terjemah 'kucing liar'. Hal ini tentunya terlihat jelas dari desain Doraemon yang hampir menyerupai maneki neko. Sedangkan kata 'Emon' dalam bahasa Jepang menunjuk pada jenis kelamin laki-laki. Dengan demikian, Doraemon bisa diartikan menjadi 'kucing liar jantan' dalam bahasa Indonesia.
Artikel Pilihan
Alur Doraemon Movie
Meski sudah berkali-kali menonton Doraemon Movie terkadang ada sebagian orang yang belum memahami asal bertemunya para tokoh. Terutama pertemuan pertama antara robot kucing dengan Nobita sehingga tinggal dalam satu rumah seperti pada film. Sebelum melangkah pada cerita yang lebih jauh, berikut alur singkat munculnya Doraemon di kehidupan Nobita:
1. Berasal dari Abad ke-22
Bagi penonton yang belum tahu, Doraemon adalah salah satu dari sekian banyak robot kucing yang berasal dari abad 22. Ada sebuah pabrik khusus yang menciptakan dan memasarkan robot ini ke masyarakat. Meski tidak ada cerita yang jelas tentang asal-muasal robot kucing, tetapi film The Birth of Doraemon yang rilis pada 1995 bisa menjadi jawabannya.
2. Akademi Robot
Sebelum bertemu dengan Nobita, Doraemon sempat mengikuti akademi robot terlebih dahulu bersama teman-temannya. Melalui pelatihan ini, Doraemon bertemu dengan robot lain seperti El Matadora, Dora-nicov, Wang Dora, Dora-med III, dan lainnya. Tetapi, insiden sambaran petir membuat Doraemon kehilangan salah satu komponennya.
Alhasil Doraemon dimasukkan ke kelas dua, yang mana mengharuskannya berlatih menjadi robot untuk rumah tangga. Salah satu karakter Doraemon ketika panik yaitu suka mengeluarkan barang-barang ajaib dari kantongnya. Meskipun tidak ada satu pun barang yang dibutuhkan. Kebiasaan ini juga disebabkan oleh insiden yang pernah dialami sebelumnya.
3. Terpilih dalam Lelang Robot
Pertemuan dengan Nobita memang sangatlah tidak disengaja, sebab kala itu Doraemon sudah memasuki tahap kelulusan akademi. Saat dimana semua robot terpilih dalam lelang, tidak ada satu pun yang memilih Doraemon. Tanpa sengaja seorang bayi bernama Sewashi yang merupakan cicit Nobita memencet tombol lelang. Hingga akhirnya Doraemon mulai diadopsi.
Ketakutan Doraemon pada tikus disebabkan karena sebuah tragedi dimana telinga robot kucing ini digigit hingga harus dihilangkan. Karena kesedihan tersebut, Doraemon menangis tanpa henti. Sampai pada suatu ketika warna tubuh Doraemon berubah menjadi biru tanpa telinga seperti perwujudan Doraemon yang dikenal saat ini.
4. Pergi ke Abad 20
Alasan utama perginya Doraemon ke abad 20 yaitu kehidupan Sewashi yang jatuh miskin pada abad 22. Hal tersebut disebabkan oleh kesalahan Nobita yang seringkali ceroboh dalam mengerjakan sesuatu. Oleh sebab itu, Sewashi mengirimkan Doraemon pada Nobita dengan tujuan dapat membantu memudahkan kehidupan di abad 20. Melalui mesin waktu, Doraemon berhasil masuk ke meja belajar Nobita.
Meski pada awalnya sempat kebingungan, akhirnya Nobita bisa berteman akrab dengan Doraemon. Bahkan sudah banyak benda-benda ajaib yang digunakan Doraemon untuk membantu menyelesaikan masalah Nobita. Apabila dijumlahkan, keseluruhan alat-alat Doraemon ada sebanyak 4.500 benda. Peralatan ini bisa diambil dari kantung utama maupun kantung cadangan.
Nilai dari Doraemon Movie yang Bisa Dipetik
Nonton Doraemon Movie bukan hanya dapat dilakukan karena mencari hiburan saja. Melainkan film kartun ini menyimpan nilai-nilai yang bisa dipetik dan dipelajari. Sehingga, tontonan yang tayangkan sangat baik untuk anak dalam belajar hal-hal baik untuk diterapkan di kehidupan nyata. Berikut nilai-nilai yang dapat ditemukan pada film Doraemon:
1. Budaya Jepang
Karena berasal dari Jepang, banyak tayangan dalam Doraemon Movie yang menggambarkan budaya Jepang. Misalnya seperti makan menggunakan sumpit, bentuk rumahnya yang khas, adanya kue dorayaki, dan sebagainya. Selain itu, film Doraemon juga menggambarkan kebiasaan orang Jepang yang selalu menghormati orang lain dengan cara memberikan salam bila bertemu.
2. Persahabatan
Sebagaimana yang diceritakan dalam Doraemon Movie, film ini senantiasa dihiasi dengan kisah persahabatan yang murni. Hal itu terlihat dari Doraemon yang senantiasa menjadi teman terbaik untuk Nobita. Membantunya saat Nobita membutuhkan pertolongan, memarahi saat Nobita berbuat salah, dan lainnya. Doraemon juga kerap menjadi motivator untuk Nobita agar terus berusaha.
3. Pantang Menyerah
Seperti pada alur film kartun ini, Nobita memang kerap memperoleh kesialan baik dalam bidang pendidikan maupun masalah persahabatan. Meski Doraemon mempunyai cara pintas untuk mengeluarkan alat-alat ajaib, tetapi Nobita juga perlu berusaha dengan caranya sendiri. Saat Doraemon tidak menuruti keinginan Nobita, disinilah semangat bekerja keras mulai muncul.
4. Memiliki Mimpi yang Besar
Adanya kantong yang memunculkan benda-benda ajaib tentunya akan mengasah imajinasi dari para penontonnya. Meski sebetulnya tidak masuk akal, tetapi berkat hal tersebut membuat film semakin menarik. Hal inilah yang diinginkan penulis, supaya penonton bisa memiliki mimpi yang besar. Sebagaimana Doraemon dan kawan-kawannya yang terus berpetualang dalam meraih mimpi.
5. Tidak Boleh Memusuhi Teman
Film kartun Doraemon juga mengajarkan pada anak-anak untuk tidak memusuhi teman, sebab hal ini justru dapat merugikan diri sendiri. Seperti Suneo dan Giant yang seringkali menjahili Nobita. Pada akhirnya keduanya selalu mendapat kesialan yang diakibatkan oleh perilaku tidak baik kepada teman. Sehingga, anak-anak bisa memahami bahwa memusuhi teman bukanlah perbuatan yang patut dicontoh.
6. Meraih Cinta Sejati
Ada sosok Shizuka sebagai gadis cantik yang sangat diidam-idamkan tokoh lain, termasuk Nobita. Bukan hanya cantik, Shizuka juga dikenal karena sopan, penurut pada orang tua, dan pintar. Hal tersebut tentu berlawanan dengan karakter Nobita. Meski demikian, Nobita tidak putus asa mengejar cinta sejati dan tetap berusaha untuk memperoleh perhatian dari Shizuka.
Ending Doraemon Movie
Terdapat banyak rancangan yang pernah diusulkan sebagai ending dari film kartun Doraemon. Namun, saat Fujiko meninggal di tahun 1996 membuat tidak ada satu rancangan pun yang dipublikasikan. Akhirnya para penggemar mulai membuat karangan fiksi mengenai akhir dari film ini. Dalam sebuah perjalanan waktu, digambarkan Nobita akhirnya menikah dengan Shizuka dan hidup bahagia.
Itulah kisah Doraemon Movie yang bisa dijadikan sebagai hiburan sekaligus menambah informasi pembaca. Karena visualisasi yang baik dan alur yang seru membuat film kartun Doraemon sangat sayang untuk dilewatkan. Bahkan penonton tidak akan cepat merasa bosan meski sudah menyaksikan episode yang sama berkali-kali di rumah.