Traveling ke Jepang tak akan terasa lengkap jika tidak mampir ke salah satu lokasi kuil di sana. Di kuil-kuil Jepang, para pengunjung akan menemui sebuah tali khusus yang bentuknya sangat unik. Tali ini dikenal dengan nama shimenawa dan bukan sekadar tali biasa. Mari berkenalan dengan jenis tali sakral yang sangat populer di kalangan masyarakat Jepang berikut ini.
Daftar Isi
Apa Itu Shimenawa?
Masyarakat Jepang memang memiliki kepercayaan kuat mengenai makhluk-makhluk sakral seperti dewa. Di sana juga muncul keyakinan kuat mengenai dua dunia. Tali sakral ini ternyata digunakan oleh masyarakat Jepang sebagai pembatas dari dua dunia tersebut. Tali ini merupakan perbatasan antara area suci dan area duniawi yang dilihat manusia secara nyata.
Nama shimenawa itu sendiri berasal dari dua kata yaitu shime (shimeru) yang berarti memiliki atau menduduki. Sementara itu nawa merupakan kata yang biasa digunakan untuk menyebut aktivitas menandai kepemilikan di sebuah wilayah. Jadi dari arti katanya saja sudah bisa dipahami bahwa tali ini berfungsi sebagai tanda kepemilikan atau tanda batas wilayah.
Tali sakral ini biasanya dipasang mengelilingi kuil Shinto. Selain itu pengurus kuil juga biasanya akan memasang tali di beberapa benda yang dinilai sakral. Misalnya saja di pohon dan batu besar. Selain itu tali ini juga biasa ditemui di tempat-tempat tertentu selain kuil, misalnya saja di area air terjun.
Apa yang dilihat oleh masyarakat Jepang dari tali sakral ini? Tali ini menjadi sebuah pertanda bahwa ada batasan dua tempat di wilayah tersebut. Ketika dipasang di sebuah area, tali ini bisa diartikan sebagai tanda bahwa bagian tersebut merupakan area yang suci. Artinya tidak sembarangan orang bisa masuk ke area tersebut apalagi melakukan hal-hal yang tidak terpuji di sana.
Artikel Pilihan
Apa Itu Shimekazari?
Membahas tentang shimenawa pasti tak bisa lepas dari shimekazari. Masyarakat Jepang pun mengenal dua benda ini memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Jadi jika memang ingin mengenal lebih dalam tentang tali istimewa ini maka harus berkenalan juga dengan shimekazari.
Shimekazari merupakan sebuah hiasan yang terbuat dari tali sakral tadi. Biasanya hiasan ini akan dipasang di rumah-rumah masyarakat Jepang selama momen perayaan tahun baru. Seperti diketahui bahwa Jepang memang sangat menghargai momen-momen tertentu dan seringkali membuat perayaan untuk menandai momen tersebut.
Di saat tahun baru, warga Jepang akan memasang shimekazari di atas pintu gerbang atau pintu rumah. Hiasan ini akan ditemui dengan mudah di titik masuk atau keluar sebuah bangunan. Tujuannya adalah sebagai penanda atau pembatas agar arwah jahat tidak masuk ke area rumah atau bangunan tersebut. Diharapkan hanya hal-hal baik saja yang akan masuk ke sana membawa anugerah di tahun baru.
Ada hal menarik yang perlu diketahui tentang shimekazari ini. Ternyata waktu pemasangan hiasan ini tak bisa dipilih secara sembarangan. Shimekazari biasanya akan dipasang pada tanggal 26-28 Desember. Sementara itu sangat tidak disarankan untuk memasang hiasan ini pada tanggal 31 Desember karena hanya akan membawa pengaruh buruk. Untuk melepasnya juga dibutuhkan hari baik yaitu antara tanggal 7-15 Januari.
Aturan Pemasangan Shimenawa
Sesuai dengan makna dan fungsinya yang begitu sakral, tak heran jika tali shimenawa ini harus dipasang dengan cara yang benar. Aturan pemasangan ini harus dipatuhi oleh masyarakat Jepang sehingga makna suci dari tali tersebut bisa melekat kuat dan tidak hilang. Berikut adalah aturan pemasangan dari tali sakral khas Jepang ini:
1. Ukuran
Di beberapa lokasi kuil, mungkin akan sering dijumpai tali sakral ini dalam ukuran yang cukup besar. Bahkan sangat besar sampai harus dikaitkan dengan tali lain agar tidak jatuh. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ukuran tali ini semakin bervariasi. Besar kecilnya tali akan sangat berpengaruh pada jumlah yang dipilin.
Pada dasarnya tali sakral ini terbuat dari beberapa tali kecil yang dipilin menjadi satu. Tentunya jumlah tali kecil tersebut akan berpengaruh pada ukuran shimenawa. Semakin banyak tali kecil yang dipilin maka akan semakin besar ukuran yang didapatkan. Sementara itu mengenai jumlah tali yang dipilin tidak ada aturan pasti.
Sebagian warga Jepang menganggap bahwa semakin besar ukuran tali ini maka akan semakin kuat untuk menghalau pengaruh jahat. Artinya, semakin besar talinya berarti upaya untuk membatasi dua dunia akan semakin baik. Namun sebagian warga Jepang tidak percaya akan hal ini dan merasa bahwa seberapapun ukuran tali yang dipakai akan tetap mampu menjadi pembatas yang baik antara dua dunia.
Berkaitan dengan ukuran tali tersebut, perlu diketahui bahwa tali ini punya bagian ujung dan pangkal. Bagian pangkal berukuran lebih besar dan biasanya akan dipasang di sebelah kanan. Sebaliknya, bagian ujung akan semakin kecil dan dipasang di sebelah kiri.
2. Bahan Tali
Jenis tali apa yang digunakan untuk membuat pembatas dua dunia ini? Tali yang digunakan umumnya terbuat dari jerami. Jerami ini akan dipilih menjadi tali-tali kecil kemudian disatukan lagi membentuk tali besar yang akan dipasang sebagai pembatas dua dunia. Ternyata jerami ini juga memberikan makna khusus bagi pembatas tersebut.
Digunakannya jerami menunjukkan bahwa tali ini memiliki kaitan erat dengan tradisi bercocok tanam di Jepang. Terutama bercocok tanam padi karena masyarakat Jepang sebagian besar menanam padi. Ini bisa menjadi bentuk rasa syukur dan harapan agar hasil panen di masa depan terus melimpah.
3. Lokasi Pemasangan
Sebelumnya telah disebutkan beberapa tempat pemasangan shimenawa ini. Biasanya tali ini akan dipasang mengelilingi lokasi kuil Shinto. Selain itu bisa juga dipasang di tempat-tempat sakral lainnya sebagai pembatas agar tidak dimasuki secara sembarangan. Pembatas ini juga biasanya akan dipasang di rumah-rumah.
Masyarakat Jepang umumnya akan memasang tali pembatas ini di altar keluarga. Altar ini digunakan untuk meletakkan beberapa peralatan berdoa atau sembahyang. Selain itu banyak juga orang Jepang yang memilih untuk memasang tali pembatas ini di area depan rumahnya.
Tentang Shimenawa Modern
Seiring dengan perkembangan zaman, tali pembatas yang sakral ini juga mengalami perubahan. Sekarang warga Jepang biasanya membuat tali tersebut dengan ukuran yang bervariasi. Selain itu biasanya tali ini juga dipasang bersama hiasan-hiasan lain yang memiliki makna sakral menurut kepercayaan orang Jepang.
Setiap wilayah punya cara masing-masing dalam membuat tali sakral ini. Perbedaan inilah yang membuat variasi bentuk tali tersebut semakin beragam. Ada yang menyatukannya dengan cara dikepang atau dipilin. Lalu biasanya akan ada beberapa hiasan seperti kartu ucapan, tulisan-tulisan khusus, dan lain sebagainya. Hiasannya semakin beragam, apalagi jika tali ini dipasang di momen khusus seperti perayaan tahun baru.
Itulah tadi informasi singkat mengenai tali sakral dua dunia shimenawa. Tali ini sudah lama digunakan oleh warga Jepang untuk membatasi dunia suci dan dunia nyata. Keberadaan tali ini dianggap sebagai penjaga yang akan menghalangi energi negatif atau energi jahat masuk ke area yang dianggap aman seperti kuil dan rumah.